Setelah saling bersalaman dan bercengkrama, mereka kembali duduk di kursi yang telah disiapkan Bramantio.
"Aku kaget loh, Bu. Saat Reyno bilang Ayah mau ngajak dinner. Kok tumben-tumbennya. Tapi aku langsung mau karena kita sudah lama tidak pernah dinner bersama di luar," ucap Cantika sedaya duduk pada kursinya.
"Oh iya, kok milih tempatnya yang besar begini, Yah. Bukankah kita hanya berempat?" sambung Cantika dengan bertanya. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan merasa heran karena tempatnya tampak luas seperti untuk dinner keluarga besar.
"Iya, Cantika. Ayah sengaja memilih tempat yang luas karena Ayah juga mengundang Sabrina dan suaminya." Bramantio menimpali. Ia begitu santainya menjawab pertanyaan Cantika.
Namun berbeda dengan ayahnya, Cantika nampak terkejut mendengar jawabannya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com