webnovel

Cinta Serumit Rumus (Four love)...

"Aku tidak egois? Jika mencintai mu adalah sebuah kesalahan maka melepaskanmu adalah kebenaran" _Kirana Winata_ "Sahabat atau cinta? Sahabat lebih berharga dari cinta yang hanya memberi sejuta luka.." _Melisa Putri_ "Biar luka menyertai ku,setidaknya aku tau apa balasan mencintai mu..." _Revan Wijaya_ "Mengagumi mu dalam diam adalah cara mencintaimu yang paling dalam.. Entah kau akan kumiliki,atau hanya akan menjadi sebuah mimpi..." _Afian Herlando_

Nurfadila_alfhun07 · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
116 Chs

Chapter 7

"Ntah mengapa,aku merasa jantung ku tidak bekerja dengan baik saat kita saling menatap tanpa berkedip"🍁

#KIRANA WINATA

💞🤏🏻💞

.....

Jam menunjukkan pukul 9:38 wib pagi.Saat itu kirana berada diperpustakaan ,ia sibuk mencari buku novel baru untuk dibaca.

Ia benar benar merasa bosan akhir akhir ini,melisa jarang meluangkan waktu bersamanya,ia sibuk dengan tugas tugas kampus dan sibuk bepergian dengan revan.

"Nah tuh dia bukunya,siapa sih yang letak disana ,Harus cari tangga nih!"kirana melirik kesana kemari berharap menemukan sebuah tangga,namun hasilnya nihil tangga yang biasa digunakan untuk mengambil buku di rak paling atas tidak ada.

Dengan nekat kirana memanjat rak buku yang cukup tinggi dan berusaha menggapai buku yang diinginkan nya.

"Uuuuhhh...dikit lagi..uhhh!!"seru kirana.

Saat itu pula revan memasuki perpustakaan untuk mencari buku ekonomi .

Ia melihat kirana yang sedang kesusahan menggapai buku idamannya.

Revan geleng geleng melihat tingkah kirana,baginya tingkah kirana memang aneh aneh,lihat saja apa yang dilakukannya sekarang.

Tanpa sengaja revan melirik kearah rak paling atas dan melihat beberapa tumpukan buku yang bergoyang dan sedikit lagi jatuh menimpah kirana.

"Kirana awas!!"teriak revan.

Kirana kaget dan melompat tiba tiba dari rak,karena rak yang bergoyang akibat kirana melompat,buku yang berada dirak atas tadi pun jatuh kearah nya semua.

"Aaaaa!!!!"teriak kirana sambil menutup matanya dan melindungi wajahnya.

Bughh...

Namun kirana tidak merasakan ada buku apapun yang menimpanya sejak tadi.

Dan apa ini?,kirana merasa ada seseorang yang memeluknya dan melindungi nya dari tumpahan buku buku itu.

Kirana segera membuka matanya dan bertatapan dengan revan yang saat ini sedang mendekapnya sambil memejamkan matanya.

Deg..deg..deg..

Ntah perasaan apa ini,kirana merasa saat ini jantungnya berpacu lebih cepat.

Ia terus menatap wajah revan yang ada dihadapannya.

Revan membuka mata dan melirik keatas ,setelah memastikan tidak ada buku yang akan jatuh lagi,ia segera melepas pelukannya dan memegang pundaknya yang sakit tertimpah buku.

"Ehh...loe gak apa apa kan?"cemas kirana.

Revan menatap bingung kirana,mengapa gadis ini jadi khawatir padanya.Bukankah ia selalu cetus jika berhadapan dengannya?

"Lain kali loe hati hati,kalau semua buku jatuh dan nimpah loe,bisa bonyok tuh kepala!"cetus revan.

Kirana mencebikkan bibirnya kesal,ia pun berjongkok dan mengambil buku buku yang berjatuhan tadi dan meletaknya asal diatas meja.

Revan berjalan keluar perpustakaan sambil memegangi pundaknya.

Namun tiba tiba kirana menarik tangannya menuju ruang UKS.

"Ehh..loe mau narik gue kemana,loe mau nyulik gue ya!"cetus revan.

"Bawel banget sih lu!"balas kirana.

Kirana terus menarik tangan revan menuju UKS,setiba disana revan didudukkan diatas brankar UKS.

