webnovel

Hogg

Editor: Wave Literature

Pagi berikutnya, ketika duduk di meja makan di dalam ruang makan, Linley terkejut melihat sosok ayahnya yang berseri-seri, dengan tingkat yang belum pernah dilihat Linley.

Hogg meletakkan pisau dan garpu sambil tersenyum kepada Linley. "Linley, kali ini kau seharusnya tinggal di rumah lebih lama. Sudah lama ayah tidak melihatmu. Kita berdua, ayah dan anak, butuh menghabiskan waktu bersama."

Ayahnya memintanya untuk tinggal lebih lama?

Linley sedikit terkejut. Lagipula, akhir-akhir ini, ayahnya tidak pernah berbibaca satu patah kata pun kepadanya. Awalnya, Linley berencana untuk kembali ke Fenlai City, berkeliling dan mungkin mengunjungi Alice. Namun, setelah mendengar hal ini, ia mengurungkan niatnya.

"Baiklah, ayah." Linley mengangguk senang.

Dengan gembira, Hogg mengangguk, tapi dimatanya, sepertinya ada pesan yang tak dapat diungkap.

Kali ini, Linley tinggal selama sepuluh hari penuh di Wushan. Bahkan ketika semester baru di Ernst Institute tiba, dia tetap tidak kembali, dan Hogg pun tidak mendesaknya.

Di puncak gunung Wushan, awan mendung melintas kesana kemari. Linley duduk dalam posisi meditasi, mengolah mageforce.

Esensi elemen bumi dan esensi elemen angin berputar-putar di sekitar Linley, masuk ke dalam tubuhnya dari segala arah, dan diserap ke dalam otot, tulang, dan pembuluh darahnya, meningkatkan kekuatan tubuhnya. Setelah beberapa bagian diserap, sisanya diubah menjadi mageforce dan disimpan di dalam Dantian.

Seperti sebuah samudra yang dialiri ratusan sungai, semua aliran esensi elemen di dalam tubuhnya akan berakhir di sini.

Linley telah duduk di sini selama setengah hari. Pada waktu Linley membuka matanya, matahari telah terbenam.

"Waktunya kembali ke sekolah." Linley bangkit dan mengambil napas dalam. "Semenjak aku memberikan magicite core kepada ayah, ayah berubah menjadi orang yang lebih baik. Sepertinya dia semakin dekat denganku."

Selama sepuluh hari Linley mengabiskan waktu tersebut bersama ayahnya, itu adalah sepuluh hari terakrab yang pernah dihabiskan bersama ayahnya seumur hidupnya.

"Apa yang membuat ayahnya berubah sedrastis ini? Magicite core? Kupikir ayah tak akan berubah karena hanya karena uang. Mungkin… bekas luka pada tubuhku?" Linley merenung, tapi pada akhirnya, ia masih tak mengerti perubahan sikap pada ayahnya kepadanya.

'Dingin di luar, hangat di dalam', ungkapan inilah yang tepat untuk menggambarkan betapa pedulinya Hogg kepada Linley.

Setelah masuk ke dalam kediaman Klan Baruch, Linley segera melihat ayahnya yang sedang membaca buku. "Ayah, hari sudah gelap. Kenapa tidak kau selesaikan bukumu besok?"

"Oh, Linley telah kembali." Hogg menutup bukunya sambil tertawa. "Benar katamu. Akan kuselesaikan bukuku besok."

"Linley, setelah menghabiskan waktu berlatih, sepertinya kau haus." Hogg menuang segelas air panas dari dalam teko teh di sampingnya. "Ini, minumlah. Suhunya tepat, tidak terlalu dingin, dan juga tidak terlalu panas."

"Terima kasih ayah." Linley merasakan kehangatan.

Seperti inilah bagaimana Hogg memperlakukan Linley dengan baik selama sepuluh hari terakhir. Dulu, Hogg selalu ketat dan serius. Jarang dia menunjukkan sisi hangatnya.

Ketika minum, Linley berkata,"Ayah, aku sudah pulang terlalu lama. Aku berencana untuk kembali ke sekolah besok."

"Besok?" Hogg berhenti beberapa saat, sepertinya terkejut, lalu mengangguk. "Baiklah, kembalilah segera ketika liburan akhir tahun."

"Tentu." Linley mengiyakan.

Hogg berkata dengan suara pelan,"Linley, ayahmu tidak berguna. Di masa yang akan datang, klan kita akan bertumpu padamu. Dengan memberiku magicite core ini, biaya pendidikan adikmu telah terjamin. Aku sudah sangat puas. Namun di pikiranku, masih terngiang rasa malu keluarga kita. Aku harap, kau tak akan pernah lupa bahwa pusaka leluhur kita masih di tangan orang lain."

Linley dapat merasakan bahwa ayahnya percaya kepada dirinya. Dengan mengambil napas dalam, dia mengangguk.

"Untuk saat ini, aku tak punya keinginan lain. Aku hanya dapat berharap sebelum kematianku, aku dapat melihat Warblade 'Slaughterer' dengan mata kepalaku sendiri." Suara Hogg semakin pelan.

