webnovel

Change To Life

17+ Manda Hashilla harus menelan pil pahit ia mengetahui dirinya telah hamil sedangkan ia belum menikah. Manda tahu siapa ayah dari anak yang ia kandung, tapi ia tak berani mengungkapkannya. Dia adalah Erlan Airlangga Gantara. Teman satu angkatan Manda yang terkenal tajir, cool, cerdas. Pil pahit itu tak berhenti, setelah malam acara kelulusan ayahnya tak sengaja menemukan test pack yang ia gunakan. Ayahnya Manda marah dan langsung mengusir Manda dari rumah. Erlan yang berusaha mengingat malam pesta Reno akhirnya teringat. Ia telah merenggut sesuatu yang berharga dari seorang gadis. Lalu bagaimana mereka menjalani kehidupan? Dan bagaimana reaksi mereka jika ternyata yang merencanakan kejadian ini semua adalah orang yang tak terduga bagi mereka? . . . . Sesuatu yang bermula dengan keburukan tak mesti berakhir buruk pula. Berusahalah. Keajaiban itu ada.

fatikhaaa_ · สมัยใหม่
เรตติ้งไม่พอ
187 Chs

50. Senang dan Sedih Perjalanan Kali Ini

Manda dan Erlan berjalan beriringan. Pasangan itu baru saja membeli tiket untuk masuk ke salah satu destinasi wisata kota Bali. Pantai Pandawa.

Manda terlebih dahulu memakai sunblock, karena panas yang begitu menusuk kulit. "Kita naik kapal yuk Mas," ucap Manda sambil mengoleskan sunblock itu di tangannya.

"Oke, tapi kamu yang dayung ya," jawab Erlan. Manda memasukkan botol itu ke dalam tasnya kembali. "Hmm, tapi aku gak mau naik perahu sama kamu, mau sama bule yang ada di sana aja," ucap Manda dengan entengnya.

Erlan tertawa lalu memeluk Manda, "Bercanda Sayang, dah yuk," ajak Erlan sambil merangkul pundak Manda.

Manda dengan topi pantai, dress panjang warna biru dengan motif bunga kecil. Sedangkan Erlan celana pendek berwarna hitam dengan baju putih polos di balut kemeja biru cerah bermotif pilihan Manda kemarin.

Mereka berjalan ke wahana air di Pantai Pandawa setelah mereka melihat keseruan sejumlah wahana dari pantai Pandawa.

Manda dan Erlan tak melepas momen begitu saja mereka terlebih dahulu memotret diri mereka di tepi pantai. Setelah mereka puas berfoto, Erlan dan Manda menuju ketempat pemesanan wahana di sana. Setelah di tunjukkan beberapa wahana dari keseruan, harga, peraturan dan beberapa hal lainnya. Karena kondisi Manda yang sedang hamil beberapa wahana tidak mungkin bisa di coba oleh meraka berdua. Erlan memutuskan untuk melihat biota laut dan penyu di sana.

Didalam hati Manda sebenarnya ia merasa sedikit sedih, ia ingin sekali mencoba semua wahana-wahana yang ada di sana, terutama mencoba menyelam di dalam air. Sayang sekali jika melewatkan hal tersebut.

Setelah sudah melakukan beberapa prosedur Erlan dan Manda mulai menaiki sebuah kapal kecil dan hanya berisikan mereka berdua atas permintaan Erlan. Erlan mengulurkan tangannya untuk membantu Manda naik ke kapal. Lalu duduk saling berhadapan.

Nahkoda yang menemani mereka sangat baik dan ramah. Bapak itu mengendarai kapal dengan pelan dari biasanya dan pasti hati-hati. Manda melihat kaca yang mampu memperlihatkan isi air yang mereka lewati.

Manda memandang takjub kaca tersebut, ketika melihat berbagai macam biota laut bahkan ia tak sengaja melihat kuda laut dan karang laut yang paling bersinar diantara karang laut lainnya.

"Gak papa ya Kembar, kita gak lihat bintang laut, tapi kita tadi sempet lihat kuda lautkan walau gak deket tapi masih kelihatan," batin Manda yang berbicara pada ketiga anaknya di dalam perutnya.

Karena kapal milik Manda dan Erlan lebih pelan dari biasanya maka mereka sampai ke taman penyu juga lebih lama. Tapi Manda tak menyesal menunggu lama, karena ia terhibur oleh isi air pantai ini.

"Senang?" tanya Erlan pada Manda. Manda mengangguk dengan senyum yang masih merekah dan takjub, tanpa menatap Erlan, "Hm senang banget," jawab Manda.

Erlan menatap Manda yang sedang menunduk menamatkan kaca tembus pandang itu. Erlan tahu sebenarnya ada beberapa wahana yang sangat ingin Manda coba. Walau Erlan tak tahu wahana mana tapi ia melihat bagaimana ekspresi Manda yang berubah menjadi lesu setiap peraturan beberapa wahana itu mulai disebutkan.