Sementara kirana mencari obat urut didalam lemari P3K.

"Nih..obatin tuh pundak loe,kalau gak diobatin besok loe bungkuk bungkuk deh kayak kakek cangkul!"seru kirana.

Revan memandang kesal kirana dan mengambil obat itu dari tangan kirana.

Kirana duduk dihadapan revan,perlahan revan meletakkan obatnya dan segera membuka kemejanya.

Melihat pergerakan Revan,Kirana berteriak histeris karena menyadari bahwa revan akan membuka bajunya dihadapannya.

"Aaa!!"

Revan spontan merapatkan duduknya dengan kirana dan membungkam mulut kirana dengan tangannya.

Kirana terdiam dan menatap revan yang kini membungkam mulutnya dengan khawatir.

Dan apa itu,kancing kemeja revan sudah terbuka 3,kemeja yang terbuka itu menampakkan dada bidang revan dibalik kaosnya yang berwarna putih polos.

Deg..deg..deg..

Jantungnya kembali berpacu cepat,revan melepaskan bungkamannya dan lagi lagi merasa bingung dengan sikap kirana yang tidak melawan maupun berucap ketus.

"Loe berisik banget sih,nanti dikira orang orang gue mau---!"revan memotong ucapannya dan kembali duduk menjauh dari nya.

"Loe mau apa?"tanya kirana penasaran dengan ucapan revan yang terpotong.

Revan menatap kirana kemudian menggeleng.

Ia membuka tutup botol obat urut yang diberikan kirana tadi,dan berusaha mengoleskannya ke pundak nya.

"Sakit banget ya?,sorry ya,gara gara gue ,loe jadi sakit begini!"jelas kirana.

Revan kembali heran dengan sikap kirana.

"Nih cewek abis kepentok apa ya jidatnya?,berubah gini sikapnya"batin revan.

"Ya gak apa apa,lain kali loe jangan aneh aneh lagi,kalau gak ada gue tadi,loe bisa amnesia ketimpah tuh buku buku!"cetus revan.

Kirana mengangguk dan merasa bersalah atas kecerobohannya barusan.

Kirana melirik revan yang kesusahan mengurut pundaknya.

"Loe mau gue bantu?"tanya kirana.

Revan kaget dan melirik kirana,ia mengerti apa yang dimaksud kirana dengan mau dibantu,namun ia ragu apakah gadis sombong ini bisa melakukannya?

"Emang loe bisa?"tanya revan ragu.

Kirana duduk mendekati revan dan meraih obat urut tersebut dari tangan nya dan berniat mengoleskannya pada pundak revan.

"Tunggu ..tunggu...loe gak bakalan matahin pundak gue kan?"terka revan.

"Segitu nya amat loe nuduh gue!"kesal kirana dan memukul pundak revan yang luka.

"Aaaaa!!!"

Kirana baru sadar ia memukul bagian yang salah,ia bingung harus bagaimana.

"Sorry gue lupa,sini gue obatin!"seru kirana.

"Udah deh gak usah,yang ada loe matahin tulang gue!"seru revan kesakitan.

"Gue janji deh enggak!"seru kirana.

Revan menatap wajah khawatir kirana,revan melihat pancaran kejujuran dimata kirana.

"Yaudah,awas ya loe matahin tulang gue!"ketus revan.

"Iya bawel!"ketus kirana dan mengambil obat urut itu kembali dan mengoleskannya perlahan kepundak revan.

Kirana merasa gugup saat jari jarinya menyentuh pundak revan yang putih dan tegap.

Ia juga bisa melihat otot lengan revan yang kekar.

Kirana mengurut pundak revan secara perlahan, sementara revan sedikit kaget karena gadis sombong dan ketus seperti Kirana  bisa mengurut juga.

Ntah kenapa ia merasa nyaman saat kirana menyentuh dan  pundaknya dan memijatnya perlahan.

"Rasa nyaman apa ini,rasanya aku seperti berada didekat ibuku!"batin revan.

Kirana terus mengurut pundak revan secara perlahan dan teratur.

Sementara revan hanya diam sambil menikmati kenyamanan yang sedang ia rasakan saat ini.

💞🤏🏻💞