webnovel

Chaos Devourer

Di Dunia yang kejam ini kekuatan berada di atas segalanya. Dimana yang lemah akan gugur dan yang kuat akan terus bertarung untuk bertahan hidup dan menjadi yang terkuat. Lin Feng dan Gurunya dibunuh oleh orang dari dunia dewa yang menjadikan mereka berdua tumbal untuk bisa memasuki dunia yang dia tinggali dan mengambil teknik rahasia yang tersimpan di dalamnya. Namun jiwa Lin Feng berhasil lolos dari maut setelah diselamatkan oleh seseorang dari masa lalu yang datang padanya menawarkan bantuan. Sekarang dia dilahirkan kembali dan berlatih teknik rahasia yang diinginkan pembunuhnya itu. Dia bersumpah akan datang ke alam dewa dan membalaskan dendamnya. Note : Novel ini saya bikin untuk mengisi waktu luang saja... jadi turunkan ekspektasi anda jika membaca Novel saya wkwk karena kalau dari segi penulisan masih sangat runyam dan perlu banyak belajar wkwk. Terima kasih semua yang sudah baca dan dukung novel saya

LazyFnrr1r · ตะวันออก
Not enough ratings
250 Chs

Chapter 58

Mu Feng lalu membuka matanya dan langsung tersenyum "Dengan ini aku bisa memeriksa ingatan Kaisar Dewa Absolut tanpa harus mengganggu latihanku" Kata Mu Feng dengan tenang.

"Pemimpin Muda! Apa Anda tidak papa?! " Mu Fan yang baru bangun langsung duduk dan mengecek tubuh Mu Feng yang duduk bersila di sampingnya.

"Aku tidak papa... " Jawab Mu Feng dengan tenang.

"Tapi suara teriakan tadi... " Kata Mu Fan.

"Aku berteriak karena aku sedang berlatih dengan salah satu teknikku" Jawab Mu Feng.

"Teknik? Teknik apa yang membuat Anda seperti itu? " Tanya Mu Fan.

"Kau tidak perlu memikirkannya... kenapa kau masih mencoba masuk ke dalam pagoda setelah aku larang?" Nada bicara Mu Feng berubah menjadi serius.

Mu Fan yang merasa ditekan oleh kekuatan Mu Feng "Saya kira Anda dalam bahaya... jadi saya berusaha masuk ke dalam pagoda untuk menyelamatkan Anda tapi terhalang oleh dinding penghalang" Jawab Mu Fan.

"Kalau kau sudah tahu ada dinding penghalang kenapa kau masih bersikeras untuk masuk ke dalam pagoda sampai membuat tubuhmu terluka? " Tanya Mu Feng dengan tatapan serius.

"Masalah itu... " Mu Fan terlihat tidak bisa melanjutkan perkataannya.

"Cepat katakan! Jika kau tidak memberiku penjelasan yang masuk akal... aku akan berhenti melatihmu! " Kata Mu Feng dengan nada serius.

Merasa semakin di tekan, Mu Fan akhirnya berbicara lagi "Anda tahu saya dulunya adalah satu-satunya orang yang selamat dari desa saya sebelum diselamatkan oleh kedua orang tua anda... "

"Saat saya diselamatkan oleh kedua orang tua anda dan tinggal bersama, saya diperlakukan seperti anggota keluarga mereka sendiri dan saya sangat bersyukur masih bisa merasakan kasih sayang itu setelah kehilangan kedua orang tua saya"

"Saya bertekat untuk berlatih keras untuk bisa melindungi kedua orang tua anda agar apa yang terjadi di desa saya dulu tidak terulang lagi... akan tetapi seberapa keras pun saya berlatih... sayalah yang ujung-ujungnya di selamatkan oleh kedua orang tua anda setiap saat...Dan saat Anda lahir, saya bisa melihat rasa sayang kedua orang tua anda melebihi kasih sayang yang mereka berikan pada saya dulu... "

"Saya mengerti alasan mereka melakukan itu karena anda adalah anak kandung mereka... kedua orang tua anda juga menugaskan saya sebagai pelindung anda..."

"Tapi Andalah yang melindungi saya sampai sekarang dan saya tidak melakukan tugas yang kedua orang tua anda berikan pada saya yaitu melindungi anda! "

"Oleh karena itu saya berusaha sekuat tenaga untuk memasuki pagoda setelah mendengar teriakan anda... karena saya tidak akan bisa memaafkan diri saya sendiri jika sesuatu terjadi pada Anda! " Kata Mu Fan dengan air mata yang mengalir dari kedua matanya.

