webnovel

Cinta Cowok Dingin

Jangan salahkan aku menjadi seperti ini, sebab ini semua karena dirimu yang meninggalkan aku sendiri tanpa penjelasan darimu.

Wulandari_8096 · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
34 Chs

Bajay baru Briyan

Happy Reading

.

.

.

"Lo gak pakek motor butut lo lagi kan?" tanya sambil berjalan keluar rumah dengan Dwi khawatir.

"Gak lah kan masih di bengkel" jawab Briyan membuat Dwi lega dan diam-diam berharap agar motor Briyan berada di bengkel saja selamanya jadi dia tidak harus menaikinya.

''Jadi lo pakek apa?" tanya Dwi harap-harap cemas.

"Jeng jeng jeng" kata Briyan sambil memperlihatkan kendaraan yang dibawanya.

"Hah" Dwi dibuat kaget hingga mulutnya terbuka saat melihat kendaraan yang dibawa Briyan ternyata bajay.

"Lo gila ya" kesal Dwi tak habis pikir, orang tua Briyan merupakan orang terkaya nomor 3 di Indonesia tapi anaknya membawa bajay.

"Tenang aja ini gue beli baru, jadi gak mungkin mogok" jawab Briyan pede sambil menepuk-nepuk bajaynya.

"Pak Parman Dwi pergi sama Bapak aja" teriak Dwi sambil putar balik ingin masuk ke dalam rumah lagi.

"Eit eit" Briyan menahan tas Dwi dan membawanya masuk ke dalam bajaynya dan Dwi hanya bisa pasrah.

"Awas lo ya kalau sampai mogok" ancam Dwi sambil menutupi mukanya dengan rambut panjangnya.

"Enggak tenang aja" jawab Briyan pede.

Tokkotokkotokkotok

(anggap aja suara bajay ya ❛ ᴗ ❛)

"Lo ngapain nutup-nutup muka?" tanya Briyan sambil berteriak karena suara bajay yang berisik.

"Malu gila" teriak Dwi.

"Hahaha gue mulai jalan ya" Briyan tertawa karena melihat ekspresi Dwi.

"Ngapain lo ketawa-ketawa?" tanya Dwi aneh.

"Lo juga ngapain malu?" tanya balik Briyan.

"Ya elo aja aneh kalo gak malu bawa-bawa bajay yang suaranya berisik kayak gini" omel Dwi kesal.

"Lagian lo ya gak ada habis-habisnya kemarin udah Vespa, butut sekarang bajay, besok apa lagi?" lanjut Dwi heran dengan tingkah Briyan.

"Rencana gue besok sih mau naik odong-odong" jawab Briyan sambil pura-pura berfikir serius.

"Gila lo ya" kata Dwi sambil memukul baju Briyan.

"Aw hahah emang kenapa?" tany Briyan berpura-pura tidak tahu.

"Mending lo gak usah jemput-jemput gue lagi deh" kata Dwi pada akhirnya.

"Jangan dong nanti gue sarapan dimana kalo gak jemput lo" jawab Briyan memelas lalu langsung di gantikan dengan senyum karena melihat Dwi yang memutar bola matanya jengah.

''Lo gak di kasih makan apa di rumah?" tanya Dwi sebal.

"Enggak gue cuman dikasih duit" jawab Briyan jujur.

"Bukannya di rumah lo ada pembantu ya?" tanya Dwi heran.

"Ada sih tapi cuman bersih-bersih doang" jawab Briyan serius.

"Kenapa lo gak minta masakin?" heran Dwi.

"Mubazir aja kalau Bi Iyah (nama pembantu Briyan) masak tapi cuman gue yang makan" terang Briyan.

"Emang nyokap sama bokap lo gak pernah makan dirumah?" tanya Dwi yang terus mengorek-ngorek kehidupan Briyan.

"Mereka mana gak sempat mau makan di rumah" jawab Briyan sambil menup-nutupi rasa sedihnya.

"Kalo lo kesepian datang aja untuk makan di rumah gue" tawar Dwi.

"Bener ya? awas aja lo gue numpang makan ngomel-ngomel" jawab Briyan senang.

"Iya enggak kok" jawab Dwi tak tega setelah mendengar cerita Briyan.

"Oh iya Wi lo kemarin kemana?" tanya Briyan saat mengingat kejadian kemarin.

"Gue ketiduran dibelakang sekolah" jawab Dwi.

"Hah ya bener aja" kaget Briyan.

"Iya emang bener" jawab Dwi menyakinkan Briyan.

"Wkwk dasar kebo bisa tidur dimana aja" ejek Briyan puas.

