webnovel

Cinta sebatas angan

Bella dan putri merupakan anak dari alvino Alexander serta Fara Alexander namun ketika kedua orang tuanya berpisah akhirnya Bella dan putri dirawat oleh neneknya yang bernama nenek Salma mereka berdua hidup dalam sebuah kemewahan karena almarhum kakaknya Alexander mempunyai perusahaan yang bergerak di bidang batubara jadi tidak perlu diragukan lagi kekayaannya. Namun ternyata itu semua tidak membuat bella dan putri selalu senang terkadang mereka itu berfikir kalau mereka juga membutuhkan sosok kedua orang tuanya seperti halnya teman-teman mereka, namun mereka juga sadar kalau itu semua sudah menjadi takdir Allah mereka pun hanya bisa menerima. namun lambat laut jika Bella semakin lama semakin sedikit nakal dikarenakan mungkin dia terlalu merindukan sosok kedua orang tuanya selain itu juga Dia hidup bersama neneknya itu terlalu disiplin dan banyak aturannya sehingga membuat bela pun terkadang merasa tertekan karena dia itu tipe orang yang tidak suka diatur dan ditekan. hingga suatu hari dia bertemu dengan sosok laki-laki yang bernama Alvaro argantara seorang pria yang pintar disiplin dan tegas awalnya sih dia biasa aja makan sedikit kesal karena sikap Faro namun sampai akhirnya dia pun menjadi luluh dan suka sama varo Tapi siapa sangka ternyata kakak satu-satunya itu juga menaruh rasa terhadap pengaruh bela pun menjadi bingung di sisi lain dia sangat menyayangi baru namun dia juga sangat menyayangi kakaknya dan tidak ingin membuat kakaknya sedih akankah bela merelakan varo dengan kakaknya itu atau sebaliknya kakaknya yang merelakan varo untuk adiknya?

Pinky_01 · วัยรุ่น
Not enough ratings
267 Chs

bab 27

Sesuatu yang terluka akan sulit untuk sembuh seperti semula kalaupun bisa pasti tidak 100% apa lagi hati kalau sudah dibuat kecewa pasti akan sulit untuk bisa percaya.

***

Kak putri pun masih berusaha untuk mengejar perginya Bella yang mungkin dia sedang menghindari dirinya, tapi walaupun begitu kak putri pun tidak akan menyerah begitu saja karena dia gak mau kehilangan adik dia satu-satunya itu.

"Dek tungguin Napa sih! Kenapa kamu malah mengindar dari kakak?" Tanya kak putri sembari memegang tangan bela dengan erat biar dia tidak pergi lagi.

"Apaan sih lepasih gak!" Tegas bela sembari mencoba melepaskan tangannya dari cekalan tangan kak putri.

"Kakak gak akan lepasin tangan kakak sebelum kamu mau berhenti dan dengerin apa kata kakak," tukas kak putri kepada bela.

"Mau bicara apa lagi sih! Aku rasa gak perlu ada yang diomongin lagi! Jadi tolong lepasin tangan aku karna aku harus pergi sekarang," jelas bela penuh penekaan.

"Ada lah dek, ada yang perlu diselesaikan disini karena kakak gak mau kayak gini terus sama kamu, lagian kenapa sih kamu gak bisa maafin kakak, kakak kan udah minta maaf sama kamu!" Tukas kak putri.

"Apaan sih gak jelas banget jadi orang, aku udah maafin kamu jadi stop jangan kejar-kejar aku kayak gini, aku mau pulang! Minggir Sana," jelas bela.

"Nggak mungkin kalau semisal kamu udah maafin kakak buktinya aja kamu masih menghindar dari Kakak jadi kakak rasa kamu masih belum bisa memaafkan Kakak kan," seru kak putri.

"Aku itu sudah maafin kamu Tapi kalau disuruh untuk seperti biasa masih belum bisa soalnya aku masih sedikit kecewa sama sikap kamu yang seperti itu kemarin," balas bela.

Dia begitu karena memang benar adanya kalau semisal dirinya masih sedikit kecewa dengan perlakuan Kakak serta nenek Nya itu, mana ada sih orang yang kecewa ketika dirinya digambar dan diperintahkan padahal dia sangat menyayangi orang tersebut tuh kalaupun dia salah kan harus nya dia dinasehati bukan malah mendapatkan perlakuan seperti itu meskipun itu tidak sengaja Tapi tetap saja membuat hatinya menjadi kecewa.

"Oke enggak apa-apa kalau semisal kamu belum bisa seperti biasanya sama kakak, Kakak bisa ngertiin kamu tapi kakak mohon sama kamu jangan dingin-dingin sama kakak karena Kakak nggak nyaman jika kamu seperti itu kita bagikan orang yang asing jadinya," tukas kak putri.

"Oke iya, aku cuman butuh waktu aja untuk menyesuaikan semua itu, karena bagi aku itu tidak lah mudah," ujar bela.

