“Apakah tebakanku benar? Semua ini adalah perbuatan ayahku?” tanya Max yang masih menatap punggung sang sekretaris.
Selang keheningan sejenak, Sebastian akhirnya berbalik menatap sang CEO.
“Kenapa kau menuduh ayahmu sendiri? Apakah kau benar-benar sudah kehilangan akal sehat?” timpal pria itu dengan raut kaku.
Tanpa terduga, bibir Max mulai melengkung miris. Setelah mengembuskan napas cepat, ia meringis sembari menggeleng. “Tak kusangka, ternyata benar-benar Papa. Apa yang harus kulakukan untuk melawannya sekarang? Aku tidak ingin menjadi anak durhaka,” gumamnya dengan tatapan menerawang.
Mengetahui bahwa Max telah menemukan kebenaran, kerongkongan Sebastian semakin terasa gersang. Ia ditugaskan untuk menambah tekanan dalam kepala sang CEO, tetapi malah dirinya yang terdesak dan kehabisan kata-kata.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com