Linley dapat merasakan ada yang aneh. Dia langsung berkata,"Ayah, jangan bersedih. Umurmu baru menginjak empat puluh, tahun ini. Kau masih punya banyak waktu yang tersisa. Aku yakin, dalam jangka waktu sepuluh tahun, aku dapat membawa pulang Warblade 'Slaughterer', dan akan kuletakkan di aula leluhur kita.

"Sepuluh tahun. Bagus, bagus." Hogg mengangguk.

….

Hari kedua setelah makan siang, Linley berangkat dari Wushan. Malam itu, di aula utama kediaman Baruch, dua orang duduk. Hogg dan Hillman. Pintu tertutup dan di meja utama terdapat sekarung magicite core.

Hillman tertegun melihat sekarung magicite core ini. Akhirnya, Hogg berkata," Hillman, aku berencana menjual semua magicite core ini. Kupercayakan kepadamu uang hasil penjualannya."

Hillman tersadar. Ia buru-buru berkata,"Tuan Hogg, jangan. Bagaimana bisa anda menyerahkan jumlah uang sebegitu banyaknya kepadaku? Kenapa bukan diri anda saja?"

"Hillman, jangan memanggilku Tuan Hogg. Kau bisa memanggilku sebagai Kakak Hogg lagi." Hogg tertawa dengan cara yang menyenangkan.

Tiba-tiba, Hogg berdiri menghadap ke timur. "Aku, mengurusnya? Haha… Hillman, mungkin tidak ada lagi selain dirimu yang paham permasalahan Klan Baruch … dan tentang diriku."

Hillman terkejut. Dia tidak mengerti kenapa Hogg tiba-tiba berkata seperti ini.

"Masalah itu telah terpendam di dalam lubuk hatiku yang paling dalam selama sebelas tahun ini. Selama sebelas tahun, aku merasa hatiku seperti digerogoti oleh semut. Aku telah menahan diri selama ini. Bersabar, hari demi hari, tahun demi tahun, hingga akhirnya sebelas tahun telah berlalu."

Sekujur tubuh Hogg gemetar.

Raut wajah Hillman berubah. Tiba-tiba dia berdiri, berkata penuh rasa kagum,"Tuan Hogg, apakah kau akan…"

"Ya, aku akan memeriksa kembali apa yang terjadi pada tahun itu. Aku akan membalaskan dendamku untuk Lina." Wajah Hogg terlihat sengit dan ganas, dipenuhi oleh aura yang mencekam.

"Tuan Hogg." Hillman berkata cepat. "Bukankah kita telah melakukan investigasi saat itu? Lawan kita memiliki kekuatan yang dahsyat. Hanya bagian kecil yang kita temui saja sudah cukup mengerikan. Jika anda tetap melanjutkan investigasi, itu artinya anda mencari mati."

Hogg menggeram pelan. "Mati? Kau pikir aku takut mati? Hillman, kau tak tahu rasa sakit yang aku alami selama sebelas tahun ini, seberapa sakit siksa batin yang melanda diriku. Sudah cukup. Nilai magicite core ini paling tidak mencapai 80.000 koin emas. Paling tidak, cukup untuk biaya pendidikan Wharton. Dengan uang sejumlah ini, aku tidak khawatir lagi."

Selama bertahun-tahun, aku telah menahan diri, kenapa? Alasannya karena kedua anakku ini. Sekarang, Linley telah tumbuh besar, dan Wharton telah tiba di O'Brien Empire, aku tidak khawatir apapun lagi."

Hogg mencengkerap erat pundak Hillman, menatap tepat di kedua matanya. "Hillman, walaupun kau selalu menyebutku Tuan Hogg, setelah bertahun-tahun, kita berdua telah menjalin rasa persaudaraan satu sama lain. Demi persaudaraan kita, kuharap kau dapat membantuku."

"Hogg, kau…" Hillman merasa gelisah.

Hillman tahu persis sekali Hogg bertekad menginvestigasi permasalahan itu, kemungkinan besar dia tidak akan kembali dengan selamat.

"Tekadku telah bulat. Hillman, kau harus mengerti, hidup yang aku alami ini lebih buruk daripada kematian." Mata Hogg memerah. Melihat Hogg seperti ini, Hillman merasa tak berdaya. Dia dapat memahami apa yang dirasakan oleh Hogg.

Kenapa beberapa tahun belakangan ini, Hogg menjadi kaku dan dingin?

Mungkin orang lain tidak tahu, tetapi Hillman tahu betul. Sebelum ibu kandung Linley dan Wharton meninggal, Hogg adalah orang yang mudah bergaul dan berpikiran terbuka. Namun, setelah kematian Lina, karakter dan sikap Hogg berubah.

Walaupun Hogg mengatakan kepada orang lain bahwa Lina telah meninggal ketika melahirkan, Hillman dan Penjaga Rumah Hiri tahu hal yang sebenarnya.

"Hillman, jangan membujukku lagi. Aku hanya ingin meminta satu hal, maukah dirimu membantuku atau tidak?" Hogg menatap tajam Hillman.

Pada akhirnya, Hillman mengeluarkan napas panjang. "Baiklah, aku akan membantumu." Sebuah senyuman merekah di wajah Hogg. Senyum penuh dengan rasa lega dan kebebasan.