webnovel

Menuju Harem

Alena masih menunggu jawaban Nizam ketika pintu dibuka dari luar. Nizam tampak masih duduk memutar otak untuk menjawab pertanyaan Alena tentang perayaan kesucian. Ada dua orang pelayan kelas tinggi yang datang. Pakaian yang dikenakan para pelayan menunjukkan tingkatannya. Ada lima tingkatan pelayan. Yang paling tinggi adalah pelayan yang sudah sangat berpengalaman dan merupakan pelayan tingkat utama. Pakaian mereka berwana hijau. mereka adalah pelayan khusus para Raja dan Ratu. Asisten pribadi.

Pelayan tingkat dua adalah pelayan para pangeran dan putri berpakaian warna pink. Pelayan tingkat tiga adalah pelayan umum. Mereka bertugas menyiapkan makanan. Bertanggung jawab pakaian penghuni istana, membersihkan kamar para penghuni istana dan lain-lain. Mereka berpakaian warna merah hati. Dan pelayan tingkat empat adalah pelayan dibagian dapur yang bertugas memasak, mencuci piring dan pakaian,. menjahit pakaian dan lainnya, mereka berpakaian warna hijau tua. Serta pelayan tingkat lima yang paling rendah Mengepel, menyikat kamar mandi, membersihkan kolam mandi dan pekerjaan sejenisnya. Mereka mengenakan pakaian berwarna biru kehitaman.

Nizam seperti mendapatkan penyelamatnya melihat pelayan itu datang. Ia tahu itu adalah pelayan pribadi Ibunya yang khusus menjaga Harem miliknya. Para pelayan itu memberikan hormat pada Nizam dan Alena.

"Yang Mulia Putri Alena, marilah ikut hamba untuk bersiap menuju Harem."

Nizam membetulkan pakaiannya agar perban pada bahunya tidak terlihat. Wajahnya tampak bahagia karena Ia terbebas dari pertanyaan Alena. Alena melirik pada suaminya sambil cemberut. Nizam mengangkat bahunya sambil mengedipkan matanya. Wajah Alena langsung merah saking kesalnya. Tapi Ia tidak berdaya. Alena hanya punya satu pilihan Alena akhirnya mengikuti pelayan itu. Di luar tampak ada Cynthia yang ternyata sedari tadi menunggu Alena di depan pintu.

"Cynthia " Alena berteriak senang melihat Cynthia dan Ia segera mengulurkan tangannya untuk memegang Cynthia. Tapi Cynthia malah memundurkan tubuhnya dan membungkuk memberi hormat.

"Yang Mulia Putri.." Katanya

Alena mendelik menatap Cynthia. Apa-apaan Nih Cynthia.

"Apakah Dia pelayan Anda?" Tanya pelayan yang bernama Sanita pada Alena dengan hormat menggunakan bahasa Inggris.

"No..no. Dia bukan pelayan, Dia adalah tem..." Belum selesai Alena berkata. Cynthia mengambil alih pembicaraan sambil tetap membungkuk hormat.

"Ya..saya adalah pelayan pribadi Putri Alena."

Dua pelayan itu memandang Cynthia. Melihat Cynthia seakan memberikan penilaian. Tapi melihat sikap Cynthia yang penuh tata Krama. agaknya mereka merasa tidak keberatan.

"Baiklah, Cynthia. Karena Kamu akan menjadi pelayan Tuan Putri Alena maka nanti Anda akan mendapatkan pembinaan terlebih dahulu. Apalagi Anda bukan berasal dari negara Kami. Sekarang mari kita antar Tuan Putri Alena menuju Harem untuk bertukar pakaian dan mempersiapkan diri. Pukul 16 tepat kita akan menuju Aula pertemuan di dalam Harem.". Pelayan yang bernama Hatice memberikan penjelasan.

Hatice Berjalan di depan Alena lalu Cynthia berjalan dibelakang Alena sedikit sejajar dengan Sanita. Alena dan Cynthia sedikit canggung. Mereka belum terbiasa dengan tatakrama dan suasana kerajaan. Alena dan Cynthia mengakui bahwa Istana Kerajaan Azura adalah Istana yang sangat megah. Interior didalam istana sangat mengagumkan. Alena dan Cynthia melewati Ruangan-ruangan yang didesain untuk menerima tamu kenegaraan, ruang makan, ruang keluarga, Beberapa aula besar dan lorong-lorong yang Indah penuh dengan lukisan dan foto-foto keluarga kerajaan.

Sambil berjalan Alena dan Cynthia curi-curi pandang menyaksikan keindahan Istana. Bahkan dalam hati Alena berdoa semoga tidak ada hantu dalam bangunan istana yang kuno ini. Tak lama kemudian mereka keluar dari ruangan menuju ke jalan menuju luar istana. menyusuri jalan dalam taman dan menuju Harem dalam Istana Nizam. Sebenarnya jaraknya tidak terlalu jauh untuk ukuran mereka karena Istana yang terdiri dari hampir 423 kamar ini terletak pada lahan seluas 26 hektar. Dimana terdapat 4 Kolam renang, 20 tempat pertemuan. 30 ruangan kantor, 15 ruangan makan yang mewah dan 19 Aula besar untuk perayaan - perayaan pernikahan dan beberapa ruangan olahraga termasuk untuk trek untuk pacuan kuda, lapangan bola dan basket. Ruangan olahraga kecuali pacuan kuda pasti merupakan bangunan baru yang disediakan untuk berolahraga.

