Sepulang Rania dari makan siang dengan Tyo Rania Turun di Lobby Kantor lebih dulu dan Tyo memarkir Mobil nya di Basement. Saat sampai di Lobby kantor Rania bertemu dengan Pak Brian, Lalu Pak Brian mengajak Rania untuk ikut dengan nya untuk membicarakan pertemuan terakhir mereka yang kurang baik.
"Pak Brian". suara Rania Gemetar " Apa Kabar Pak?" Tanya Rania sopan
"Bisa ikut Aku?" ajak Pak Brian
"Maaf Pak, Saya sudah di tunggu Pak CEO ini Makanan nya nanti keburu dingin" Ucap Rania Memberi Alasan
"Hanya 5 menit Please, atau kamu mau aku tarik ke ruangan ku dan menimbulkan pertanyaan dari yang lain?" Bujuk Pak Brian
"Ok 5 menit, dimana?" tanya Rania
"di Rofftop, ayo ikuti Aku"
Rania pun mengikuti Pak Brian dengan perasaan cemas, tapi daripada di paksa bicara keruangan nya lebih baik bicara di Rofftop. Tyo sempat melihat Rania menuju lift tapi dia tidak mengira Rania bukan menuju meja nya melainkan ke tempat lain. Lift pun menuju ke lantai Paling atas gedung dan Mereka berdua keluar dari lift dan menuju sebuah pintu yang membawa mereka keluar rooftop.
"Apa yang mau Bapak Bicarakan?" tanya Rania
"Ran aku minta maaf atas sikap ku yang terakhir padamu saat di ruangan ku, aku terlalu emosi". Brian berupaya untuk merayu agar di maafkan
"Sudah Rania maafkan Pak". jawab Rania
"Benarkah?" tanya Brian tidak percaya
"iya Benar, Rania sudah memaafkan semua itu". jawab Rania
" Terimakasih Rania" Jawab Brian
"Sama - sama, apa Rania Boleh kembali ke Kantor sekarang?" tanya Rania sambil melangkah kearah pintu
Brian menahan langkah Rania dan menarik tangan Rania, Rania sempat menarik tangan nya tapi genggaman tangan Brian di pergelangan nya lebih kuat.
"Rania, tolong dengarkan Aku sebentar. Kamu tahu aku hampir frustasi?" seru Brian
"Frustasi karena apa?" jawab Rania
"Kamu tahu anak ku semua perempuan, sedangkan Aku dan keluarga besarku menginginkan anak laki - laki sebagai penerus kami. Aku harus apa karena Istriku sudah melahirkan cesar 3x dan tidak boleh hamil lagi oleh dokter. Keluargaku sudah mengizinkan ku agar menikah lagi, dan Aku rasa kamulah orang yang tepat karena kamu Gadis baik. Saat ini istriku sudah setuju untuk Aku berpoligami, apa kau mau menikah denganku?" tanya Brian memohon
"Maaf Pak Rania tidak bisa, tetap saja nanti Istri Bapak akan tersakiti. Bapak tau walau istri Bapak menerima tapi hati nya pasti sakit Pak. Rania gak mau jadi duri di hati Istri Bapak. Apalagi Rania gak ada perasaan apa - apa sama Bapak apalagi Cinta Rania gak Punya. Anak Perempuan juga bisa jadi Pemimpin asalkan di beri kesempatan Pak Brian. Kasihan anak Bapak jika Bapak seperti ini terus - terusan. Lebih baik Bapak memberikan perhatian penuh terhadap 3 Putri Bapak dan jadikan mereka anak - anak yang Hebat. Permisi" Rania lalu melangkah berbalik ke arah pintu masuk gedung namun baru 2 langkah tubuh nya tertarik.
"Kalau aku gak bisa milikin kamu orang lain juga gak akan bisa milikin kamu Rania". Ucap Brian berteriak sambil memegang kedua bahu Rania dan mengguncang - guncang hingga Rania kesakitan.
" Lepas Pak, Bapak sakit! " Ucap Rania memberontak san berusaha lepas dari genggaman Brian dengan mengigit 1 tangan Brian kemudian berlari.
Namu tiba - tiba saja Brian menggapai punggung Blouse nya dan "Brekk" suara robekan Baju terdengar menampilkan kulit punggung gadis berhijab dan pengait bra Hitam. Mata Rania terbelalak mendengar Blouse nya Robek dia merasa di telanjangi oleh Brian. Rania segera berbalik badan.
"Bapak Kurang Ajar, Rania pun menampar pipi Brian. apa yang bapak lakukan? " sambil menangis berderai air mata Rania membentak Brian dan bagaimana kembali ke kantor dengan Baju Robek bagian belakang.
"Hahaha Jangan menolak Ku Rania" Ucap Brian sambil memegang Rahang Rania.
