webnovel

Chapter 175 - Pria Misterius/Suci

Tsukuyomi Komoe, wali kelas Touma dengan tinggi seratus tiga puluh lima sentimeter dan memiliki wajah yang sangat imut sampai-sampai ia sering di anggap sebagai anak kecil. Saat ini sedang berusaha untuk menemui murid-murid dari kelasnya, tapi ia tidak dapat menemui murid-muridnya itu karena ada banyak sekali orang-orang yang menghalangi dirinya. Akibat tinggi badannya yang sangat pendek.

Selain itu, ia juga jadi tidak dapat menentukan dimana keberadaan dari murid-muridnya karena saat ini pandangannya di halangi oleh orang banyak. Makanya Komoe berusaha untuk memanjat tiang lampu yang lumayan tinggi agar ia bisa melihat dimana murid-muridnya berada.

Apa yang dilakukan oleh Komoe, tentu saja menarik perhatian banyak orang. Sebab ia terlihat seperti anak kecil yang memakai kostum cheerleader tapi berani memanjat listrik yang amat tinggi.

Orang-orang di sekitar Komoe mulai berteriak ke arah Komoe dan menyuruh Komoe untuk turun. Tapi sayangnya Komoe yang terlalu memusatkan seluruh perhatian yang ia miliki untuk mencari murid-muridnya, sama sekali tidak mempedulikan teriakan dari orang-orang yang berteriak kepadanya.

Komoe merasa kecewa, karena bahkan setelah ia memanjat tiang lampu itu. Para muridnya tidak dapat ditemukan sama sekali. Padahal ia ingin sekali mendukung mereka semua di Daihaseisai Festival. Karena Komoe tidak bisa mendapatkan apa yang ia inginkan dengan memanjat tiang lampu, Komoe memutuskan untuk menggunakan cara yang lain agar ia bia menemukan murid-muridnya.

Hanya saja ketika Komoe memutuskan untuk turun dari tiang lampu itu, tangannya tanpa sengaja terlepas dari tiang lampu sebab tangannya berkeringat dan tiang lampu itu lumayan licin.

Komoe terkejut dan panik di saat yang sama, sebab ia akan terjatuh dari ketinggian sekitar empat meter. Dan kalau ia terjatuh dari ketinggian seperti itu, maka sudah dipastikan kalau Komoe akan mengalami cedera yang lumayan parah.

***

Namun di saat Komoe berpikir kalau ia akan mati atau terluka parah karena tubuhnya terjatuh dari ketinggian empat meter. Tubuh Komoe di tangkap oleh seseorang, sehingga tidak terjadi apapun terhadap Komoe.

Dan seseorang yang menangkap Komoe adalah seorang lelaki berambut coklat pendek berusia sekitar tiga puluh tahunan, memiliki kumis dan jenggot yang lumayan lebat tapi terlihat rapi. Lelaki itu tidak terlihat tampan atau pun memiliki wajah yang buruk rupa. Tapi ada sesuatu dari lelaki itu yang membuat dirinya terlihat berkarisma.

Komoe yang berada di dekapan tangan dari lelaki itu merasakan ketenangan dan kenyamanan yang luar biasa ketika ia berada di dalam dekapan lelaki itu. Seolah-olah lelaki itu bisa memberikan keamanan, ketenangan dan kelegaan tanpa batas kepada dirinya.

"Apa kau tidak apa-apa, Komoe?" Tanya lelaki itu.

"A-Aku tidak apa-apa," Jawab Komoe dengan agak terbata-bata karena ia masih merasa sedikit tegang setelah nyawanya hampir melayang akibat terjatuh dari tempat yang tinggi. "Te-terima kasih karena sudah menolongku, karena kalau tidak saat ini aku pasti sudah mati karena perbuatan bodoh yang kulakukan."

"Kalau kau mau mencari murid-muridmu, seharusnya yang perlu kau lakukan adalah menelepon salah satu dari muridmu. Atau kau bisa bertanya kepada orang-orang di sekitarmu, tidak perlu sampai memanjat tiang lampu setinggi empat meter."

Lelaki berambut coklat itu menasihati Komoe dengan cukup tegas, tapi tidak sambil berteriak atau dengan marah-marah.

"Lain kali kalau kau melakukan sesuatu pikirkan dulu dengan lebih baik, jangan bertindak sembarangan. Sebab kalau kau mati akibat kebodohanmu sendiri, maka tidak ada yang bisa dilakukan untuk menggantikan nyawamu sebab setiap manusia yang Tuhan ciptakan hanya memiliki satu nyawa. Jadi jangan sia-siakan waktu yang Tuhan berikan kepada dirimu sebab hidup ini hanya sementara."

Setelah lelaki itu selesai menasihati Komoe, lelaki itu pergi meninggalkan Komoe dan menghilang di keramaian.

