“P-perempuan yang cocok dengan Tuan?” gumam Mia, memaksa otaknya yang beku untuk bekerja lebih keras.
“Ya,” angguk Herbert santai. “Aku ingin mencarikan jodoh untuk Julian. Kupikir, kau adalah orang yang tepat untuk membantuku menentukan gadis pilihan. Jadi, katakanlah, Mia. Perempuan seperti apa yang disukai oleh putraku itu?”
Hanya dalam sekejap, hati Mia hancur bersamaan dengan asa. Niatnya untuk memantaskan diri di sisi sang CEO telah musnah. Ia merasa bahwa namanya memang telah masuk dalam daftar pengecualian jodoh Julian Evans.
“Seperti apa, Mia? Apakah pertanyaanku sesulit itu?” tanya si pria tua sembari membungkuk, mengamati wajah yang tertekuk oleh kepedihan.
Kerongkongan sang sekretaris kini segersang Sahara. Tidak ada sedikit pun kesejukan yang berembus dari paru-parunya. Sambil mencengkeram ponsel, gadis itu berusaha menyadarkan diri untuk tidak kehilangan akal sehat. Setelah mampu menahan sesak, ia terpaksa menegakkan kepala dengan ekspresi yang sangat kaku.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com