webnovel

Pertualangan Kalian Akan Segera Dimulai!

Bella telah menjelaskan semuanya pada Aren dan Yusuf. Dia juga menceritakan bahwa ia akan menikah dengan Pangeran. Dengan hormat ia mengundurkan diri dari Kafe Indra tanpa alasan.

"Kau tak perlu melakukan ini Bella!" bentak Aren.

"Aku bisa menjadi cantik dan dihormati di sana!" bantah Bella penuh keyakinan. Ya, bertahun-tahun ia hidup di dunia ini, tak seorang pun yang menghargainya.

"Cantik? Hanya itu alasanmu meninggalkan semua kenyataan ini?!" teriak Aren.

"Berhenti berpikir bodoh, Bella. Itu semua hanya khayalan dan tidak nyata! Apa pun yang kau lakukan di sana. Kau tetaplah Bella yang mengerikan di dunia nyata!" lanjut Aren. Itulah faktanya meski menyakitkan. Namun, Bella sangat terobsesi dengan kecantikan yang bisa ia dapatkan di dunia itu.

Bella sang itik buruk rupa memakai jaket dan menutupi seluruh wajahnya menggunakan selendang. Ia bersiap untuk datang ke toko buku dan hidup abadi di dunia khayalan itu. Tidak semudah itu, karena Yusuf menghadang langkahnya di tangga Kos.

"Apa kau bodoh?!" teriak Yusuf di hadapan gadis itu.

Bella cuma bisa bergeming dengan pikirannya yang hanya ingin menjadi cantik. Ia hendak berjalan meninggalkan Yusuf di sana. Namun, Yusuf menarik tangan Bella dan membuat gadis itu berhambur di pelukannya.

"Kau akan muntah jika berdekatan denganku seperti ini," ucap Bella. Ya, sepatu ajaib itu menghilang tepat jam 12 malam saat itu. Bella hanya akan menjadi cantik jika dia berada di dunia khayalan karena efek sihir Grab hanya akan berpengaruh di sana.

"Aku tidak peduli!!" teriak Yusuf lagi. Indra berada di atas tangga dan melihat mereka. Ya, Bella sudah tidak cantik lagi tanpa sepatu itu. Indra meninggalkan mereka dan kembali ke kamar kosnya.

"Pangeran sudah menungguku!" bantah Bella membebaskan diri dari pelukan itu.

"Apa pun yang kau lakukan tidak akan mengubah apa yang terjadi di dunia nyata!" tegas Yusuf. Namun, Bella berlalu tanpa mendengarkannya.

Segera Yusuf berlari ke kamar Kos Aren dan mendapatkan gadis itu sedang menangis di depan pintu kamarnya. Ya, harusnya ia tak menghina Bella dengan mengatakan semua fakta tentang kejelekan yang Bella miliki. Sekarang, sahabatnya itu sangat terobsesi dengan kecantikan yang tak pernah ia rasakan di dunia nyata.

"Aku akan membatalkan pernikahan itu!!" tegas Yusuf membuat Aren juga berambisi sama sepertinya. Mereka berlari menyusul Bella dengan Indra yang diam-diam mengikuti mereka.

Sesampainya mereka di toko buku, Yusuf terlebih dahulu melihat masuknya Bella ke dalam sebuah kotak peti harta karun besar di sudut rak buku. Segera ia berlari dan membuka peti tersebut. Tak ada apa pun di sana. Yusuf terduduk di lantai sambil memegangi peti tersebut.

"Apa yang terjadi?!" jerit Aren.

"Mereka menghilang," jawab Yusuf pasrah.

"Kenapa dia melakukan ini hanya karena ingin menjadi cantik?!" jerit Aren.

***

Pria misterius yang pernah Bella lempar dengan keranjang belanjaan sedang menatap heran Pangeran dan Bella yang berlalu dengan menunggangi kuda.

"Kenapa dia hanya sendirian?" gumamnya kembali berjalan.

"Apa aku harus turun tangan lagi? Ah, manusia memang terlalu bodoh di dunianya," gerutunya sambil berjalan dengan cepat.

***

Aren berjalan malas dan hendak meninggalkan tempat itu. Namun, Yusuf mendengar suatu pergerakan aneh yang terjadi pada peti tersebut. Segera ia membukanya kembali. Seorang pria muncul bersama kepulan asap dari sana dan cukup mengejutkan Yusuf.

Aren menoleh ke sana dan mendapati pria yang keluar dar peti tersebut. "Fotografer?!" jerit Aren penuh heran. Ya, pria itu adalah Fotografer yang selama ini memotretnya.

Segera pria itu berdehem dan menunjukkan semua kebijaksanaan dan wibawanya. "Bella akan menikah dengan Pangeran dan dia akan diusir dari Istana. Kalian harus menyelamatkan dia," ucapnya.

"Apa yang Anda bicarakan?" tanya Aren yang tak mengerti.

"Siapa kau?" tanya Yusuf.

"Aku yang mengirim sepatu dan buku itu untuk Aren, tetapi Bella yang mendapatkannya. Aku tak tahu bajwa Aren memiliki teman sejelek dia," jawabnya.

"Kenapa kau melakukan itu?!" teriak Yusuf. Jika saja Bella tak mendapatkan sepatu dan buku itu, mungkin dia masih berada di dunia nyata saat ini.

"Aku hanya ingin membantu Aren menjadi model yang profesional, tetapi ramalan itu malah terjadi! Negeri Swan sedang kacau. Tiga bola energi negeri itu telah terpecah akibat sihir yang terus menyerangnya Energi Bulan telah meramalkan bahwa akan ada seorang gadis jelek dan ketiga temannya  yang akan mematahkan sihir di Negeri Swan," jelasnya. Aren dan Yusuf hanya bisa menggaruk kepala dan melongok karena tak mengerti apa yang dimaksud oleh pria itu.

"Argh!! Sudahlah, kalian hanya perlu menjadi pahlawan di Negeri Swan. Bella akan diusir dari Istana sebentar lagi dan akan ada banyak rakyat Negeri Lamunan yang akan mengejeknya! Kita harus bergegas!" jerit pria itu menarik tangan Yusuf agar masuk ke dalam peti tersebut.

"Mana temanmu yang satunya lagi?" tanya pria itu. Ya, mereka kurang orang. Di dalam ramalan Energi Bulan tertulis '... Bella dan ketiga temannya ...' Indra masuk ke dalam sana membuat Aren dan Yusuf mengernyit.

"Jangan pernah menyembunyikan apa pun dariku!" tegas Indra.

"Ba—bagaimana kau bisa mengetahui ini?" tanya Yusuf.

"Arghh! Sudahlah. Kita harus bergegas sebelum Bella diusir dari Istana, kita harus membawanya ke Negeri Swan!" jerit pria itu lagi menarik tangan Yusuf dengan kuatnya. Plak~ Yusuf tercebur ke dalam sana dan terduduk di atas matras kotak di tempat gelap. Aren dan Indra pun ikut terjun bebas ke dalam sana.

Yusuf malah melompat-lompat menikmati matras yang empuk itu. "Berhenti bermain-main! Pertulangan kalian akan segera dimulai!" tegas pria itu membuka selembar kertas di hadapannya.