Qu Tan'er tercengang seketika. Apa-apaan sih pria ini? Dia… Dia, bukannya tadi sedang marah? Sekarang dia malah membangga-banggakan teknik meriasnya? Gumamnya dalam hati.
"Waktu sudah malam, sudah waktunya untuk beristirahat. Sebelum beristirahat, makanlah sedikit makanan," ucap Mo Liancheng. Entah sejak dari kapan, dia sudah mengambil semangkuk bubur hangat.
Qu Tan'er pun beranjak dari kursinya karena dia memang sudah kelaparan. Dilihatnya bubur itu kemudian dia memakannya dengan lahap sampai tidak tersisa sedikit pun. Mo Liancheng yang melihat tingkah istrinya hanya tertawa geli. Setelah makan, digendongnya gadis itu ke atas ranjang.
Dari luar jendela terlihat langit yang sudah gelap gulita. Kali ini, keduanya benar-benar istirahat dan tidur dengan lelap.
****
Keesokan paginya, saat Qu Tan'er bangun, Mo Liancheng sudah pergi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com