webnovel

Kesempatan kedua

Aku terkejut saat membaca messenger ku, "Apa khabar kamu?", dari seseorang di masa lalu.

" Aku baik, kamu? "

Lalu, dia bertanya, boleh aku meminta nomor whatsapp kamu, dadaku berdegup kencang, dan aku dengan segera menuliskan nomor yang dimaksudnya.

Keesokan harinya, setelah selesai meeting, aku menerima sebuah telepon yang membuat seisi duniaku berhenti sesaat.

Panggilan telepon yg aku maksud adalah telepon dari mantan pacarku dulu.

Lalu, aku mencoba menetralisir perasaanku seolah aku biasa saja menerima telepon tersebut.

"kamu makin cantik aja ya! ", dia berkata seolah pernah melihatku setelah perpisahan kami 12 tahun lalu, dia meninggalkanku yang selama tiga tahun bersamanya, dikarenakan seorang wanita lain yang menurutnya adalah yang terbaik baginya, tidak seperti aku yang terlalu luar biasa untuk dimiliknya.

Aku hanya tertawa mendengar pujiannya, dan berkata, "gimana kerjaan kamu? "

dia menjawab, tidak lebih baik dari level manager sepertimu.

untuk point ini aku terdiam sesaat, flashback akan kejadian masa silam, yg akhirnya memisahkan kami.

Dia tidak pernah tau, tiada lelaki lain setelahnya.

pernikahanku dgn suamiku yang sekarang, dikarenakan desakan orangtua, saat itu umurku sudah memasuki 28.

"Andai kamu tau mas, bagaimana aku saat kamu tinggalkan", hatiku berkata sendiri. dan aku larut dlm fikiranku sendiri, hingga akhirnya aku mengambil keputusan utk mengakhiri percakapan dengannya dengan alasan pekerjaan menungguku, dan dia menyetujuinya.

Aku hanya terdiam di meja kerjaku, sambil flashback ke masa indah 3 tahun bersamanya.

Kita berdua seperti Romeo dan Juliet nya kampus, kemana pergi selalu bareng.

Dimana ada aku Vlo, selalu ada Dev. Dia selalu menemani kemana pun aku pergi meski ke kamar mandi sekalipun, dia akan menemani di depan pintu masuk.

Lalu, aku mendengarkan lagu Daniel Bedingfield "If U'RE NOT THE ONE", tanpa kusadari air mataku meleleh dipipi, dan secepatnya aku hapus, ada perih yang teramat sangat saat aku harus mengingatnya kembali.

Mengingat saat dimana orang yang menurut ku adalah orang yang paling mencintai dan menyayangi aku dengan segenap jiwa dan raganya, menelepon hanya untuk menyampaikan bahwa besok adalah hari pernikahannya.

Tapi, saat itu aku hanya bertanya, "kamu menikah dengan siapa? ", dan aku tidak menangis saat itu, Dev juga tidak menjelaskan dengan siapa dia menikah.

Setelah telepon itu mati, barulah air mataku bercucuran dan aku mencari bantal untuk kupeluk dan menangis sejadi-jadinya, Aku berharap tidak ada seorangpun yang mendengar bahwa aku menangis karena Dev, yang ternyata tidak sebaik perkiraan semua orang.

Saat Dev menikah, sebelumnya aku mengambil cuti kuliah, karena terbentur suatu alasan yang dia tidak pernah tau sampai dengan hari ini. Dia menganggap aku menghindarinya, padahal alasan sebenarnya

Aku memutuskan cuti kuliah, karena pada saat Aku meminta uang kuliah pada Ibuku, dia melemparkan uang itu dimuka ku, aku tau kenapa Ibu melakukannya, karena dia kesal akan kelakuan Bapak yang menikah lagi diam-diam dan memiliki seorang anak laki-laki.

Jenis kelamin seorang anak yg tdk bisa diberikan Ibuku kepadanya, tetapi diberikan oleh wanita lain.

Aku menyadari banyak hal, dan memutuskan mencari kerja saja daripada kuliah, hingga aku memutuskan untuk menagmbil cuti kuliah. Setiap harinya aku melamar banyak pekerjaan ke berbagai mass media, tanpa kenal putus asa, hingga akhirnya aku diterima di sebuah perusahaan Travel dan aku ditempatkan di bagian Ticketing International.

Setiap hari, jadwalku hanya rumah, kantor dan rumah. Aku tidak bertemu dengan banyak orang, hingga setahun setelah Dev menikah, aku memilih untuk diam dirumah, membaca novel dlm bahasa Inggris yang aku sewa di tempat penyewaan murah di dekat rumahku, semua itu, karena pernikahan Dev, sejujurnya menutup segala cinta dan kepercayaanku pada laki-laki manapun di dunia ini, ditambah lagi perasaan yg tidak menyangka bahwa Dev sanggup melakukan itu kepada ku.

Aku menutup diri dan menutup mata hatiku pada laki-laki yang mendekatiku, aku menjadi wanita yang tidak menyenangkan bagi laki-laki manapun yang mendekatiku, hingga satu hari, abang dari sahabatku yg bernama Wandro melamarku ke Ibuku, dan Ibuku mendesak untuk aku menikah dengan Wandro.

Aku beralasan, aku ingin tamat kuliah dulu baru menikah, kesepakatan pun terjadi, bhw aku menikah dengan Wandro setelah aku tamat kuliah.

Aku tidak menyangka dia menyanggupi itu, karena itu artinya dia harus menungguku setahun ke depan, dan karena desakan itu, aku harus kembali lagi ke dunia perkuliahan setelah sebelumnya aku cuti, aku kuliah sembari bekerja.

Tahun berikutnya, aku diterima bekerja di sebuah hotel bintang lima milik asing sebagai Akunting, kemudian aku wisuda, dan beberapa bulan setelahnya aku dilamar, pada saat aku akan dilamar, aku mengetahui bahwa ternyata Wandro sdh dijodohkan sebelumnya dengan wanita kaya raya, suku Minang, dan dalam adat tersebut Wandro lah yg dipinang oleh pihak wanitanya dan diberi mahar yang tinggi.

Tapi hal tersebut, tidak menyurutkan Wandro untuk menikahiku. Secara terbuka Wandro memilih diriku dibanding wanita yang dijodohkan dengannya.

Singkat cerita kami menikah, aku resign dari pekerjaanku. Dua bulan setelah menikah, semua harta dan fasilitas yang diberikan ke Wandro diambil alih oleh keluarganya.

Disinilah deritaku bermula.

Lelaki yang berjabatan sebagai suami, dia lah orang yang meninggalkanku untuk pergi keluar mabuk-mabukan dan kembali lagi ke pangkuan istrinya di saat shubuh.

Kelakuan suamiku, aku baru mengetahuinya lama, di satu malam aku terbangun, aku tidak mendapati suami, lalu aku keluar keruang tamu, dapur dan seluruh tempat dirumah mertuaku, aku tetap tidak menemukannya, dirumah mertua, tidak ada seorangpun yang memberitahuku kemana Wendro pergi, hingga ponakanku bangun, saat itu dia duduk di bangku SMP, Dirga namanya. Dirga memberitahuku kemana suamiku pergi tiap malam dan bersedia menemaniku utk menunjukkan tempatnya malam itu juga.