webnovel

Cinta Cowok Dingin

Jangan salahkan aku menjadi seperti ini, sebab ini semua karena dirimu yang meninggalkan aku sendiri tanpa penjelasan darimu.

Wulandari_8096 · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
34 Chs

Menjelaskan

Happy Reading

.

.

.

"Sial" kata pria itu dan berjalan pergi.

.

.

.

"Dwi kamu liat apa?" tanya Ega saat Dwi tiba-tiba tidak meresponnya dan melihat kesatu arah.

"Tadi kayak ada yang liatin kita deh kak dari situ" beritahu Dwi sambil menunjuk pohon diseberang jalan.

"Gak ada siapa-siapa kok kamu salah liat kali" jawab Ega sambil melihat-lihat sekitar tempat yang di tunjuk Dwi.

"Mungkin sih, ya udah aku pulang dulu kak takut di cariin" pamit Dwi pada Ega.

"Iya buruan masuk gih udah malam" saut Ega perhatian.

"Kakak mau mampir?" tawar Dwi ramah.

"Gak deh udah malam gak enak lagian kakak juga baru selesai shift jadi agak capek" tolak Ega halus dengan senyum tipisnya.

"Ya udah aku masuk duluan ya, dahh kak" pamit Dwi dan berlalu pergi.

"Dahh" setelah mamastikan Dwi masuk rumah dengan selamat Ega pun berlalu menjalankan mobilnya.

.

.

.

"Dwi kamu darimana aja" tanya Putri ibu Dwi khawatir.

"Maaf mom aku bolos sekolah" jawab Dwi merasa bersalah dan tidak mungkin pula dia bilang yang sebenarnya kepada orang tuanya.

"Ya udah biarin ajalah mommy namanya juga anak remaja pasti mau coba-coba hal baru, biasa itu" sahut Atan yang baru datang dengan segelas kopi di tangannya.

"Ya ampun ini kenapa pipi kamu?" tanya mommy Dwi khawatir sampai mengabaikan omongan suaminya itu.

"Gak papa kok mom cuman kebentur aja soalnya aku gak hati-hati" jawab Dwi mencoba mengelak.

"Terbentur apa ini jelas-jelas bekas tamparan" marah mommy Dwi.

"Tampar siapa yang berani nampar anak Daddy?" tanya Atan terbawa emosi.

"Ta-tampar apa sih mom ini tuh tadi beneran kebentur pohon mungkin itu bekas kena ranting-ranting nya kali" kelak putri.

"Kamu mau bohongin siapa sih Dwi ini mommy kamu lol, kamu kira mommy gak tau kalau kamu bohong suka ngeremas baju kamu sendiri" matilah sudah Dwi tak punya alasan lagi.

"Ya maaf" cicit Dwi pelan.

"Sini duduk, jelaskan cepat" tegas putri.

"Sebenarnya tadi pagi pas aku kabur bolos aku gak sengaja hampir ketabrak dan ternyata yang hampir nabrak aku itu Fian" jelas Dwi yang langsung di potong daddy-nya.

"Fian, Fian mantan kamu itu?" tanya Atan Daddy Dwi.

"Iya dad" jawab Dwi membenarkan.

"lanjutan" intrupsi mommy Dwi serius.

"Ya terus aku pergi dengan dia pas mau pulang ada masalah dikit dan dia terluka jadi di bawa ke rumah sakit, ibu nya ngira itu salah Dwi jadi dia nampar Dwi" jelas Dwi singkat.

"Hah kurang ajar gimana bisa sembarang tampar anak orang, di rumah sakit mana dia Daddy ayo kita kasih dia pelajaran" marah mommy Dwi semakin menggebu-gebu.

"Ayo mi beraninya dia nyakitin anak kesayangan Daddy" jawab Daddy Dwi marah besar.

"Eh eh jangan dong mom,dad aku gak papa kok lagian maklum aja tiba-tiba dia dengar kabar anaknya masuk rumah sakit jadi mungkin tadi cuman panik doang kok" Dwi berusaha menenangkan kedua orang tua nya dia tidak ingin menambah masalah lagi.

"Wi kamu itu ya dari dulu selalu belaiin orang tuanya Fian tapi liat kan dia semakin semena-mena sama kamu karena kamu diam" kesal mommy Dwi.

"Bener banget" kata Daddy Dwi membenarkan ucapan istrinya itu.

"Dad" Dwi memberi peringatan kepada Daddy nya itu agar tidak semakin memanas-manasi mommy nya.

