“Kau sadar dengan apa yang baru saja kau katakan, bukan?” selidik Gabriella dengan suara dalam. Ia masih tidak percaya bahwa Lena mengharapkan keikutsertaan putranya.
“Sadar, Nyonya. Sesungguhnya, Tuan Muda juga bisa menjadi bahan ujian. Kalau Ronald tidak menyukai keberadaannya, berarti laki-laki itu bukan pasangan yang tepat untuk saya. Bagaimana mungkin saya bisa hidup bersama seseorang yang tega bersikap dingin terhadap anak kecil?” timpal Lena sembari mengangkat pundak sejenak di akhir.
Selang satu helaan napas panjang, Gabriella menatap Cayden lekat-lekat. “Kau berjanji tidak akan menimbulkan masalah?”
“Tenang, Mama. Aku tidak akan nakal,” sahut balita yang menahan kegembiraan di balik kepalan tangannya yang erat. Ia sadar bahwa dirinya harus menunjukkan bukti pengendalian diri yang kuat.
“Baiklah, kalau begitu ... kau boleh ikut,” putus Gabriella disertai senyum terpaksa. Ia hanya bisa berharap kalau Cayden tidak merusak kencan Lena.
***
Support your favorite authors and translators in webnovel.com