Malam yang larut dan semakin dingin. Seusai belajar salat dan mengaji Aba Ta. Barra kembali membaca buku milik Afrin yang dia sendiri belum tahu wajah Afrin. Dia merasa terpikat dengan gadis yang belum dia kenal secara langsung. Barra membaca.
Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (QS Al Kahfi: 29)
Apabila langit terbelah, 2. dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, 3. dan apabila lautan menjadikan meluap, 4. dan ... 5. maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya. 6. Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah.7. Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, 8. dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu. 9. Bukan hanya durhaka saja, bahkan kamu mendustakan hari pembalasan. 10. Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), 11. yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), 12. mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. 13. Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh 14. dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam ِ 15. Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan. 16. Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari neraka itu. 17. Tahukah kamu apakah hari pembalasan itu? 18. Sekali lagi, tahukah kamu apakah hari pembalasan itu? 19. (Yaitu) pada hari (ketika) seseorang sama sekali tidak berdaya (menolong) orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah. QS. Al Infithar.
Jujur book, aku bingung mau menulis apa? Yang sekiranya manfaat ya ... membahas kiamat. Supaya hati ini bergetar kalau hendak melakukan dosa. Ingat hidup hanya sementara."
Barra merasa tertampar oleh tulisan Afrin. Dia membolak-balik kertas dan habislah tulisan Afrin. Dia menghela napas lalu mengamati gambaran tangan dari gadis yang membuatnya penasaran.
"Muahc. Jika ini cinta? Maka inilah cinta positif. Cinta yang membawa kebaikan. Afrin ... aku bukan majnun tapi ... cintaku juga bisa menjadi Qais. Aku terbawa perasaan dan jatuh cinta karena buku mu. Gadis rahasia penuh pesona," katanya sambil memeluk buku itu.
****
"Huah ... pagi-pagi sudah mendung," keluhnya. "Astag ... apa ya? Astagfirullah ... oh. Iya. Seperti itu."
Dia berbicara sendiri dan segera melihat jam.
"Yah. Telat shalat," keluhnya menyesal. Dia pun segera berangkat ke Kampus.
Pemuda berusia dua puluh empat ini mengikuti pelajaran. Selama itu dia tidak sabar ingin segera bertemu dengan Afrin.
Waktu terasa lama jika kita menginginkan hal lain.
****
Akhirnya setelah dua jam materi selesai dia segera keluar dan masuk ke dalam ruangan itu hanya ada Pak Rusdi dan Barra yang merasa canggung dan celingukan.
"Cari siapa?" tanya sang Dosen.
'Ya Allah ... perasaan apa ini? Rasa yang sedang menyiksaku, rasanya aku ingin membuka aibku kepada Pak Rusdi, tapi ....' ujar Barra hati yang tersiksa.
"Barra. Mau belajar apa?" tanya Rusdi. "Silahkan duduk," imbuh Pak Rusdi.
"Banyak hal. Kendalanya satu Pak. Sorry. Ya Allah ... saya ini pecandu minuman, Pak. Apa kira-kira ada penawarnya? Karena saat saya sangat ingin, saya kesulitan untuk dikendalikan. Ada niat berkali-kali. Niat untuk taubat, namun janji ku padaNya hanyalah isapan jempol belaka. Aku mengulanginya lagi, meneguknya lagi sepuasku. Walau aku sadar aku akan berada dikobaran api yang panasnya luar biasa, yang siksanya tiada tara, yang kepedihannya teramat sungguh menyakitkan. Pak ... niat saya kemari ingin belajar, agar manjadi sosok orang yang pantas dipanggil manusia. Manusia yang berahlakul karimah. Saya ingin mengendalikan diri dan tidak tergoda lagi walau minuman di depan mata. Selama ini saya meremehkan sesuatu. Jujur saja, saat mendengar ayat Alquran atau hadist, yang menerangkan tentang MagfirohNya, ampunanNya, saya semakin mengentengkan. Belum tersentuh Pak. Maaf Pak seperti ini contohnya, ah ... minum lagi ... nanti taubat lagi, Allah kan Maha pengampun, ya Allah ...."
Barra tertunduk dengan suara pecah. "Ya Allah, untungnya saya tidak mati saat itu, andai saya mati ditempat maksiat itu tutuplah MagfirohNya ... Astagfirullah ... Ya Allah terima kasih Engkau masih memberikan napas dan kesempatan. Pak apa kiranya bacaan yang dapat saya amalkan? Tapi ... saya belajar Abata saja belum lancar," penjelasan dari lupuk hatinya dengan berkata jujur. Dia menyesali kelakuannya hingga air matanya berderai.
"Sekarang niatnya taubat beneran atau masih akan mengulangi? Atau ... tidak tau akan mengulangi atau tidak?" Pertanyaan Dosen itu sedikit rumit.
"Hekm, tekatnya saya tidak akan mengulangi lagi Pak, saya sudah merasa malu, saya malu kepada Allah SWT dan ke Afrin. Ups, tidak Pak, Allah sudah memberi banyak ampunan namun saya tidak punya etika. Saya benar sangat malu. Ya Allah ...." jawab Barra merunduk.
"Sering-sering baca ta'awud. Masa ta'wud nggak bisa?" tanya Pak Rusdi.
"Aaaa." Barra menggaruk kepalanya.
"Au'dubillahiminasyaitonirrojim ... kala tergoda lagi, ingat itu hanya bujukan setan. Apa kamu pernah dengar, ada sebuah kisah di dalam kitab Tadzkirul Awliya karya Fariduddin Ath-Thar disebutkan. Saya akan mencupliknya, suatu hari Bisyr dalam keadaan mabuk. Langkahnya sampai terhuyung. Namun tiba-tiba ia temukan secarik kertas bertuliskan: Bismillah Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kemudian Bisyr membeli minyak mawar untuk memerciki kertas tersebut. Dari sinilah tonggak perubahan Bisyr. Apa yang dilakukan ternyata membuat seorang soleh atau Alim pergi menemuinya. Singkat cerita Ia mengatakan bahwa ia bermimpi diperintahkan Allah untuk menemui Bisyir untuk menyampaikan sesuatu ungkapan yang harus disampaikan kepada Bisyr. Ungkapan tersebut adalah, Engkau telah mengharumkan namaKu, maka Aku pun telah mengharumkan dirimu. Engkau telah memuliakan namaKu, maka Aku pun telah memuliakan dirimu. Engkau telah mensucikan namaKu, maka Aku pun telah mensucikan dirimu. Demi kebesaranKu, niscaya Ku harumkan namamu, baik di dunia maupun di akhirat nanti. Pada awalnya orang Alim tersebut tidak percaya. Namun mimpi itu datang berulang-ulang. Akhirnya bertemulah dengan Bisyr yang sedang berpesta. Apa yang disampaikan oleh orang soleh itu, sontak membuat Bisyr tercenung. Kepada kawan-kawannya ia kemudian pamit, dan berkata, Sahabat aku telah dipanggil Allah oleh karena itu aku harus meninggalkan tempat ini. Kalian nanti tidak akan melihatku seperti ini lagi. Lihatlah sesuatu yang tidak pernah terduga rencana Allah itu sangat magic, selagi ada iman dan takut akanNya. Pasti Allah akan menerima taubat hamba. Apa kamu tertarik dengan Afrin?" Pertanyaan itu membuat Barra terpaku dan bengong.
Bersambung.