Begitu memasuki kamar, Mia langsung membuka koper dan mengambil ponsel. Tanpa berpikir panjang, ia mengaktifkan benda yang sudah dua hari dibiarkan padam. Sesaat setelah tersambung dengan internet, sebuah pesan pun muncul di layar. Dengan alis berkerut, Mia memeriksa kabar dari Gabriella.
"Mia, apakah kau sudah bertemu dengan Julian? Sejak kemarin, dia tidak memberi kabar. Pesanku tidak dibalas dan teleponku tidak diangkat. Aku benar-benar khawatir. Saat berangkat, kondisinya sedang lemah."
Dalam sekejap, jantung Mia berdebar cepat. Keringat dingin telah membungkus tengkuknya yang kaku. Tepat ketika ia hendak mengetik pesan balasan, sebuah panggilan video masuk. Sambil menelan ludah, gadis itu pun menggeser tombol hijau.
“Mia,” sapa Gabriella sembari menggendong putranya. Sedetik kemudian, wanita itu menghela napas lega. “Akhirnya kau mengangkat telepon juga,” desahnya sembari menjaga tangan Cayden agar tidak merebut ponsel.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com