"Apa? Kenapa?" sahut Daddy nya menantang Dwi dan di balas Dwi dengan memutar bola matanya jengah.

"Mom udah ya aku janji kalau keulang lagi aku gak bakal ngalang-ngalangin mommy dengan Daddy lagi, tapi untuk yang sekarang selesai disini aja ya" pinta Dwi dengan muka memelas nya.

"Kamu ini ya Wi" marah mommy yang langsung di potong Dwi.

"Ya ya ya Mom hmm" potong Dwi sambil mengeluarkan jurus andalannya yaitu aigo.

"Ha kamu ini ya udah kami ini yang terakhir ya" sahut mommy Dwi kalah dengan anaknya itu.

"Yes makasih mommy" senang Dwi sambil memeluk mommy nya itu.

"Daddy gak di peluk?" tanya Atan sambil merentangkan kedua tangannya berharap mendapat pelukan dari putrinya.

"Gak Daddy jahat" sahut Dwi sambil menjulurkan lidahnya mengejek Atan.

"Dasar anak durhaka" kesal Atan.

"Dasar Daddy durhaka" ejek Dwi sambil berlindung dibalik mommy nya itu.

"Dasar anak ini sini" geram Atan sambil mengejar Dwi yang malah bersembunyi dibalik mommy nya itu.

"Sudah sudah, Dwi pergi mandi sana" perintah Putri yang setara dengan lord di rumah ini otomatis membuat Dwi dan Atan terdiam.

"Baik ibu suri" sahut Dwi lalu berjalan menjauh dengan patuh.

"Dad mommy kok curiga ya alasan Dwi gak mau pulang selama bertahun-tahun itu jangan-jangan karena keluarga Fian" bisik putri pada atasan saat melihat anaknya sudah mulai menjauh.

"Mom jangan su'uzon deh" Atan memberi peringatan pada istrinya.

"Gak dad coba Daddy pikir deh waktu Dwi memutuskan untuk sekolah di Inggris dengan nenek kakeknya itu pas banget setelah dia pulang dari rumah Fian, terus besoknya Dwi langsung buat keputusan yang gak bisa di tolak untuk sekolah di Inggris dengan alasan mau nemenin nenek kakaknya dan dia selama bertahun-tahun gak mau pulang sampai harus kita ancamkan" terang Putri seperti detektif.

"Iya sih tapi ya udahlah mom yang penting sekarang Dwi udah pulang kan" sahut Atan tidak mau ikut-ikutan berfikir macam-macam seperti istrinya.

"Hais kamu mah gak peduli dengan anak sendiri" marah putri dan langsung pergi menuju kamarnya.

"Eh gak gitu honey" jawab Atan mencoba menjelaskan sambil mengejar istrinya itu.

.

.

.

"Hah segarnya" kata Dwi pada dirinya sendiri setelah keluar dari kamar mandi menggunakan piyamanya dan sambil menggosok-gosok rambutnya yang basah dengan handuk.

"Oh iya lupa lagi tanya ke Daddy tentang kak Ega, tapi udah malam juga besok aja deh" kata Dwi berargumen dengan dirinya sendiri.

"Sekarang waktunya tidurrr" serunya lalu melemparkan dirinya ke atas kasur.

.

.

.

Cit cit cit

Suara burung di luar jendela pada pagi hari tidak dapat mengusik tidur Dwi yang nyenyak.

Tok tok tok

"Non, Non Dwi ayo bangun sudah siang nih nanti terlambat loh sekolahnya" panggil Bik Minah mencoba membangunkan Dwi tapi sepertinya tidak membuahkan hasil terlihat dari Dwi yang tidak merespon itu.

"Saya masuk ya non?" izin Bik Minah lalu membuka pintu kamar Dwi.

"Astaghfirullah, Non non" Bik Minah mencoba membangunkan Dwi dengan menggoyang-goyangkan tangan Dwi sambil memanggilnya.

"Hmm apa bik?" tanya Dwi dengan suara serak khas bangun tidurnya.

"Ayo bangun udah siang, nanti terlambat sekolah loh" jawab Bik Minah sambil membuka gorden jendela agar sinar matahari masuk.

"5 menit lagi ya Bik" pinta Dwi lalu menarik selimutnya untuk menutupi wajahnya dari terkena sinar matahari.

"Aduh gak boleh, non itu mandi aja lama belum lagi dandannya terus harus sarapan juga kan nanti terlambat loh" oceh Bik Minah sambil menyiapkan baju seragam sekolah Dwi.

"Dwiiiii"

Brakkkkk

.

.

.

TBC....