Sembari membiarkan sang istri menenangkan diri dalam dekapan, Max mengamati kondisi di sekitarnya. Satu setel pakaian pria yang berceceran, beberapa potongan tali yang berserakan, gelas yang tak lagi tegak di atas meja, serta tubuh Gabriella yang mulai menghangat. Setelah memberikan beberapa tepukan ringan di punggung sang wanita, pria itu akhirnya memecah keheningan.
“Gaby, apakah kau sungguh baik-baik saja? Kenapa detak jantungmu begitu cepat?”
Sambil beringsut menjauh, Gabriella menjawab lirih. “Laki-laki itu mencekokiku dengan obat perangsang. Aku sudah berusaha melawan, tapi ada sedikit yang terminum olehku.”
Mendengar pengakuan semacam itu, alis Max sontak melengkung tinggi. Sekali lagi, ia mengangkat wajah sang istri agar tidak terbebani penyesalan.
“Lalu sekarang, kau mau bagaimana? Haruskah kita melakukannya? Apakah efeknya sudah mulai bekerja?” tanya pria itu seraya memeriksa sorot mata Gabriella dengan saksama.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com