“Kenapa kau tidak mengajak Lena ke sini?” tanya Julian sembari menoleh ke arah wanita yang berjalan di sisinya.
Dalam sekejap, Mia berhenti memperhatikan susunan mawar kuning dan putih di tangannya. Sembari menaikkan sudut bibir, ia membalas tatapan teduh sang suami.
“Aku sedang membutuhkan privasi. Tanpa Lena, kita bisa berbincang lebih bebas dan menyampaikan apa saja kepada Papa,” ucap wanita itu, sukses menerbitkan rasa bangga dalam hati sang pria.
“Kau memang istri yang sangat pengertian, Mia,” puji Julian sembari mengusap punggung si wanita hamil.
Seraya melebarkan senyuman, Mia mengalungkan sebelah lengan ke pinggang sang pria dan menyandarkan kepala sejenak di pundak lebar suaminya itu. “Aku tahu, kau pasti malu jika Lena melihat air matamu.”
Tak menduga sang istri dapat meledek seperti itu, tawa hambar spontan terlepas dari mulut Julian. “Kau berpikir aku akan menangis tersedu-sedu, hm?”
Support your favorite authors and translators in webnovel.com