Gu Zijun sedikit terkejut mendengar suara yang muncul tiba-tiba karena dia merasa benar-benar akrab dengan sebuah kejadian, yang membuatnya seketika kembali mengingat kembali hal itu. Tak hanya dirinya, Tang Linyan dan Tuan Tang pun juga terkejut mendengar suara tidak asing itu.
Saat melihat sang pemilik suara, wajah Tang Linyan tiba-tiba berubah. Terlihat seorang gadis berpakaian pelayan yang datang ke meja mereka, dia pun dengan cepat meraih cangkir berisi teh yang berada di atas meja dan berniat akan melemparkannya kepadanya. Tepat saat dia akan melemparkannya tiba-tiba dia menahan gerakannya dan mengurungkan niat untuk melempar karena tidak ingin merusak citra lembut dirinya di depan Gu Zijun. Jika dia benar-benar melemparkannya, itu akan menghancurkan citra dirinya di hati pria itu.
"Sedang apa kamu disini? Dan kenapa memakai pakaian pelayan?" Tuan Tang yang pertama kali membuka suara. Tentu saja dia berbicara dengan nada yang kasar, suaranya pun sangat keras. Zou Xiaomi memang tidak pernah mendapat sedikit pun kasih sayang darinya, dia menyadari akan statusnya sebagai anak dari hubungan tidak sah.
Saat itu Tuan Tang mengalami malam yang buruk sehingga menggoda seorang penari di klub malam dan mereka bercinta. Ketika penari itu tahu bahwa dirinya hamil, dia mendatangi rumah keluarga Tang pada bulan Oktober, namun keluarga tersebut tidak menerimanya dan tidak membiarkannya masuk. Agar mau menyembunyikan kebenaran, penari itu diberi banyak uang untuk tutup mulut. Nyonya Tang pun turun tangan secara langsung dalam menangani hal ini, dia meminta para pelayan untuk mengasingkan penari itu ke pinggiran kota.
Zou Xiaomi telah mengetahui siapa ayahnya sejak dia masih kecil, namun selama 17 tahun dia hidup dan kini hampir 18 tahun, dia hanya bertemu Tuan Tang yang tak lain adalah ayah kandungnya tidak lebih dari 10 kali. Dia juga kekurangan gizi sejak kecil sehingga membuatnya terlihat jauh lebih kecil daripada gadis-gadis seusianya.
Ekspresi Tuan Tang tentu saja sangat suram ketika melihat anak gadis miskin itu. Jika dia bisa memutar waktu, dia berharap bisa memasukkannya kembali ke perut ibunya.
Ketika masih sangat kecil, Zou Xiaomi sangat senang sekali saat melihat ayahnya dan menganggap bahwa pria itu baik hati. Namun, kenyataannya perilaku ayahnya sangat berbeda jauh dari harapan. Jadi, ketika melihat ayahnya lagi dia menjadi sangat ketakutan. Sekarang ini, bisa dikatakan, dia tidak begitu menganggap Tuan Tang sebagai ayahnya, dia tidak pula membutuhkan pria itu untuk membesarkannya. Hanya ketakutan yang ada dalam dirinya saat melihat ayahnya itu.
"Tentu saja aku disini untuk melakukan sesuatu. Aku mengenakan pakaian pelayan ini agar merasa nyaman dalam beradaptasi," kata Zou Xiaomi dengan nada lembut.
"Kamu… Apa yang akan kamu lakukan?" Tuan Tang bertanya masih dengan nada yang serius. Dia menatap Zou Xiaomi dengan tegas dan berharap bisa menusuknya agar dia mati saat ini juga.
Zou Xiaomi sedikit merinding ketika ayahnya memandangnya. Dia melirik Gu Zijun dan merahasiakan apa yang telah terjadi diantara mereka berdua. Setelah mengumpulkan keberaniannya, dia berkata, "Aku disini untuk menghentikan kencan buta ini. Ayah tidak dapat menikahkan Kak Linyan dengan Menteri Gu."
Zou Xiaomi berpikir bahwa tidak akan ada orang lain yang mendengar percakapan mereka, jadi saat dia memanggil 'ayah' dan 'kakak', dia tidak akan dimarahi. Namun, nyatanya hal itu benar-benar membuat Tuan Tang dan Tang Linyan marah.
Sebelum Tuan Tang berkata apa pun, Tang Linyan mengambil tindakan terlebih dahulu. Dia melemparkan cangkir teh di atas meja, "Dasar bajingan kecil! Siapa kakakmu? Kamu memanggil kakak kepada siapa?"
Keberadaan Zou Xiaomi selalu menjadi noda untuk keluarga Tang. Tuan Tang merasa sangat dipermalukan, begitu pula dengan Tang Linyan, dia juga merasa dipermalukan akan kehadiran dan ucapan adik tirinya itu.
Cangkir teh itu tidak mengenai Zou Xiaomi, bukan karena dia dengan cepat menghindarinya, namun tangan Gu Zijun lah yang menangkap cangkir itu. Matanya berkedip dan melirik ke arah gadis itu, kemudian dia mengaitkan bibirnya. Dia tersenyum bahagia dan bertanya kepada Tuan Tang, "Apakah dia juga putrimu, Tuan Tang?