Mu Feng yang mendengar perkataan Mu Fan hanya bisa tersenyum lalu mengambil kain dari cincin penyimpanannya dan melemparkannya ke wajah Mu Fan " Lap air matamu itu... ini sudah kedua kalinya kau menangis di depanku dan itu tidak bagus jika dilihat oleh anggota klan yang menganggapmu sebagai orang yang mereka hormati dan target yang harus mereka lewati... "

"Kau itu sebagai lelaki harus bisa menahan air matamu sekuat mungkin... dan banyak orang bergantung padamu, jika kau menangis seperti ini bagaimana kau akan bisa menjadi orang yang kuat dan menjadi inspirasi bagi mereka semua"

"Ingat itu baik-baik... untuk sekarang latihan fisikmu akan aku hentikan hari ini" Kata Mu Feng.

Mu Feng lalu mengambil satu pedang terbang dari cincin penyimpanannya lalu menancapkannya di tanah "Ini adalah pedang terbang milikmu... kau harus bisa mengendalikan pedang ini paling lambat besok pagi... jika kau berhasil akan kubawa kau ke tempatku dan tempat itu akan menjadi tempat latihanmu yang baru... jika kau tidak bisa melakukannya... aku akan berhenti melatihmu"

"Jadi berlatihlah dengan sungguh-sungguh... aku akan masuk ke pagoda dulu, kau bisa berlatih di sini dan aku melarangmu untuk berlatih selain di sini" Kata Mu Feng dengan tenang lalu berdiri dan berjalan kembali ke pagoda.

"Saya pasti akan melakukannya jadi anda tenang saja pemimpin muda! " Jawab Mu Fan dengan penuh percaya diri, dia lalu langsung berdiri. Mu Fan tidak menyentuh pedang terbang yang Mu Feng tancapkan ditanah, melainkan dia berbalik dan berlari menuruni gunung 'Aku harus memberitahu pemimpin desa kalau aku tidak bisa pulang hari ini karena ada sesuatu alasan' kata Mu Fan dalam hati. Tujuannya menuruni gunung adalah menemui kedua orang tua Mu Feng kalau dia tidak bisa pulang ke rumah hari ini, karena dia bertekad untuk bisa mengendalikan pedang terbang sebelum besok pagi.

Mu Feng lalu kembali memasuki pagoda untuk fokus menyerap ingatan Kaisar Dewa Absolut setelah menarik kembali restriksi yang dia pasang sebelumnya karena saat ini hanya satu jiwa kecilnya saja yang bertugas untuk menyerap ingatan Kaisar Dewa Absolut, tapi jika jiwa utamanya juga ikut menyerap ingatan Kaisar Dewa Absolut, kecepatannya akan jadi lebih cepat. Oleh karena itu Mu Feng langsung bermeditasi saat sampai di lantai kedua pagoda.

.

.

.

Mu Feng terus bermeditasi tanpa bergerak sedikitpun selama lebih dari empat jam, Mu Feng tiba-tiba membuka matanya setelah merasakan sesuatu dari energi yang dia tinggalkan sebelumnya "Sepertinya dia sudah hampir selesai" Kata Mu Feng sambil tersenyum. Dia lalu berdiri dan berjalan keluar pagoda.

Saat Mu Feng membuka pintu pagoda, Dia melihat Mu Fan yang terjatuh dari pedang terbangnya karena belum bisa mengendalikannya dengan benar. Setelah memperhatikan beberapa saat Mu Feng hanya bisa menggelengkan kepalanya dan berjalan mendekati Mu Fan "Aku kira kau tahu cara menggunakan pedang terbang jadi aku tidak perlu menjelaskannya lagi... ternyata aku salah"

Mu Feng lalu melompat ke udara dan mengambil pedang terbang milik Mu Fan "Langkah pertama agar bisa memakai pedang terbang adalah membangun ikatan dengan pedang terbangmu terlebih dahulu... " Kata Mu Feng dengan tenang.

"Ikatan? Ikatan apa yang anda maksud? " Tanya Mu Fan.

"Teteskan darahmu ke pedang ini" Kata Mu Feng.

Mendengar perkataan Mu Feng, Mu Fan langsung menggigit jari telunjuknya sampai mengeluarkan darah dan meneteskan darahnya di pedang terbang miliknya sesuai perintah Mu Feng.

