Foxi menjual sahamnya, keluar dari perusahaan, dan mulai menghabiskan sebagian besar waktunya di Bandung. Aku harus menemuinya hampir kapan pun Aku mau, dan dia menilai kembali portofolio keuangannya. Dia ingin mengurangi kemewahannya dan mencurahkan sebagian besar kekayaannya untuk mendirikan yayasan. Rencananya adalah mendanai penelitian terhadap kanker ovarium yang merenggut nyawa ibunya begitu dini.
Dan untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Aku memiliki apa yang Aku tahu adalah cinta sejati. Cinta yang mendebarkan. Foxi tahu diriku yang sebenarnya, dan dia masih menginginkan lebih.
Aku tidak tahu bagaimana Aku bisa begitu beruntung.
"Yah, maukah kamu melihat itu!" seorang pria yang lebih tua memanggil saat dia berjalan melewati pintu depan kedai, melihat ke patung besar di tengah ruangan.
"Selamat datang di Rendy's," kataku, melambai padanya.
"Nah, Nak, kamu harus memberitahuku, apakah itu patung seperti yang kupikirkan?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com