Namun tak disangka ternyata ada seseorang yang menghajar dan memukuli Brian dari samping. Brian jatuh tersungkur ke tanah dengan bibir berdarah. Dan seketika Brian Gemetar dengan wajah ketakutan melihat orang yang memukuli Brian.
"Pa..Pa...Pak Jean Maafkan saya, tapi tolong Bapak jangan ikut campur urusan saya dengan Rania" ucap Brian gemetar karena CEO nya lah yang menghajar nya
DEG
Rania terkaget mendengar Brian menyebut nama Jean, dan merasa malu sekali dengan apa yang dialami nya terlihat oleh CEO nya. Namun dibalik semua itu Rania bersyukur Jean datang menolong.
Tapi bagaimana mungkin tiba - tiba CEO nya ada di Rooftop Gedung? Rania masih bertanya - tanya dalam hati nya.
"Akan jadi urusan Ku jika Kau melakukan nya disini di gedung kantor Ku, Cih Aku tidak menyangka Kau bisa - bisa nya melecehkan seorang gadis bahkan karyawan kantor ku juga di jam kerja seperti ini. Untung tadi aku sedang mencari udara segar dan merokok di sini sampai aku dengar suara keributan kalian. ini Kesalahan Pertama mu dan terakhir Brian. Kau buat surat pengunduran diri Mu hari ini juga aku tidak bisa mentorerir sikap laki - laki yang tidak menghargai Karyawan perempuan di kantor apalagi sampai melecehkan nya hingga baju nya di robek." perintah Jean dengan amat sangat marah dan dingin
"Haha, Bapak tidak bisa melakukan hal ini padaku, Ayah ku juga pemegang saham perusahaan ini". Tawa Brian tidak mau mengundurkan diri
" Kau Pikir aku Bodoh? Ayah mu memang pemegang saham di perusahaan ini. Tapi bukti rekaman CCTV bisa membuat mu mendekam di Penjara karena kasus pelecehan. Yang akan membuat nama Ayah mu tercoreng, apa kau pikir Ayah mu akan masih mengakui mu sebagai Anak nya?" Jawab Jean dengan tegas menjatuhkan telak Brian sampai tidak bisa berkata apa apa
" a.. a.. a.. apa? haiss sial nya Aku" jawab Brian yang tak bisa berkata apa - apa lagi
"Segera kemasi meja Mu, aku tidak ingin melihat mu lagi Besok pagi di kantor Ku!" Perintah Jean
Lalu Brian pun pergi dengan kesal untuk mengemasi barang - barang nya.
Di sisi Lain Rania sedang menangis terisak dan bersandar pada tembok agar robekan baju nya tidak terlihat.
"Rania, apa Kau tidak apa - apa? " Tanya Jean khawatir
"Saya Gak apa - apa Pak. Saya Malu banget rasanya seperti di telanjangi hikz hikz " ucap Rania sesegukan
"Sudah, biar nanti Kamu diantar pulang Pak Dana supir Ku" ucap Jean seraya mencopot Jas nya dan memakaikan nya ke tubuh Rania.
"Pakai ini untuk menutup punggung baju mu yang robek" Seru Jean
"Terimakasih Pak, apa tidak apa - apa kalau Saya pulang lebih awal?" tanya Rania merasa tidak enak
"Suasana hatimu pasti sedang tidak baik, pulanglah untuk menenangkan diri" jawab Jean
Kata - kata Jean memang terdengar biasa saja karena wajar atasan akan mengizinkan karyawan nya pulang kerumah karena mengalami sebuah pelecehan. Namun Rania merasa kalimat tersebut begitu terasa manis diucapkan CEO nya yang dingin seperti es batu.
"Terimakasih Pak, tolong jangan ceritakan masalah ini karena Saya sangat malu. Dan Pak Tyo jangan sampai tahu Saya mohon. Ini tadi saya dan Pak Tyo belikan sate kambing" ucap Rania tersenyum
"hmm Ok. Thank You sate nya"
jawab Jean lalu Jean melakukan panggilan telepon ke Pak Dana agar siap di lobby untuk mengantar Rania.
"Kamu tunggu saja di Lobby, aku akan kembali ke ruangan Ku" jawab Jean
"Baik, Terimakasih banyak Pak untuk kebaikan Bapak" Ucap Rania dengan penuh rasa terimakasih
"hemm" jawan Jean datar sambil berjalan memunggungi Rania
Dalam hati Rania bergumam Ya Tuhan CEO ku ini hari ini menjadi penolong, entah bagaimana jika tidak ada CEO nya tadi. Rania tidak akan berani ke ruangan kecuali sampai semua karyawan sudah pulang. Sungguh memalukan hari ini, tapi bagaimana jika di luar sana Pak Brian bisa melakukan hal yang lebih gila padanya. Sekarang Rania semakin dibuat was was. Ia pun sampai di Lobby dan Pak Dana sudah memanggil dari Lobby. Rania segera masuk dan menunjukan jalan menuju rumah nya.