Sembari menelan ludah, Julian mengepalkan tangan di atas kedua lututnya. Setelah menarik napas dalam-dalam, pria itu menjawab, “Tolong jangan memercayai kabar itu, Bi. Semua yang diberitakan itu tidak benar.”
“Apa yang tidak benar? Bukankah sudah jelas kalau model cantik itu terlihat sangat bahagia menggandeng lengan Anda? Anda bahkan tersenyum saat menempatkan cincin di atas telapak tangannya,” balas Minnie dengan ekspresi sekeras batu.
“Tapi itu bukan seperti yang terlihat. Media sudah melebih-lebihkan,” ringis sang pria. “Saya dan model itu—“
“Itulah yang dilihat oleh Mia dengan mata kepalanya sendiri,” sela si wanita tua sembari melihat ke arah lain. Air mata bisa jatuh jika ia tetap membalas tatapan pria yang masih berlutut itu.
Mendengar pernyataan tersebut, Julian mendadak bungkam. Bola matanya bergetar membayangkan bahwa sang kekasih telah memendam sakit lebih lama dari yang ia kira.
“Mia ada di sana?” desah pria itu, sulit menerima kenyataan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com