***

Komoe tidak tahu siapa lelaki itu sebenarnya, tapi perkataan dari lelaki itu benar-benar terngiang di dalam kepalanya Komoe dan ia akan selalu mengingat perkataan lelaki itu selamanya.

Tapi yang membuat Komoe merasa heran ialah siapa sebenarnya lelaki itu? Kenapa ia bisa mengetahui nama dari dirinya sekalipun ia belum memperkenalkan dirinya kepada lelaki itu dan yang paling penting kenapa lelaki itu bisa tahu kalau Komoe sedang mencari murid-muridnya? Apakah lelaki itu adalah seorang Esper yang bisa membaca pikiran dan juga melihat masa depan?

Tapi Komoe selalu memakai kalung khusus yang dibuat oleh pihak Kota Akademi sehingga pikirannya tidak akan bisa dibaca oleh Telepath. Apalagi Esper yang bisa melihat masa depan jumlahnya bisa dihitung dengan jari dan para Esper itu di tempatkan di fasilitas khusus agar tidak ada yang bisa memanfaatkan para Precog tersebut untuk hal yang buruk.

Lagipula Komoe bisa membedakan kalau seseorang adalah Esper atau bukan dari pengalamannya selama bertahun-tahun sebagai guru di Kota Akademi.

Lelaki misterius itu, sama sekali tidak menunjukkan ciri khas yang biasa ia rasakan dari seorang Esper. Komoe merasakan sesuatu yang lain dari lelaki itu, sesuatu yang tidak bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan atau pun teknologi paling canggih sekalipun.

Sesuatu yang suci, murni dan tidak bisa dinodai oleh kegelapan. Itulah yang Komoe rasakan dari lelaki itu, seolah-olah lelaki itu adalah cahaya terang yang dapat menyinari apapun.

Komoe benar-benar tidak bisa menebak siapa lelaki itu sebenarnya. Tapi Komoe merasa berterimakasih kepada lelaki itu, karena lelaki itu sudah menyelamatkan dirinya dan memberikan sebuah nasihat yang tidak akan pernah bisa ia lupakan.

Dan mengikuti nasihat dari lelaki itu, Komoe pun mengambil smartphones miliknya dan mencoba untuk menelepon Seiri.

***

Orang-orang yang berada di sekitar Komoe dibuat bingung, bagaimana caranya Komoe bisa selamat setelah ia terjatuh dari ketinggian empat meter. Mereka tidak tahu apa yang terjadi karena tahu-tahu Komoe yang berada di udara dan akan terjatuh ke tanah bisa mendarat dengan selamat.

Seolah-olah Komoe berteleport atau ada yang menteleport Komoe. Tapi orang-orang di sekitar Komoe tidak melihat adanya Esper ataupun seseorang yang menyelamatkan Komoe. Tapi pada akhirnya orang-orang itu tidak terlalu mempedulikan apa yang terjadi kepada Komoe, sebab hal-hal berbau supranatural dan melanggar hukum fisika bukanlah hal yang baru untuk terjadi di Kota Akademi. Hal-hal semacam itu terjadi secara rutin setiap harinya di Kota Akademi.

Hanya saja kemunculan pria misterius itu, membuat dua mahluk di Kota Akademi merasa amat terganggu dengan kesucian yang dipancarkan oleh lelaki itu. Kedua mahluk itu adalah Aleister dan Pandemonium Joker. Mereka merasa terganggu karena mereka berdua adalah dua mahluk yang murni jahat dan tidak memiliki sedikit pun kebaikan di dalam diri mereka.

Mereka berdua hidup hanya untuk memenuhi keegoisan yang mereka miliki dengan cara apapun, sekalipun cara yang mereka lakukan mengorbankan orang banyak.

Tabung kaca yang menjadi alat penyokong kehidupan untuk Aleister menjadi hancur lebur karena energi sihir yang miliki menjadi tidak stabil akibat aura kesucian yang menyentuh tubuhnya. Aleister bahkan memuntahkan darah ketika aura itu menyentuh tubuhnya sebab aura itu seperti racun untuk dirinya.

Hal yang lebih parah terjadi kepada Pandemonium Joker, tubuh Pandemonium Joker terbelah menjadi dua, dan ia mengalami kesulitan untuk menyatukan tubuhnya.

"Arrrgh! Holy Aura macam apa ini! Kenapa di kota yang penuh dengan dosa seperti Kota Akademi bisa muncul aura yang mengerikan semacam ini! Siapa yang bisa memiliki Holy Aura sekuat ini! Tidak mungkin Hiko Seijuro XIII dan cucunya bisa memiliki Holy Aura semacam ini! Siapa! Siapa sebenarnya yang mengeluarkan Holy Aura yang bisa membuat mahluk yang murni jahat sekuat diriku menjadi begini!"