Ketika pintu ruang observasi terbuka maka yang pertama terlonjak adalah Arani dan bukannya Kakaknya atau Nizam. Arani bahkan tanpa sadar langsung memburu Dokter yang baru menangani Jonathan.
"Syukurlah dia sudah siuman. Sukar dipercaya dengan luka separah itu, Tuan Jonathan bisa bertahan." Dokter itu menggelengkan kepalanya. Arani langsung menjabat tangan dokter itu. Nizam sampai mengerutkan keningnya. Arani termasuk orang yang paling enggan bersentuhan dengan pria, tapi kali ini tanpa sadar Ia malah menjabat tangan dokter dan mengucapkan terima kasih.
Nizam berdehem membuat Arani tersadar. Ia segera melepaskan tangan dokter sambil memerah. Ia lalu mundur ke belakang Nizam sambil membungkuk. "Maafkan hamba Yang Mulia."
Nizam hanya menggelengkan kepalanya sambil menghampiri dokter yang menangani Jonathan.
"Eum..Dokter..."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com