Emang sesuatu yang sudah terluka kalau mau disuruh kembali tidak bakalan semudah itu, apalagi hati kalau sudah kecewa susah untuk percaya lagi, mungkin masih bisa untuk diperbaiki namun tidak bisa kalau disuruh kembali seperti dulu. Jadi berhati-hatilah dalam bertindak maupun berucap karena tidak semua bisa dijadikan bahan candaan toh perasaan orang itu beda-beda ada kalanya dia di mood yang bagus dan ada kalanya dia dimood yang buruk.

"Yaudah oke kakak akan beri kamu Waktu untuk mengobati luka kamu itu, karna kakak sendiri pun juga paham akan hal itu Kakak dan nenek kemarin salah tidak seharusnya kita bersikap seperti itu sama kamu dan kami pun juga menyesalinya perbuatan kamu itu," jelas kak putri.

"Sekarang aku mohon sama kamu untuk melepaskan tangan kamu itu dari tangan aku, karena aku mau pergi dan mau pulang," tegas bela berusaha untuk tidak emosi Kepada kakak nya itu karena kalau dia terbawa emosi terus nanti yang ada malah dirinya hilang kendali toh dia kan kalau sedang marah suka khilaf.

"Kamu mau kemana? Bukannya papa meminta kamu untuk ke rumah nenek sekarang ya?" Tukas kak putri kepada bela.

"Iya aku tau itu dan sekarang pun aku mau kesana, kalau bukan papa yang minta aku gak bakalan mau," balas bela.

"Ya udah bareng kakak aja sekalian tuh Kakak juga mau pulang jadinya kita kan tujuannya sama alangkah baiknya kalau kamu bareng sama kakak," tutur kak putri.

"Udah nggak usah aku bisa ke rumah nenek sendiri lagian aku juga nggak mau kalau nanti ada murid yang lihat aku sedang sama kamu nanti mereka malah jadi curiga," ucap bela. Walaupun Sebenarnya dia juga bingung nantinya dia mau pulang ke rumah neneknya menggunakan apa tapi setidaknya dia bisa menghindari kecurigaan murid lain ketika nantinya Mereka melihat dirinya sama kak putri.

"Udah nggak apa-apa lagian kan sekolah juga udah sepi murid-murid juga udah pulang jadinya kamu nggak perlu khawatir kalau semisal ada murid lain yang melihat kita, tuh kalau kamu pulangnya nanti naik ojek ataupun taksi Kakak yakin pasti itu akan lama soalnya kan taksi ataupun ojek juga udah jarang yang lewat di depan sekolah ini," jelas kak putri.

Walaupun akhirnya nampak bingung dan menimang perkataan kakaknya itu di sisi lain ia pun juga nggak ada uang kalau untuk naik taksi ataupun ojek tapi di sisi lain dia pun juga nggak mau kalau penyamaran dia selama ini terbongkar begitu saja.

"Udahlah dek nggak papa kamu bareng sama kakak aja kamu nggak perlu khawatir Kalau nantinya bakal ketahuan kakak bakal jamin akan hal itu, toh mungkin papa juga udah nungguin kita di rumah nenek jadinya kasihan kan kalau kita nggak segera sampai di rumah," seru kak Putri lagi, alhasil mau tak mau bila pun mengiyakan ajakan kakaknya itu untuk pulang bareng ke rumah neneknya.

"Ya udah deh kalau begitu aku tunggu di sini, kakak ambil mobilnya," balas Bella hal itu membuat kak putri sedikit bahagia karena adiknya itu sudah mau pulang ke rumah neneknya bersama dia meskipun hanya karena disuruh papanya tapi setidaknya itu sudah menjadi awal yang baik untuk hubungan dia dan adiknya.

"Oke deh kalau begitu Kamu tungguin di sini jangan kemana-mana sebelum kakak sampai disini, Kakak mau ambil mobil dulu," ujar kak putih setelah itu dia pun mulai berjalan meninggalkan bila sendirian di tempat itu untuk mengambil mobilnya yang terparkir di parkiran sekolah.

"Kalaupun duit aku masih ada aku pun nggak mau kalau harus bareng sama kak putri karena Kalau boleh jujur aku pun juga masih kecewa sama dia entah kenapa kalau melihat dia rasanya masih sakit hati, dia walaupun aku juga udah berusaha untuk tidak mengingatnya tapi mungkin bekas dan kejadian itu masih terngiang yang di pikiranku," ujar Bella itu dia pun memutuskan untuk duduk di bangku yang ada di dekat tempat itu sembari menunggu kakaknya yang mengambil mobil.

Dan tak lama kemudian akhirnya mobil yang dikendarai kak putri pun sudah nampak bila pun lalu segera berdiri dari tempat duduknya dan bergegas menuju mobil kak putri sebelum ada ada orang lain yang melihatnya.

"Udah siap kan dek Sekarang kita jalan ya," ujar kak putri kepada bila dan bila pun hanya menganggukan kepalanya setelah itu kak putri pun melajukan mobilnya menuju ke rumah neneknya.