Happy Reading semuanya!
Suara deru ombak membuat Raima tersenyum lebar di samping lelaki yang kini memandang puas perempuan disebelah nya itu. Raima tadinya tidak mengetahui kemana mereka akan pergi, tapi saat mengetahui kalau mereka akan ke pantai rasanya sangat menyenangkan dan membuatnya senang bukan kepalang.
Jin yang melihat Raima tampak senang itu benar-benar tersenyum lega, seleranya begitu cocok dengan perempuan di sampingnya itu.
Parkiran mobil ditempat penitipan tampak sepi hanya ada mobil dirinya dan dua mobil tidak ia ketahui, tangannya menggenggam erat tangan perempuan yang sejak tadi tidak sabar untuk pergi ke pantai. Bibir Raima melengkung membentuk senyuman manis disana.
"Seharusnya bawa baju ganti tadi, woah! Cantiknya—"
"Ada yang kurang," ucap Jin
Raima menatap bingung lelaki yang ada di sampingnya itu, "Kau lupa mengucap maa-sya-allah, katanya itu kalimat pujian. Kau harus menggunakan itu," Raima tertawa pelan kemudian menatap kearah depan.
"Masyaallah cantiknya, aku baru pertama kali pergi ke pantai saat malam hari. Biasanya aku pergi siang kalau tidak pagi hari, aku sangat menyukainya. Terima kasih,"Jin menaruh tangannya di kepala milik sang empu.
Otak jeniusnya bekerja dengan keras untuk memikirkan sesuatu, sepertinya menyenangkan kalau membuat pertandingan dengan gadis di sampingnya itu.
"Siapa cepat sampai sana dia akan dapat hadiah," Raima menatap Jin curiga
"Apa hadiahnya? tapi bukankah kau terlalu banyak perhitungan?" tanya Raima
"Bagaimana kalau makan disana?" tunjuk Jin kearah kedai tepat dipinggir pantai tidak jauh dari mereka berada
"Tidak boleh curang! Aku tahu kau mau curang, gelagatmu sudah tercium olehku. Aku akan menang lihat saja," ucap Raima
Bibir Jin tersenyum, tentu saja dirinya bisa memenangkan pertandingan antara dirinya dengan Raima secara langkah kaki gadis itu saja sangat pendek. Matanya menatap Raima yang tampak semangat untuk mengalahkannya.
"Hana-satu,"
"Duel-dua"
"Set-tiga,"
Raima menatap sebal kearah Jin yang kini sibuk menggodanya karena kakinya pendek jadi tidak bisa mengalahkannya, lelaki itu tertawa lebar setelah membuatnya kesal. Tangan Raima menggumpalkan pasir menggunakan tangannya dan melemparkannya ke arah kemeja milik sang empu yang kini menatapnya tajam.
"Yak!" teriak Jin
Raima tertawa lebar melihat Jin yang sedang memasang wajah suramnya dengan cepat Jin menarik tangan Raima dan membawanya menuju bibir pantai, lelaki itu berusaha untuk membuat perempuan yang kini masih tertawa basah terkena air pantai.
"Stop it! I'm sorry jin,"
Jin mengangkat tubuh Raima yang tampak ringan digendongannya dan membawanya ke bibir pantai, tentu saja hal itu membuat keduanya basah terkena air ombak yang menghampiri mereka. keduanya tidak bisa berhenti tertawa saat mengetahui kalau baju mereka sama-sama basah dan tidak membawa baju ganti.
"Ini semua karenamu," ucap Raima sembari menyipratkan air kearah Jin
"Sepertinya aku ada baju dibagasi, tapi hanya satu dan itu untukku." Raima menatap sebal kearah Jin yang kini menjulurkan lidahnya kearahnya.
"Oh! kenapa dingin sekali ya?" tanya Jin
"Kau bermain air di malam hari tentu saja dingin apalagi ditambah dengan angin pantai," Jin menyipratkan air kearah Raima yang kini bergantian menyipratkan air kearahnya, ah—mereka seperti anak kecil yang senang bermain air.
Manajer Park dan Sujin yang mengikuti keduanya hanya menggeleng dari jauh, Sujin mendapatkan laporan dari Jungkook katanya lelaki itu pulang kerumah orang tuanya tanpa mengatakan apapun padanya. Tidak ingin menaruh curiga yang buruk akhirnya mereka berdua mengikuti walaupun sedikit terlambat dan berakhirlah mereka berada di pinggir pantai jauh dari mereka.
"Aku jadi tahu alasan Jin selalu tampak senang menjalani kerjaan yang panjang meskipun itu melelahkan dan meminta untuk tidak sampai malam hari seperti biasanya, dia ingin menghabiskan waktu dengan seorang perempuan yang menjadi tetangga baru mereka."manajer Park menatap Sujin.
"Bagaimana kalau kenyataannya semuanya suka pada gadis itu? semua akan baik-baik saja kan?" tanya manajer Park.