Alena lumayan kelelahan ketika memasuki suatu bangunan yang besar. Pintu dua bagian yang penuh dengan ukiran indah. bermotif bunga dan daun. Ada dua orang penjaga yang berada didepan pintu tersebut. Melihat dua orang pelayan tingkat tinggi yang datang yang sangat mereka kenal karena memang merupakan kepala pelayan harem, mereka langsung membuka pintu. Alena dan Cynthia kembali tercengang karena begitu pintu dibuka maka didalamnya ada taman lagi dan didalam ada pintu lagi yang dijaga oleh penjaga laki-laki tapi seperti wanita. Mereka juga mempersilahkan mereka masuk ke dalam. Ada ruangan besar terdiri dari sofa-sofa besar. Ada banyak para gadis yang berada di ruangan itu sedang saling berbincang. Ada begitu banyak bunga di setiap sudut ruangan. Alena dan Cynthia tertegun melihat pemandangan di depan mereka. Para gadis yang cantiknya diluar standar yang pernah mereka lihat menggunakan gaun-gaun indah bagai sedang berparade busana. Hampir semua pakaian ketat memperlihatkan belahan dada dengan lekukan pinggang yang begitu ramping. Ada banyak gadis yang berseragam warna pink berkeliaran melayani para gadis yang bagai bidadari. Ada lebih sepuluh orang gadis yang sedang bercengkrama. Mereka sontak berdiri ketika melihat Sanita dan Hatice berdiri di depan mereka. Para gadis cantik itu juga melihat ada dua orang wanita yang berbeda kebangsaan di depan mereka. Cynthia dengan badan yang tinggi besar dan berwajah bule. Serta seorang gadis mungil yang cantik jelita yang sangat menarik perhatian mereka. Mata bulat jernih yang bersinar langsung membuat mereka langsung tersadar betapa indahnya mata itu. Seakan melihat bintang yang terjerat di dalamnya.

"Berikan salam hormat kalian kepada yang Mulia putri Alena. Istri kedua yang Mulia pangeran Nizam." Hatice bersuara dengan lantang. Para Gadis tersebut langsung bersuara riuh. sebagian langsung berbisik-bisik sebagian lagi langsung berjalan menuju Alena. Masing-masing menggemgamkan jemarinya disimpan di depan perut lalu membungkuk pada Alena. Alena hendak balas membungkuk tapi Sanita langsung meminta Alena untuk tetap tegak.

"Tegakkan badan yang Mulia. Kedudukan mereka berada di bawah mereka. Ulurkan tangan yang Mulia agar mereka dapat menciumnya"

Alena sangat canggung ketika Ia harus menegakkan badannya disaat yang lain menundukkan kepalanya. Ia juga lalu membiarkan tangannya dicium satu persatu oleh para bidadari itu.

"Yang Mulia, mereka semua adalah wanita milik Yang Mulia Pangeran. Mereka ada di bawah kekuasaan yang Mulia. Yang Mulia boleh meminta mereka untuk melakukan apa saja. Mereka memiliki kamar-kamar masing-masing. Dan mereka secara bergiliran nanti akan menemani yang Mulia Pangeran Nizam.

Mata Alena hampir copot keluar mendengar penjelasan Hatice. Mulutnya langsung spontan bergumam dalam bahasa Indonesia. "Dasar Si Nizam setan banget, suami brengsek. Tidak kira-kira punya istri sebanyak ini."

Melihat Alena mengguman dalam bahasa yang tidak dimengerti. Hatice langsung berkata. "Apa yang Mulia hendak mengatakan sesuatu?"

Alena tersentak sambil menggelengkan kepalanya.

"Baiklah, karena sekarang baru pukul 14.00 Silahkan yang Mulia untuk beristirahat dahulu Di kamar ada beberapa pelayan yang akan membantu yang Mulia untuk mempersiapkan diri sekitar pukul 15.00 Atau setelah sholat Ashar. pertemuan untuk perkenalan nanti pukul 16.00 di Aula Harem."

Alena menganggukkan kepalanya dan berjalan mengikuti Hatice. Mereka akhirnya sampai di sebuah pintu Kamar yang sangat indah. Di depan kamar ada kotak ukiran dengan tulisan, ada namanya tertera di atasnya yang menunjukkan bahwa itu adalah kamar miliknya. Begitu pintu dibuka maka ada ruangan mewah yang luas dengan sofa bersulamkan burung merak. Ada ranjang yang begitu besar dan ada tiga lemari kuno yang sangat indah. Dan ada 6 pelayan yang berdiri di samping pintu yang menyambut kedatangan mereka.

Alena dan Cynthia saling berpandangan melihat para pelayan yang mengenakan seragam berwarna pink. Belum apa-apa Alena merasa dia sangat lelah dengan suasana Istana yang bagi dirinya terlalu berlebihan. Mengapa Ia tidak dibiarkan saja hidup berdua dengan Nizam. Mengapa mencintai Nizam begitu rumit.