Nyonya tua melongo melihat Maureen (Weird) duduk santai di hadapannya. Tidak ada polesan apapun di wajahnya selain lipstik berwarna peach dan baju olahraga ketat melekat. Jejak keringat tersisa masih terlihat bikin seksi depan banyak mata pelayan berjenis kelamin pria di rumah mewah ini secara diam-diam mencuri pandang.
"Kamu kembali?"
"Apakah aku tidak harus kembali?"
"Aku pikir kamu..."
"Ada urusan yang harus aku lakukan diluar sebelum pernikahan mendadak ini tercium keluar."
"Oh."
"Aku butuh bantuan darimu."
"Kamu mau melibatkan aku setelah kehebohan dua minggu terakhir?"
"Mengapa tidak?"
Gerah, nyonya tua bergeser duduk di sofa. Maureen (Weird) menghela nafas, "Ayolah nyonya tua. Ini demi masa lalu kita," bisik pelan.
"Kamu-- berani mengungkit?"
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com