"Sepertinya begitu,ah—anakku sudah besar. Aku senang melihat Jin yang tampak nyaman dan tertawa lepas disana," ucap Sujin
"Kajja-ayo kita juga kencan," ajak manajer Park
"Kepalamu kencan!"maki Sujin
Jin menggenggam erat tangan Raima yang terasa dingin, sudah dua jam mereka bermain air di pantai. Mata perempuan cantik disampingnya itu tampak terpaku pada pemandangan bintang yang tersaji dihadapan mereka, sangat cantik. Bahkan Jin ikut tertarik dengan pemandangan didepannya, seharusnya ia mengajak adik-adiknya untuk menonton pemandangan indah disini.
"Cantik ya, kalau di Indonesia jarang sekali ada pemandangan yang seperti ini. Pantas saja adikku sangat menyukai dan ingin sekali datang ke tempat ini karena pemandangannya saja indah, aku jadi sedikit tidak menyesal datang kemari." Jin menarik gadis yang ada disebelahnya kedalam pelukannya.
"Tubuhku dingin," ucap Jin pelan
"Kajja-ayo, katanya kau bawa baju ganti di mobil. Nanti kau sakit aku tidak bisa menyetir mobil." Jin berjalan mendahului Raima, lelaki itu benar-benar kedinginan.
Tangan Jin memberikan satu set hodie dan celana bewarna pink kehadapannya,"Aku menemukan satu lagi," ucap Jin sembari tersenyum lebar menatapnya.
"Kau memakai warna pink?"
"Kenapa? Tidak boleh?" tanya Jin
"Aniya-tidak, tidak masalah. Boleh aku pinjam kan?" tanya Raima
"Kau ingin memilikinya pun tidak masalah, aku bisa membelinya lagi. Ayo kita cari toilet," ajak Jin membuat Raima mengangguk.
Bibir Jin melengkung membentuk senyuman lebar mengingat pakaian yang ia berikan pada Raima, tidak salah juga ia membeli pakaian bewarna pink. Perempuan itu pasti sangat cantik menggunakan pakainnya secara dirinya world wide handsome.
Kaus putih dibalut dengan hodie bewarna biru menyempurnakan penampilannya, celana juga senada dengan hodie yang digunakannya. Matanya menatap Raima yang sudah menggunakan hodie miliknya yang kebesaran, semungil itukah gadis yang ada di depannya itu.
"Hodieku kenapa jadi sangat besar ditubuhmu?" tanya Jin
"Kau itu raksasa dan aku kurcaci jadi kecil,"
"Pantas saja aku menggandeng tanganmu, rasanya sangat kecil." Raima menatap kesal Jin, "Kalau begitu kau tidak boleh menggenggam tangan perempuan, lagian dalam agamaku kita berdua dilarang berpegangan tangan." lJin melotot menatap tidak percaya dengan ucapan dari gadis yang ada disampingnya itu.
"Kau dan aku bukan pasangan suami istri, jadi tidak boleh."
"Tapi tadi kau tidak protes aku pegang?" tanya Jin
"Kalau begitu sekarang aku protes," sahut Raima
"Andwae-tidak boleh, aku takut kau hilang. Korea itu menakutkan sekarang sedang marak penculikan, kalau kau di culik siapa yang sedih? Orang tuamu, lalu siapa lagi tentu saja aku." Raima menggeleng kemudian duduk dikursi kedai makanan sesuai dengan permintaan dari sang empu.
"Berikan aku rekeningmu, akan aku kirimkan uangnya sekarang." Raima menuliskan nomor rekening miliknya, di ponsel milik lelaki yang kini hanya tersenyum kearahnya.
"Yak! Kim Seokjin aku mendapatkan laporan kalau kau berada di rumah orang tuamu tapi kenapa kau ada disini? apa dia orangtuamu? Orang tuamu sudah berubah?" tanya Sujin
Lelaki yang dipanggil namanya itu gelagapan, ia tidak tahu kalau adiknya akan melapor seperti ini. Sujin dan manajer Park yang melihat itu hanya tertawa karena sudah membuat lelaki berbahu lebar itu gelagapan.
"Seharusnya kau bilang kalau ingin kencan, jadi aku bisa menutupinya rapat-rapat. Biar aku yang bayar makanannya kalian nikmati saja," Raima yang sejak tadi terdiam hanya memandang bingung keduanya.
"Ah—iya kenalkan aku manajernya Jin dan ini stylis nunanya," Raima sebenarnya tidak mengerti tapi gadis itu hanya mengangguk mengiyakan ucapan dari perempuan cantik disebelahnya, nanti juga ia akan maksud dari keduanya.
"Malam ini kau senang Jin?" tanya manajer Park
"Tentu, aku senang bermain dengannya."
Raima tersenyum mendengar jawaban dari Jin barusan, entah kenapa dirinya merasa lega saat mengetahui lelaki yang ada dihadapannya itu merasa lega dengan perkataan yang diucapkan oleh Jin barusan. Raima senang saat Jin mengatakan kalau lelaki itu senang bersamanya malam ini.
**To be continued
Terima kasih sudah membaca Cerita Tentang Kau Dan Aku
Dilarang memplagiat karya ini.
salam Leeaa_Kim**