Para tetua tampak sangat tidak menyetujui tingkah laku Nizam tetapi mereka juga jelas tidak akan bisa mengambil tindakan frontal Mengingat bahwa Nizam masih putra Mahkota dan suami anak-anak Mereka.
Walaupun para tetua tampak sangat geram dengan peristiwa ini, tetapi Nizam tetap melangkah penuh percaya diri menuju ke kursi tempat disediakan. Nizam menarik kursi untuk duduk Alena, lalu Nizam duduk setelah Alena duduk. Lagi - lagi para tetua tampak tidak menyukai tindakan Nizam. Itu adalah budaya Amerika dan bukan budaya Indonesia apalagi Azura.
Di Indonesia para pria jarang melakukan kesopanan yang serupa dengan itu seperti menarik kursi untuk si wanita duduk, membukakan pintu untuk keluar atau masuk bagi wanita, membuatkan sarapan. Apalagi di Azura. Jelas-jelas Nizam adalah putra Mahkota. Ketika Ia berdiri maka semua orang harusnya ikut berdiri sampai kemudian dipersilahkan untuk duduk kembali oleh Nizam. Tetapi ini malah Alena yang duduk duluan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com