Saat darah Mu Fan menetes di mata pedang terbang miliknya, darahnya lalu terserap ke dalam pedang terbang dan pedang terbang miliknya bersinar sebentar dan kembali seperti semula.

Mu Feng lalu melempar pedang terbang yang ada di tangannya pada Mu Fan "Coba terbang sekarang" Kata Mu Feng.

"Tapi saya masih belum bisa" Jawab Mu Fan.

"Sebentar lagi kau akan bisa...atau bisa dibilang kau harus bisa jika kau masih mau selamat!" Mu Feng lalu kembali mengambil pedang terbang Mu Fan dari tangannya dan menendang Mu Fan ke udara "Pemimpin Muda tolong saya! " Teriak Mu Fan, karena dia tahu kalau dia jatuh dia akan jatuh langsung ke dasar gunung dan itu bisa mengakibatkan cedera serius.

"Berhenti berteriak... jika kau mau selamat, coba kendalikan pedang terbangmu ini" Mu Feng lalu melempar pedang terbang Mu Fan ke udara.

"Rasakan ikatan yang tadi kau buat dan coba untuk berkomunikasi dengan pedang terbangmu! " Kata Mu Feng.

Mu Fan berusaha sekuat tenaga untuk mencoba berkomunikasi dengan pedang terbangnya dan tidak berhasil. Tapi dia terus berusaha sekuat tenaga untuk mencoba berkomunikasi dengan pendang terbangnya karena semakin lama dia mencoba maka semakin cepat juga dia akan jatuh ke tanah.

Saat tubuhnya dan tanah hanya berjarak kurang dari lima ratus meter, Mu Fan akhirnya berhasil berkomunikasi dengan pedang terbangnya tapi masih sangat kecil yang membuat pedang terbangnya masih belum mendekatinya "Kesini kau! " Teriak Mu Fan, jarak tubuhnya dengan tanah hanya berjarak seratus meter yang membuatnya semakin tertekan, akan tetapi pedang terbangnya yang sebelumnya hanya diam sekarang langsung melesat menghampiri Mu Fan dengan sangat cepat.

Saat jarak kaki Mu Fan dengan tanah hanya tersisa dua puluh meter, pedang terbangnya tiba di tempatnya, melihat pedang terbangnya datang, Mu Fan langsung meletakkan kedua kakinya di atas pedang terbangnya dan melesat ke udara "Aku berhasil! " Teriak Mu Fan karena senang telah berhasil mengendalikan pedang terbang miliknya, tapi tiba-tiba ikatannya dengan pedang terbang miliknya kembali melemah yang membuatnya jatuh dari pedang terbangnya "Kenapa begini?! " Tanya Mu Fan yang sekarang malah tidak bisa memanggil pedang terbangnya lagi.

"Ceroboh seperti biasa" Kata Mu Feng sambil mengeluarkan pedang terbang miliknya lalu mengirimnya untuk menolong Mu Fan yang jatuh dari pedang terbang miliknya.

"Berdiri di pedang terbang milikku! " Kata Mu Feng menyuruh Mu Fan untuk berdiri di pedang terbang miliknya yang sudah sampai di dekatnya.

Mu Fan lalu menginjakkan kedua kakinya di atas pedang terbang milik Mu Feng dan terbang kembali ke atas gunung, tapi sebelum terbang ke pagoda Mu Fan terlebih dahulu mengambil pedang terbangnya yang masih melayang di udara.

Setelah sampai di halaman pagoda, pedang terbang Mu Feng langsung menurunkan Mu Fan "Baguskan caraku untuk mengajarimu? " Tanya Mu Feng.

"Bagus dari mana?! Jika saya tidak berhasil... saya pasti akan terluka! " Jawab Mu Fan dengan suara kesal.

"Terkadang kau harus mendapat tekanan saat latihan" Jawab Mu Feng sambil tertawa.

"Karena kau sudah mulai bisa mengendalikan pedang terbangmu... sekarang tugasmu hanya perlu mengasah pengendalianmu saja"

"Aku akan pergi sekarang dan besok pagi aku akan menjemputmu... jika masih tidak berhasil kau bisa lupakan saja impianmu untuk terus dilatih olehku" Kata Mu Feng yang langsung meninggalkan Mu Fan di halaman pagoda dan terbang dengan pedang terbangnya.

Mu Fan langsung melanjutkan kembali latihan mengendalikan pedang terbang miliknya, karena sebelumnya dia sempat berhasil meskipun hanya sesaat tapi itu sudah lebih dari cukup untuk membantu proses latihannya sekarang.