webnovel

Siapa Milikmu?

Editor: Wave Literature

Sambil memandang sikap Huo Weiwu, Awalnya, Gu Gaoting menyadari bahwa gadis ini sedang terluka secara mental. Dalam hatinya ia jadi merasa sedikit kasihan. Gu Gaoting tidak menyangka jika Huo Weiwu dan Wei Yankang telah berpacaran selama tujuh tahun, namun yang pasti kesucian Huo Weiwu masih tetap utuh.

Gerakan yang ia berikan terasa sangat lembut, ciumannya juga menenangkan. Tapi, siapa itu Gu Gaoting?

Bila diingat, kekuasaan yang dimilikinya amatlah tinggi, bahkan karena tingginya dapat menutup langit dengan satu tangan. Kekuasaan sebesar itu, tentu dapat membuatnya memberikan perintah apapun untuk membuat orang sengsara.

Dengan fakta ini, tentu harusnya sulit bagi Gu Gaoting bisa menahan pacarnya itu meneriaki nama orang lain. Laki-laki ini pasti punya sikap yang bengis...

"Aduh." Teriak Huo Weiwu sambil memegangi lengan Gu Gaoting. Dari matanya terlihat tatapan yang tajam.

"Rasa sakit ini memberimu ingatan tentang siapa lelakimu yang sekarang." Ujar Gu Gaoting dengan kasar. Keringatnya bercucuran dari dahi melewati wajahnya yang tegas, lalu jatuh ke otot-otot dadanya yang kuat.

Bercinta, perasaan, kegilaan, dan pikiran yang liar.

Melalui gerakan itu, Gu Gaoting memberitahu Huo Weiwu bahwa ia adalah raja yang berkuasa.

  ****

Setelah kejadian semalam, cahaya pagi hari pun tiba, Hou Weiwu terbangun dan merasa tubuhnya terasa nyeri. Ia pun berjalan menuju cermin untuk melihat bayangnya sendiri. Dalam cermin itu tampak mata indahnya yang masih terkulai ke bawah. Ia pun heran dan bertanya pada dirinya sendiri, 'Apakah kemarin ia bertemu dengan sesuatu yang membuatnya buruk rupa seperti ini?'

Anehnya dalam suasana yang kurang baik ini, ia melihat bekas kecupan cinta yang sangat tebal, bahkan bekas kecupan itu terlihat jelas di pahanya.

Namun Huo Weiwu tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Hal yang dianggapnya bermasalah adalah fakta bahwa ia terlalu banyak minum di klub malam itu. Banyaknya jumlah minuman yang diminumnya, ia sampai tidak ingat sosok lelaki yang membawanya kemari itu. Bisa saja lelaki itu mengambil keuntungan saat dirinya dalam keadaan tidak sadar!

Ia pun langsung ingat dengan peringatan dari Gu Gaoting, pria itu pernah memperingatkan Huo Weiwu jika ia mengkhianatinya sebelum menikah, ia akan mendapatkan balasan yang lebih kejam.

Mengenai hal itu, Huo Weiwu justru bukan mengkhawatirkan dirinya jika harus dicelakai oleh Gu Gaoting yang sangat kuat. Ia justru takut jika masalah yang diterimanya itu juga membahayakan Kakak Tertuanya.

Huo Weiwu merasa gemetar saat teringat wajah Gu Gaoting yang tidak berperasaan seperti setan. Pemikirannya yang seperti itu membuat dirinya tidak tenang. Dengan cepat ia pergi ke apotek untuk membeli obat penenang.

Saat melewati meja di ruang kamar, Ia mengetahui jika tidak ada apa-apa di meja itu. Artinya, pria yang tadi malam mengantarnya bisa jadi tidak mengenakan pengaman.

Pikiran Huo Weiwu jadi semakin gelisah, 'Apakah ia tidak takut Huo Weiwu memiliki suatu penyakit? Atau malah ia sendiri yang sakit, jadi ia menyerah melakukan perawatan?'

Semakin memikirkan hal itu malah membuat gadis ini ingin menangis.

Demi keamanan dirinya, ia segera bergegas pergi ke ginekologi untuk melakukan pemerikasaan. Ia segera menemui perawat dan berharap pada Tuhan agar tidak terjadi hal apapun pada tubuhnya. 

  *****

Huo Weiwu sampai di ruangan dokter dengan wajah gelisah. Sesampainya di ruang tunggu pasien, seorang bidan yang berumur paruh baya segera melirik Huo Weiwu, kemudian ia mengambil kartu pendaftaran pasien dan bertanya, "Berapa umurmu?"

"Dua puluh lima." Jawab Huo Weiwu sambil memindahkan jemarinya ke atas paha. Wajahnya tersipu dan mencoba menjelaskan dengan tenang, "Kemarin malam, aku tanpa sadar melakukan hubungan intim dengan seorang pria. Aku kemari memeriksakan diri untuk melihat apakah aku terjangkit penyakit setelah melakukan hal itu?"

Bidan itu melirik Huo Weiwu, ia mengernyitkan dahi, "Naiklah ke tempat tidur." ujarnya dengan serius.

Huo Weiwu naik ke tempat tidur pasien. Ia melihat sang bidan memakai sarung tangan yang steril, lalu mengambil spekulum vagina yang terbungkus kemasan baru sekaligus mengambil penyeka kapas.

"Kemarin malam kalian melakukan hubungan berapa kali?"

Huo Weiwu mengangkat alisnya. Tentu saja ia tidak bisa mengingat hal itu. Namun ia menyadari jika sekali penetrasi pun itu tidak akan cukup. Menurut perkiraannya bisa terjadi beberapa kali, sehingga terjadi hingga diluar batas. Semakin khawatir terhadap dirinya, ia membenci kejadian yang semalam terjadi padanya.

Sang bidan melihat Huo Weiwu masih tenggelam dalam pikirannya, "Anak muda, jagalah tubuhmu dengan baik. Janganlah kau merusaknya hanya karena untuk bersenang-senang. Peradangan itu berbahaya. Aku akan memberimu obat anti peradangan dulu. Gunakan itu setiap hari. Kalau sudah tidak meradang, jangan digunakan lagi. Isi formulir ini dan ambil hasilnya minggu depan di meja resepsionis."

"Baik. Terimakasih dokter." Huo Weiwu mengambil formulir tersebut dan mengisinya. Bidan pun memanggil pasien selanjutnya.

"Dokter, aku ingin tambal selaput." Ujar seorang gadis yang baru masuk itu.

Mendengar hal itu, Huo Weiwu seraya mendapat ide cemerlang. Ia pun tersenyum dan kembali menghampiri dokter, "Dokter, aku juga menginginkan itu. Tiga hari setelah ditambal, pasti tidak akan kelihatan, kan?"

"Tunggu sebentar, Anda baru saja melakukannya, kenapa anda terburu-buru ingin tambal selaput? Minimal penyembuhan setelah operasi adalah satu minggu." Dokter mengatakan hal tersebut sambil mengerutkan alisnya.

"Oh, semingggu. Baiklah, daripada tidak sama sekali. Pada akhirnya, aku akan melakukannya juga." Huo Weiwu dengan entengnya memutuskan hal itu.

Setelah membuat janji untuk pertemuan berikutnya dengan dokter di sore ini, ia pun keluar dari ruangan dokter. Aneh, sekilas ia melihat seseorang yang tampak luar biasa.