"Kampret lo" balas Dwi sambil mengepal kepala belakang Briyan membuat bajay menjadi sedikit oleng.

"Eh eh yang bener dong bawanya" protes Dwi.

"Ini salah elo kali main ngeplak-ngeplak gue aja" jawab Briyan tak terima karena disalahkan.

"Stop" teriak Dwi tiba-tiba.

Ckitttttttttt

"Ada apa sih Wi?" tanya Briyan yang otomatis mengerem mendadak bajaynya.

"Gue turun disini aja" kata Dwi yang sudah siap turun dari bajay Briyan.

"Kenapa itu gerbang udah kelihatan kok?" bingung Briyan.

"Karena itu gue jadi gak harus jalan jauh kan" jawab Dwi enteng.

"Oh lo malu ya gue bawa naik bajay" tebak Briyan tepat sasaran.

"Itu lo tau" jawab Dwi yang sudah berada diluar bajay.

"Dahh" lanjutnya dan langsung berlari menuju gerbang sekolah.

"Dasar" dengkus Briyan dan lanjut melajukan bajaynya hingga masuk kedalam gerbang sekolah.

"Wah"

"Haha bajay"

"Gila hahah"

Itulah omongan-omongan orang saat melihat Briyan yang mengendarai bajaynya.

"Wah berasa artis gue" kata Briyan saat keluar dari bajaynya dengan gaya yang sok cool seperti model-model majalah.

"Yang bawa mobil sport mah lewat" katanya pede sambil bersandar pada bajaynya dengan tangan yang memainkan rambutnya.

"Eh Briyan" sapa Milla yang baru saja datang.

"Hi" sapa Briyan cool.

"Ngapain lo disini?" tanya Milla heran.

"Lo gak liat gue abis parkir?" bukannya menjawab Briyan malah balik bertanya pada Milla.

"Mana mobil lo?" tanya Milla.

"Ini" jawab Briyan pede sambil menepuk-nepuk bajay yang tadi menjadi senderan nya.

"Prfff hahaha" Milla tertawa terbahak-bahak.

"Kenapa?" heran Briyan karena reaksi Milla.

"Bajay hahah" kata Milla masih sambil tertawa.

"Iya emang kenapa?" tanya Briyan mulai sensi.

"Eng-enggak gu-gue cuman gak pernah kebayang aja lo akan bawa bajay ke sekolah malah sebenarnya kemarin pas Dwi bilang lo beli motor Vespa butut gue kira dia cuman ngejekin lo aja" jelas Milla sambil menahan tawanya karena melihat ekspresi wajah Briyan yang mulai emosi.

"Emangnya ada yang salah sama motor Vespa sama bajay?" heran Briyan karena semua orang menganggapnya aneh karena membawa bajay ke sekolah.

"Gak sih cuman kalo lo yang bawa jadi aneh" jawab Milla sambil senyum-senyum.

"Emang gue kenapa?" tanya Briyan penasaran.

"Elo itu anak orang paling kaya ke-3 di Indonesia" jawab Milla sambil berjalan diikuti oleh Briyan.

"Emang anak orang paling kaya nomor 3 itu spesial ya?" tanya Briyan tidak suka.

"Ya iya lah" jawab Milla cepat.

"Tapi kok gue gak ngerasa senang" kata Briyan membuat Milla berhenti berjalan.

"Udah sampai" lanjut Briyan yang langsung masuk kedalam kelas.

"Ada apa sama Briyan?" tanya Milla pada dirinya sendiri sambil melihat Briyan yang berjalan memasuki kelas.

"Eh Mill lo kenapa?" tanya Dwi sambil menepuk pundak Milla yang tiba-tiba muncul dari belakang.

"Dwi" panggil Milla manja dan langsung memeluk Dwi.

"Haha kenapa?" tanya Dwi geli.

"Briyan aneh gak sih?" tanya Milla dengan suara yang dibuat-buat imut.

"Kan emang dia aneh" jawab Dwi enteng.

"Tapi ini beda" protes Milla tak terima.

"Apanya yang beda?" tanya Dwi sambil berusaha melepaskan pelukan Milla darinya.

"Dia kayak agak sedih gitu" kata Milla sambil mengingat-ingat ekspresi Briyan tadi.

"Ya emang sih" jawab Dwi membenarkan.

"Kira-kira kenapa ya?" tanya Milla pada Dwi.

"Hm gak tau" jawab Dwi sambil menggelengkan kepalanya.

"Udah ayo masuk dulu" ajak Dwi.

"Iya deh" jawab Milla sambil melepaskan pelukannya dari Dwi.

"Hah" Dwi bernafas lega.

.

.

.

TBC....