webnovel

Prolog

Hari kelulusan merupakan hari perpisahan yang tak terhindarkan. Setiap orang pasti pernah merasakan perpisahan. Perpisahan juga merupakan garis takdir yang dilukis Tuhan untuk hambanya.

Bertemu, bermain, bercandaria, belajar, berpisah. Siklus yang selalu terjadi dan terulang. Membuat tanda tanya besar bagi banyak orang, "akankah siklus ini terhenti?", "akankah pertemuan selanjutnya sama baiknya?", "akankah masa depan cerah menyambut di depan sana?".

°°°

Hari itu, merupakan hari kelulusan ke-2 yang gadis kecil itu rasakan. Sedikit sedih bercampur cemas karena dirinya pun harus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Kelulusan ke-2 tidak begitu spesial dikarenakan wabah virus yang merebak saat itu. Menjadikan kelulusan bukan lagi hal yang menakutkan. Sedikit sedih, namun sang gadis yakin akan bertemu yang lebih baik di masa depan.

Beberapa minggu setelahnya, sang gadis merasa sedih, kecewa, marah pada dirinya sendiri karena ia tidak bisa meraih apa yang diinginkan.

Sang gadis gagal.

Ia gagal melanjutkan pendidikannya.

Dan hari itu ia berpikir bahwa semuanya telah berakhir.

Hal itu membuatnya berakhir di sekolah yang tidak pernah ia impikan. Di sini, di mana ia menapakkan kakinya. Berpikir bahwa ia tidak akan sebabahagia dahulu bersama teman-temannya, berpikir bahwa ia akan sendirian, menghadapi dunia pendidikan sesungguhnya ... sendirian.

Namun fakta berhasil menepis angan sang gadis. Kini ia paham dengan kiasan 'Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya'.

Semuanya baik, kehidupannya baik, perjalanannya baik, Bahkan ia tidak sendirian. Kini ia berdiri dengan delapan sahabat yang luar biasa. Dengan kisah kehidupan dan pengalaman yang beragam, membuat ia terus tersenyum dan bermonolog "pasti selesai dengan lancar!".

Selesai ...

Benar, selesai, ... kini semuanga hampir selesai. Kisah kita, perjalanan dan pertemuan kita.

Segalanya terasa sangat berat, seolah enggan untuk bertemu kata selesai.

Ini tidak sesuai dengan rencana awal ... harusnya ia sendirian, sehingga kelulusan lagi-lagi bukan hal yang menakutkan.

Tapi sekarang, hanya kata 'tidak' yang terlintas untuk kelulusan.

Benar, hari kelulusan ... sudah di depan mata.