Alena baru selesai mandi sore Ia melihat Chyntia sedang mengunyah kue kering khas Azura. Lucu juga melihat Cynthia mengenakan baju kaftan. Kalau saja rambutnya tidak berwarna pirang pasti Ia sudah mirip dengan wanita Arab.
"Alena..apakah besok kita jadi pergi berkeliling kota Amanda?"
"Jadilah..Aku ingin keluar dari Istana. Sudah seminggu muter-muter terus dalam Harem. bolak balik kaya setrikaan, mana Nizam malahan sibuk terus dengan agenda kerajaan nya. " Alena ngomel-ngomel sambil membiarkan rambutnya dikeringkan dan disisiri oleh pelayan.
Tiba-tiba ada Hatice datang. "Putri Alena mohon bersiap. Yang Mulia meminta tuan putri untuk ke ruangannya."
Alena langsung meloncat berdiri. Akhirnya Nizam memanggilnya juga. Baru nikah sudah dipisahkan oleh kesibukan. Sejak malam pertama yang sama sekali ga ada indah-indahnya baru kali ini Ia dipanggil ke ruangan Nizam. Mana ada pengantin baru dipisahkan seperti itu. Cynthia melihat Alena begitu semangat. "Kamu ga takut Alena?"
"Takut apa??"
"sakit lagi?"
Alena langsung manyun. "Dia berjanji tidak akan menyakitiku"
"I hope so, Ayo aku antar. Jadi kalau ada apa-apa Aku akan menendang bokongnya" Kata Cynthia sambil ikut bangkit.
"Ide yang bagus, Kalau ga ada siapa-siapa penjaga Nizam juga lumayan" Kata Alena sambil cekikikan.
"Dasar selera rendah.. Keberuntungan itu kalau ada Pangeran Thalal, Sarjana Psikolog itu baru lumayan "
Alena mengedipkan matanya. "Begitulah kalau sudah di serang panah amor, Pangeran yang mau nikah bulan depan juga masih ditaksir."
"Masih ada waktu sebulan, Tapi Aku sih ga berharap banyak. Cukup mengagumi dari jauh juga udah cukup. Perasaanku tidak sesensitif kalian. Yang selalu jadi budak cinta. Otakku masih waras dan rasional." Cynthia bersungut-sungut. Alena benar-benar ngakak.
Selesai berdandan Ia lalu melangkah keluar diikuti para pelayan. Alena melihat kiri kanan tapi heran kenapa Aula pada sepi. Pada kemana para penghuni Harem. Ternyata mereka sedang pada berendam di kolam air panas. Syukurlah Alena jadi tenang keluar dari Harem tanpa tatapan iri mereka.
Ada dua pelayan dan dua Kasim yang mengikuti Alena dan Cynthia.
"Lama-lama illfeel juga kemana-mana diikuti orang- orang. Aku ingin segera ke Amerika untuk melanjutkan kuliah" Kata Alena.
"Memangnya Kamu diijinkan kuliah lagi? " Kata Cynthia. Alena menghentikan langkahnya.
"Lihat saja nanti kalau sampai Aku dilarang melanjutkan kuliah, Aku akan kabur"
"Alena, kamu ini hidup bagai telur diujung tanduk masih saja mau bertingkah seenaknya."
"Iyalah.. melarang seseorang untuk belajar adalah suatu kebiadaban besar"
"Memang Kamu suka belajar??" Cynthia bertanya menohok. Alena langsung morang-maring.
"Ya..ya Aku akui aku malas belajar. Indeks prestasi pas-pasan. Tahunya cuma berdandan dan belanja sama nyalon. tapi ingat Aku tetap lulus setiap semester. Kalaupun ada yang diremedial cuma beberapa lah"
"Mulai sekarang kamu harus rajin belajar karena kamu kan calon ratu."
"Ratu itukan tergantung dari siapa yang melahirkan anak laki-laki duluan. Kalau si ular betina itu yang melahirkan duluan berarti dia yang jadi ratu"
"Alena, Apa kamu pikir kalau Nizammu itu sudah tidur dengan si ular?" Cynthia tiba-tiba bertanya.
"Ya iyalah... bukankah si ular itu istri pertama Nizam, Lha masa belum pernah ditiduri. Huuuh gemes aku, panas jadinya. " Alena jadi makin morang-maring. Ia belum tahu kalau Nizam belum pernah meniduri istri pertamanya. Cynthia terdiam karena Ia punya pemikiran lain.
Tak berapa lama mereka sudah sampai di depan ruangan Nizam. Tampak di beranda ada beberapa pelayan yang sedang merawat taman didepan ruangan Nizam. Ali dan Fuad sedang asyik main catur. Mereka langsung berdiri melihat Alena dan memberi hormat. Penjaga pintu langsung membuka pintu untuk Alena.
"Cynthia apa kamu mau ikut masuk?" Tanya Alena.
Cynthia membelalakkan matanya. "Kau ingin aku menonton film blue maksudnya?"