Setelah menunggu, akhirnya mereka sampai di tempat penyu dan hewan lainnya di rawat. Erlan membantu Manda turun dari kapal. "Terimakasih ya Pak," ucap Manda yang dibalas kata 'iya' dan sebuah anggukan serta senyuman oleh bapak yang menjadi nahkoda mereka.

Manda dengan mengangkat sedikit dres miliknya mulai berjalan memasuki tempat dimana penyu dan binatang lainnya ada.

Di dalam sana, Manda benar-benar memuaskan dirinya. Melihat penyu, burung, kura-kura dari yang besar terus sampai yang kecil, Manda juga mengabadikan momen itu di kamera milik Erlan. Manda sampai lupa jika dirinya sempat sedih tadi.

"Pelihara kura-kura kayaknya bagus deh Mas," kata Manda sambil melihat sekumpulan kura-kura berukuran kecil sedang bergerak ke sana ke mari. Erlan yang malas memelihara hewan, memilih untuk pura-pura tak mendengar Manda.

Tiba-tiba pandangan Erlan tak sengaja menangkap satu orang bule laki-laki yang sedang menatap Manda terus menerus. Erlan tak suka itu.

Erlan memeluk pinggang Manda lalu sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah Manda. "Kenapa?" tanya Manda pada Erlan.

"Silau, aku nutupin kamu biar gak silau banget," jawab Erlan. Manda menatap Erlan, Manda menatap aneh Erlan lalu ia tersenyum.

Erlan mengajak Manda berkeliling kembali. Mereka melihat kembali satu per satu hewan disini.

Waktu mereka sudah habis, Manda dan Erlan saat ini juga sudah berada di atas kapal. Manda melihat birunya langit, indahnya laut dan bagaimana banyak orang yang sedang mencoba wahana.

Erlan mengajak Manda beristirahat, Erlan harus sering-sering mengingatkan Manda untuk duduk dan beristirahat, jika tidak Manda akan terus meminta berjalan ke sana dan ke mari.

Erlan memberikan sebotol air putih dan juga kelapa muda yang kedua kalinya di meja dekat. "Kamu haus banget ya?" tanya Erlan melihat Manda yang terus menyeruput air kelapa muda.

Manda mengangguk, "Alhamdulillah, seger banget."

"Mas, pingin naik itu," tunjuk Manda pada satu wahana dimana orang mampu berdiri diatas air laut. Flyboard.

Erlan melihat wahana itu, "Engga usah aneh aneh kamu." Manda mengerucutkan bibirnya.

"Kalau gitu kamu yang naik itu." Erlan membesarkan kedua bola matanya. Ia lalu menggelengkan kepalanya. Manda mengeluarkan jurus miliknya yang pasti akan membuat Erlan langsung luluh. Puppy eyes.

"Tolonglah Mas, aku pingin lihat orang naik situ, nanti kamu ceritain gimana rasanya. Aku tuh pingin banget naik itu tap-"

"Ya ya ya, kamu duduk sama nunggu dekat sana tapi," jawab Erlan. Hati Manda langsung bersorak gembira, sesuai tebakan, akhirnya ia melihat Erlan mencoba wahana itu. Erlan menunggu Manda menghabiskan kelapanya, setelah itu Erlan dan Manda berjalan beriringan.

Manda menunggu di bawah payung besar dan melihat Erlan yang sedang berada di atas kapal sambil mendengarkan sang intruksi.

Tibalah saat Erlan akan segera menaiki flyboard. Melihat Erlan yang mampu berdiri lalu jatuh ke dalam air lalu berdiri lagi jatuh lagi membuat Manda sedikit merasa bersalah dengan Erlan. Apalagi ketika Erlan menepuk telinganya yang sepertinya kemasukan air.

"Ganteng banget ya Bu Masnya, masih muda lagi. Kenalin kali ya Bu ke anak kita," kata ibu-ibu yang berada di samping Manda dengan topi pantai besar dan baju yang terlihat mewah.

"Pasti mau Bu, anak kitakan cantik cantik," jawab teman ibu itu.

"Haishhh dasar ibu-ibu," geram Manda dalam hatinya.

Manda kembali menatap Erlan yang sudah mampu berdiri di atas air dan sangat lama. Laki-laki itu bahkan mencoba berputar-putar sesuai intruksi.

"Keren bangetkan Bu, saya mau ke sana ah, mau saya tunggu biar minta nomor teleponnya." Dua ibu itu langsung berjalan menuju tepi pantai didekat sisi Manda.

Manda memandang kedua ibu dengan rasa malas. "Aneh aneh banget sih ibu itu, gak tahu apa istrinya disini, ih rusak mood aja," kata Manda menggerutu ibu itu.

Tak lama kemudian Erlan kembali dan benar saja dia dihadang oleh dua ibu. Manda berjalan menuju laki-laki itu. "Nah itu istri saya Bu," ucap Erlan ketika melihat Manda yang mendekati dirinya. Manda melemparkan senyum termanis dan memabukkan. Membanggakan dirinya.