Ternyata setelah berpura-pura elegan sekian lama, Qu Tan'er tanpa sadar melakukannya dengan sangat natural. Diam-diam, dia menghela napas. Mo Liancheng lagi-lagi membuka mulut dan berkata pelan, "Sini, duduk di sebelahku."
"Pangeran katakan saja secara langsung, Tan'er bisa mendengarnya dengan jelas di sini." Qu Tan'er tetap berdiri dan tidak bergerak sama sekali. Enak saja, dia pikir dia siapa? Menyuruh aku datang, menyuruh aku ke sana, menyuruh aku duduk… Datang saja ke sini kalau mau, batinnya geram.
"Apa aku harus mengucapkannya lagi?" ujar Mo Liancheng sambil menatap Qu Tan'er. Dia tidak terlihat marah sedikit pun.
"Tidak perlu. Silakan katakan, aku akan mendengarnya."
"Apa yang aku katakan tidak pernah aku ulangi lagi."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com