Alena merah padam. "Bukankah tadi kau mau menendang bokongnya Nizam kalau Ia menyakiti ku." Alena tertawa karena Ia menggoda Cynthia
"Sudah sana masuk..jangan ngoceh sembarangan," Cynthia lalu duduk ditempat Ali dan Fuad bermain catur.
"Kalian berdua sedang bermain catur??" tanya Cynthia sambil melihat papan catur.
"Ya.." Fuad menjawab.
"Kalau begitu sambil menunggu Alena, lawan aku!!" Cynthia dengan wajah datar menyusun lagi bidak-bidak catur pada posisi awal.
"Kamu bermain catur??" Tanya Ali sambil duduk di depan Cynthia. Sangat menarik. Di Azura sangat jarang ada wanita menyukai bermain catur.
"Aku ini master bermain catur. Biasa bermain di komputer. Jadi bersiaplah untuk kalah" Kata Cynthia sambil mulai memindahkan bidaknya Untuk memulai permainan.
***
Alena masuk ke dalam kamar Nizam dan melihat Nizam sedang didepan lap topnya. Ia seperti biasa dikelilingi para pelayan. Ia tampak asyik mengetik sesuatu. Jari-jarinya yang panjang dan runcing seakan menari-nari diatas keyboard laptop. Alena tiba-tiba teringat waktu dulu saat ujian mata kuliah pemasaran. Ia duduk disamping Nizam dan melihat jari-jarinya yang sedang menulis jawaban dikertas ujian. Saat itu ia sangat ingin tangan itu menjamahnya. Sekarang hal itu akan terlaksana.
Para pelayan menatap Alena dan Nizam kemudian menyadari kedatangan Alena. Ia langsung tersenyum manis. Alena segera menghampirinya dan mencium tangan Nizam.
Nizam menggemgam tangan Alena yang tadi mencium tangannya.
"Apa cuma tangannya saja yang dicium? " Nizam menatap sambil mengangkat alisnya. Oh my God.. betapa tampannya pria yang ada didepannya.
"Terus mau apa lagi yang dicium?" Alena mengerling nakal.
Nizam menunjukkan pipinya oleh telunjuk yang kiri. Tubuhnya membungkuk minta di cium. Alena tersenyum Ia langsung mencium pipi Nizam. Tapi Ia terkejut ketika dengan cepat Nizam memeluknya lalu mencium bibir Alena dengan lembut. Tangan kirinya melambai ke arah pelayan. Meminta mereka keluar semua. Maka secara teratur para pelayan keluar dari kamar Nizam.
Nizam menghujamkan bibirnya yang ikal pada bibir Alena yang mungil. Lidahnya terjulur mulai membelit lidah Alena. Tubuh Alena mengejang. Mereka bercumbu dengan lembut dan mesra. Tidak puas-puasnya Nizam menghisap lidah Alena. Ludah Alena yang manis segera berpindah tempat ke mulut Nizam. Alena memejamkan matanya menikmati ciuman suaminya. Setelah beberapa saat Nizam lalu melepaskan ciumannya. Alena mengusap bibirnya yang basah oleh punggung tangannya. Ia memekik ketika Nizam membopong tubuh mungil Alena membawanya ke atas ranjang.
Tubuh Alena tampak kaku dan sedikit ketakutan ketika Nizam duduk disamping tubuhnya dengan wajah menatap Alena. Nizam mulai membuka pakaian Alena satu persatu hingga yang tinggal adalah lingerie seksi bewarna merah. Nizam mengerling nakal melihat pakaian Alena. "Siapa yang memakaikan pakaian ini" Katanya sambil mengelus-ngelus Renda yang tepat menutupi buah dadanya. Begitu halus dan lembut.
Alena menjawab " Pelayan.. kenapa? Bajunya norak?
Nizam menggelengkan kepalanya. "Kamu terlihat sangat seksi.." Katanya sambil melorotkan tali lingerie dari bahunya Alena. Lalu menariknya ke bawah hingga dada Alena terlihat melompat keluar. "Betapa cantiknya" Kata Nizam sambil menyentuh lalu meremasnya dengan lembut. Oh jari-jari tangan yang runcing itu bagai sudah terlatih mempermainkan dadanya. Alena mengerang tiada henti. Dan Alena terkesiap ketika Nizam menundukkan wajahnya ke arah dadanya lalu dalam sekejap bagian atas dadanya sudah berada didalam mulut Nizam.
Alena terbeliak ketika Nizam mencium lalu menghisap puting dadanya yang berwarna coklat. ketika dada itu semakin mengeras. Nizam meluncurkan tangannya menyusuri perut ramping Alena dan.."Akh...Alena lagi-lagi memekik. Perasaannya sudah tidak karuan ketika jari tangan Nizam yang runcing itu tiba-tiba memasukinya. "Nizam..." Alena memanggil.
Nizam tidak menjawab karena mulutnya penuh oleh buah dada istrinya.