“Apakah kau gugup?” bisik Julian saat mobil yang mereka tumpangi sudah memasuki area bandara.
Sambil mengeratkan genggaman, Mia menelan ludah. “Sedikit,” sahut gadis itu dengan suara lemah.
Menyadari betapa dingin dan berkeringat jemari sang kekasih, Julian pun memiringkan kepala dan memasang tatapan teduh. Seraya mengelus punggung tangan kekasihnya dengan ibu jari, ia berkata, “Tenang saja, Mia. Semua akan baik-baik saja. Keamanan bandara sudah diperketat dan polisi pun berjaga di beberapa tempat.”
“Maaf, Julian,” desah gadis yang tidak bisa membohongi perasaannya sendiri. “Mustahil aku bisa meredakan ketakutan ini. Aku tidak mau sesuatu yang buruk terjadi padamu.”
Sebelum sang pria menyanggah, Mia melanjutkan omongan. “Jadi, biarlah ketegangan mengisi sarafku. Aku membutuhkannya untuk lebih waspada.”
Sadar bahwa ucapan sang kekasih memang benar, sudut bibir Julian terangkat walau berat. “Kau tahu? Aku sudah tidak sabar ingin melihatmu mengenakan gaun pengantin.”
Support your favorite authors and translators in webnovel.com