Begitu membuka pintu apartemen, alis Mia terangkat maksimal. Ia tidak mengira jika sang CEO akan menyambutnya dengan hangat.
“Selamat malam, Nona Sanders. Gaun itu terlihat sempurna di tubuhmu,” puji Julian seraya menaikkan sudut bibirnya.
Alih-alih merasa tersanjung, sang gadis malah mendesah tak percaya. “Kenapa Anda kemari, Tuan? Bukankah Anda seharusnya pergi menjemput Nona Johnson?”
“Untuk apa? Dia bilang bisa datang sendiri ke restoran,” sahut Julian dengan tampang tak berdosa.
“Apakah dia berkata begitu saat Anda menawarkan jemputan?” selidik Mia diiringi gelengan samar.
“Tidak. Aku berkata akan lebih efektif jika kami langsung bertemu di sana. Dia pun setuju dan menyatakan kemandiriannya. Nona Johnson tidak keberatan, Mia.”
Mendengar jawaban yang terkesan tak acuh itu, sang sekretaris otomatis tertunduk dan mencoba mengurangi udara berat dari paru-parunya. Namun ternyata, satu embusan panjang masih belum cukup untuk membebaskan dadanya dari sesak.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com