webnovel

Cinta Serumit Rumus (Four love)...

"Aku tidak egois? Jika mencintai mu adalah sebuah kesalahan maka melepaskanmu adalah kebenaran" _Kirana Winata_ "Sahabat atau cinta? Sahabat lebih berharga dari cinta yang hanya memberi sejuta luka.." _Melisa Putri_ "Biar luka menyertai ku,setidaknya aku tau apa balasan mencintai mu..." _Revan Wijaya_ "Mengagumi mu dalam diam adalah cara mencintaimu yang paling dalam.. Entah kau akan kumiliki,atau hanya akan menjadi sebuah mimpi..." _Afian Herlando_

Nurfadila_alfhun07 · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
116 Chs

Chapter 87

🔥🔥💔

Afian berjalan cepat menyusuri koridor kampus.

Langkahnya terhenti tepat didepan ruangan Kirana.

Kedua matanya sibuk mencari keberadaan Revan didalam ruangan itu.

"Eh... Afian,kamu ada perlu apa pagi pagi kesini?"tanya Melisa yang saat itu bingung melihat afian mengamati seisi ruangannya.

Afian menatap tajam Melisa,dan segera meninggalkan ruangan itu tanpa berkata sedikit pun.

Melisa pun semakin merasa bingung dengan tingkah afian,dan memilih untuk pergi mengikuti nya.

***

Afian terus berjalan kearah kantin,perpus,dan ruangan lainnya untuk mencari keberadaan Revan.

"Eh..loe liat Revan gak?"Tanya afian pada seorang pemuda yang ia ketahui adalah teman seruangan Kirana.

"Owh..Revan tadi ke halaman belakang kampus bang..."Sahut pemuda itu.

"Thank's infonya!"sahut afian dan mempercepat langkahnya menuju halaman belakang kampus.

Setiba disana ia menghela napas berat dan menatap Nyalang Revan yang kini sedang mendengarkan musik dibawah pohon menggunakan earphone nya.

"Sebenernya apa mau loe!!"bentak afian sambil berkacak pinggang didepan Revan.

Revan membuka perlahan matanya,dan sedikit terusik dengan kehadiran afian.

Ia pun membuka earphone nya dan sedikit mendongak keatas.

Melihat respon Revan yang lama,afian segera menarik kerah Kemeja Revan dan membuatnya segera berdiri.

"Loe punya masalah apa sih sama gue!"pekik Revan sambil menghempaskan tangan afian dari Kerah bajunya.

"Gue gak pernah punya masalah sama loe..tapi karena loe udah coba coba nyakitin Kirana...berarti loe juga buat masalah sama gue!"jelas afian dengan tatapan tajamnya.

Revan menunjukkan senyum smirk nya dan menatap remeh afian.

"Emang gue nyakitin Kirana gimana... bukannya loe liat sendiri...kalau sekarang..bukan gue..tapi loe yang udah nyakitin dia!!"tegas Revan.

"Anjink!!!"Teriak afian dan segera memberi Bogeman mentah pada Revan.

Bugh...

Revan tersungkur kebawah sambil memegangi sudut bibirnya yang terkoyak.

Ia pun kembali berdiri dan menatap sinis afian.

"Kenapa loe marah... bukannya yang gue bilang itu bener!"tambah Revan.

"Gue gak pernah nyakitin Kirana...itu semua karena kesalah pahaman dan amnesianya..dan loe...loe udah manfaatin semuanya!!"tegas afian sambil menunjuk kasar kearah Revan.

Cuihhh...

Revan meludahkan sedikit air liurnya yang terkena darah.

Dan kembali menatap sinis afian yang kini sedang berusaha menahan gejolak amarah dalam dirinya.

"Gue dulu memang pernah nyakitin dia...tapi sekarang...gue pengen memperbaiki semuanya..."jelas Revan.

Afian tersenyum sinis dan kembali mendekat kearah Revan.

"Kalau loe pengen memperbaiki semuanya...Gak begini caranya...Karena kalau Kirana sadar dan ingat semuanya..dia pasti bakalan kecewa berat!"seru afian.

"Gue tau...gue pernah nyakitin dia...tapi apa salahnya gue mencoba untuk memperbaiki semuanya...gue gak pengen manfaatin amnesia dia...gue cuma ngerasa..kalau Tuhan ngasih kesempatan kedua buat gue!"tekan Revan.

Afian menarik kembali kerah kemeja Revan dan menatap Nyalang dirinya.

"Kalau loe merasa diberi kesempatan kedua .. harusnya loe gak ngulangin kesalahan yang sama ! ,Karena loe gak pernah tau.. kesulitan apa aja yang uda dia laluin selama ini!"pekik afian.

"Gue emang gak sebaik loe dalam menjaga Kirana...tapi apa gue salah...buat coba untuk menjaga Kirana..."Ucap revan santai.

"Kalau loe coba jaga dia...loe gak bakalan bilang ke dia kalau dia amnesia!!!"pekik afian dan mendorong Revan hingga tersungkur kembali.

"Revannn!!!!"

Afian menoleh kearah Kirana,yang berlari kearah Revan dan segera membantu pemuda itu untuk berdiri.

Rasanya afian sangat muak melihat Revan mendrama saat didekat Kirana.

"Loe gak papa kan?"tanya Kirana cemas sambil memperhatikan sudut bibir Revan yang lebam.

Revan hanya menggeleng dan tersenyum manis kearah Kirana.

Kirana pun memejamkan matanya kuat dan segera berjalan mendekati afian dengan emosi yang menggebu.

"Gue gak tau Loe punya masalah apa sama dia,dan Gue juga gak tau hal apa aja yang udah gue lupain karena amnesia...Tapi yang saat ini gue tau...Cuma Revan yang bisa gue percaya!"seru Kirana.

"Tapi Ra...dia gak pantes buat kamu percaya..."bantah afian merasa kecewa dengan perkataan Kirana barusan.

"Terus siapa yang harus gue percaya...Abang gue yang paling gue percaya dan udah bohongin gue...atau loe yang terus terusan berusaha buat ngebuktiin sesuatu... tapi bahkan loe sendiri bingung buat ngejelasin nya!!!"pekik Kirana.

Afian menundukkan pandangan nya sambil memejamkan kedua matanya.

Rasanya ada beribu rasa sakit yang kini menghujam hatinya.

"Intinya gue mohon...loe gak usah capek capek ngurusin hidup gue,karena gue bisa nentuin mana yang terbaik buat diri gue sendiri!!"Tambah Kirana.

Rasanya afian sudah tidak sanggup lagi untuk berjuang sendirian,namun malah selalu diabaikan.

Ia sudah benar benar menyerah untuk berjuang mendapatkan cinta Kirana,yang tidak pernah sedikitpun ada untuknya.

"Loe bener Ra...gue emang gak pernah bisa buat kasih alasan sama loe,Karena gue gak butuh semua itu untuk menjaga loe... sorry...kalau selama ini gue selalu jadi duri di jalan hidup loe,Gue janji setelah ini...Gue gak bakalan campurin urusan loe lagi...."Ucap afian dengan senyum tipis dan segera beranjak pergi meninggalkan Kirana yang masih mematung.

Setelah afian pergi,Kirana merasa dadanya sedikit sesak dan air matanya ingin mengalir keluar.

Tapi Kirana juga tidak mengerti apa yang sedang terjadi dan apa yang harus ia lakukan.

Ia merasa bahwa dirinya sudah melakukan kesalahan,tapi ia juga tidak tau kesalahan apa yang telah ia perbuat.

🔥🔥💔