Di atas ranjang yang sempit itu, Gu Gaoting masih berusaha menyerang bibir Huo Weiwu. Sebaliknya, gadis ini ingin menolak, namun tidak bisa. Seketika tangan panas Gu Gaoting memegang pinggang Huo Weiwu untuk mengontrol tubuh gadis ini dengan telapak tangannya.
Lidahnya masuk semakin dalam ke belakang lidah Huo Weiwu.
Huo Weiwu menggunakan kekuatannya untuk menghisap, barulah membuat lidah Gu Gaoting keluar. Gu Gaoting malah mengambil kesempatan itu untuk berbalik menghisap lidah merah Huo Weiwu masuk ke mulutnya dan membuat suasana tersebut semakin bergairah, setidaknya bagi Gu Gaoting.
Seperti pusaran air, membuat Huo Weiwu tidak bisa mundur. Hidung Huo Weiwu langsung dipenuhi dengan keringat.
Gu Gaoting terlalu kuat, jiwanya dipenuhi oleh keganasan. Ia bagaikan raja yang memiliki hak tertinggi. Sesampainya pada gairah yang memuncak, ia memancarkan pesona lelakinya. Huo Weiwu tiba-tiba teringat dengan sosok besar dalam sejarah, Gaius Julius Caesar.
Gaius Julius Caesar adalah seorang bangsawan yang juga seorang komandan militer yang luar biasa. Ia menggunakan kekuatannya untuk menjadi raja di kerajaan Roma. Tubuhnya yang kuat, menjadikannya pemimpin yang sangat berkuasa. Selain itu, banyak sekali wanita yang ingin menjadi kekasihnya.
Gu Gaoting terasa seperti Gaius Julius Caesar. Bahkan saat ini Gu Gaoting menekan Huo Weiwu hingga tak bisa berontak.
"Kakiku sakit." Rintih Huo Weiwu. Sayangnya lukanya masih belum sembuh dan merubah suasana yang panas ini.
Gu Gaoting menunduk memandang Huo Weiwu "Sungguh?"
"Hmmm." Huo Weiwu mengiyakan. Bolehkah dia bilang bibirnya sakit?
"Lain kali tidak usah baca buku yang seperti itu. Kalau mau membacanya, tunggu aku datang, paham?" Pinta Gu Gaoting dengan suara yang berat.
"Aku tidak terbiasa baca buku. Buku ini pemberian temanku." Ujar Huo Weiwu tak meyakinkan.
Gu Gaoting jadi mengerutkan alisnya, "Teman pria atau wanita?"
"Seorang biksu wanita." Jawab Huo Weiwu.
"Jangan sering berhubungan dengan orang-orang seperti itu." Pinta Gu Gaoting sambil pergi ke arah kamar mandi.
Saat Huo Weiwu melihat pria itu ke kamar mandi, ia langsung memasukkan buku dan CD pemberian Yan Zi ke dalam laci dan menguncinya.
Tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk. Huo Weiwu langsung turun dari ranjang untuk membukakan pintu.
"Ini baju ganti Tuan Gu." Ucap Bibi Long penuh perhatian.
Huo Weiwu melirik sekilas Gu Gaoting. Kapan dia membawa baju ganti? Gu Gaoting tidak akan tinggal di apartemen Huo Weiwu, kan? 'Kuil' kecilnya ini tidak bisa menampung Gu Gaoting yang besar itu.
Bibi Long meletakkan baju ganti Gu Gaoting di tangan Huo Weiwu, lalu pergi. Huo Weiwu mengerutkan alis. Sejujurnya, Huo Weiwu belum pernah melihat tubuh Gu Gaoting. Tanpa mengetuk pintu kamar mandi, Huo Weiwu langsung masuk, "Bajumu!"
Saat ini, air menetes ke tubuh kekar Gu Gaoting. Huo Weiwu melihat tubuh yang sangat mencolok itu. Tubuh itu seperti tubuh seorang militer yang kuat, gagah berani, dan penuh kekuatan.
Huo Weiwu mengulaikan matanya dan bergegas keluar dari kamar mandi. Huo Weiwu pun membayangkan, suatu saat nanti ia akan 'menggunakan' tubuh Gu Gaoting itu. Ia pikir itu akan menakutkan.
Seketika terdengar suara pintu terbuka. Perhatian Huo Weiwu berpaling kembali ke kamar mandi. Ternyata Gu Gaoting telah keluar dan mengenakan baju hangat berwarna krem.
Rambutnya masih basah dan tetesan air menetes ke bahunya. Pesona ini memberikan kesan dingin sedingin hujan kabut.
"Untuk apa kau lari? Kau takut aku memakanmu?" Tanya Gu Gaoting dengan tidak senang. Huo Weiwu memberi Gu Gaoting sehelai handuk kering, "Kau menggunakan mata yang mana melihatku lari? Lagipula, pernahkah aku lari darimu?"
"Bagus juga kalau kau sadar." Ujar Gu Gaoting sambil menerima handuk dari Huo Weiwu, lalu mengeringkan rambutnya sendiri dengan pose yang tampan. Setelah mengembalikan handuk itu ke Huo Weiwu, suara beratnya kembali terdengar, "Temani aku tidur."
"Hari ini kau tidak tidur di rumahmu?" Tanya gadis ini sinis.
Gu Gaoting memandangnya dengan dingin dan mendalam beberapa saat, sampai seperti mengeluarkan cahaya dingin. Wajahnya tegang, "Kau menyuruhku pergi?"
"Aku terbiasa tidur sendirian." Balasnya.
Gu Gaoting duduk di ujung ranjang. Ia melihat ke arah bantal, "Sebelum menikah, kebiasaan seperti ini sangat baik bagiku. Namun beda cerita bila setelah menikah, aku tidak suka pisah ranjang denganmu."