Wajah Jiang Mianmian yang menjadi merah kembali putih, dia benar-benar tidak bisa membayangkan kalau panglima perang yang dingin dan bermartabat di luar sana dapat menjadi bajingan setiap saat. Dapur belakang itu sedikit terbuka, dia tidak akrab dengan pelayan di vila itu. Jika sampai dia dipukul oleh seseorang, dia akan benar-benar malu. Tangan kecil nan lembutnya kemudian mendorong dada Zhan Muqian. "Paman, apa bisa kamu tidak seperti ini? Aku sudah tidak tahan denganmu. Apakah kamu menyendiri terlalu lama dan menjadikanmu rakus melakukan 'itu' layaknya orang yang sedang lapar dan haus? Aku masih muda. Bisakah kamu berhenti memperlakukanku seperti ini…" Tuturnya.
Zhan Muqian melepaskan tangan dan menyatukan jari-jarinya. Senyumnya membuat Jiang Mianmian gemetaran luar biasa. Meskipun wajahnya tanpa ekspresi, tetapi nada suaranya lembut dan menggoda, "Apa benar kamu masih muda? Mianmian jangan lupa, yang memulai ini adalah kamu. Apakah kamu lupa apa yang telah kamu lakukan kepadaku? Apa kamu ingin aku membantumu untuk mengingat?"
Saat ini Jiang Mianmian sangat malu hingga rasanya ingin berkelahi dengan dirinya sendiri melawan Zhan Muqian, apalagi dia masih petarung yang hebat, dia yakin pasti bisa memiting kepalanya, namun tentu saja itu tidak baik untuknya. Kalau dia melawannya, dia pasti bisa mati jika melakukannya.
Jiang Mianmian mencoba melawan dengan lembut, tapi lututnya terjepit oleh Zhan Muqian tidak peduli apapun yang telah dia lakukan. Saat ini dia sangat malu, lalu berkata dengan memelas. "Aku… aku salah, Paman Zhan, salah. Aku sudah hidup selama hampir 18 tahun dan baru kali ini aku melakukan kesalahan yang paling fatal dan kesalahan yang paling keterlaluan adalah seharusnya aku tidak boleh memulai untuk menggodamu. Aku pasti sudah gila pada saat itu. Maafkan aku, jika aku lupa bahwa aku adalah penjahatnya. Tolong jangan menggangguku lagi, aku benar-benar masih muda. Aku tidak ingin menjadi istri atau gadis gratis untukmu. Aku, aku masih anak-anak…"
Bukan hanya tidak ingin berhubungan intim dengannya, Jiang Mianmian juga ingin Zhan Muqian mengetahui bahwa dia sebenarnya takut menikah, baik dari aspek psikologis maupun aspek lainnya.
Apa itu pernikahan? Baginya pernikahan adalah produk dari studi tentang menyiksa wanita. Jika bukan karena menikahi ayahnya, ibunya akan selalu menjadi Nona Qianjin. Ibunya tidak akan pernah tertekan oleh pengkhianatan dan empati ayahnya, belum lagi gangguan dan hinaan yang berulang kali dilakukan oleh orang ketiga, yakni ibu tirinya yang membuat ibunya depresi, hancur dan akhirnya melompat bunuh diri. Jika seorang gadis tidak menikah, dia dapat hidup dengan mudah.
Saat Jiang Mianmian sibuk dengan pikirannya, tangan Zhan Muqian menekan pinggangnya dan tiba-tiba beralih ke dagunya. Beberapa saat kemudian, mata gadis itun melebar ketakutan saat dia membungkuk untuk mencium dan membuka paksa mulutnya dengan lidahnya. Gadis kecil yang dibelenggu di lengannya itu baru saja makan roti panggang dengan krim di atasnya, mulutnya jadi berminyak dan penuh dengan rasa manis. Dia sebenarnya tidak suka makanan manis, tapi kini dia mengulum sesuatu yang manis itu.
Satu menit kemudian.
Jiang Mianmian menjatuhkan diri di bahu Zhan Muqian dengan napas yang tersengal. Zhan Muqian pasti membenciku! Batinnya. Pria itu melepaskan ciuman karena napasnya hampir habis, kalau meneruskannya bisa-bisa ciuman itu membunuhnya. Namun ternyata, sang panglima perang yang sempurna itu menunjukkan ekspresi kegembiraan.
Zhan Muqian lalu menepuk punggung Jiang Mianmian dengan tangan besarnya dan mencibir, "Santai saja, belajarlah untuk bernapas…"
"Zhan Muqian, kamu masih tidak memahami ini. Bisa tidak kamu melepaskan gadis kecil berusia 17… 18 tahun!" Kata Jiang Mianmian penuh kemarahan.
"Itu tidak kecil, itu sudah besar."
"..."