webnovel

118. Menyerah

"Iya serius." Jawab Mas pom bensin itu.

Raut wajah Alan benar-benar seperti orang linglung. Kebingungan seperti orang yang baru saja terkena gendam. Ia benar-benar bingung sekali. Antara rasa bingung dan rasa takut bercampur jadi satu.

Kalau bukan Felicia, tadi itu siapa yang ia jemput?

Karena masih bengong terlalu lama, Alan pun merasakan ponselnya bergetar panjang di dalam saku celananya. Ia langsung merogoh saku celananya, mengambil ponselnya. Getaran panjang itu tanda ada panggilan suara yang masuk.

Begitu ia melihat layar ponselnya, ada nama kontak 'Felicia' yang sedang berusaha meneleponnya.

"Mas, angkat teleponnya masuk aja ke mobil. Kan ini sudah selesai pengisian. Jangan angkat di sini, takutnya ada yang meledak. Lalu mobilnya bisa langsung ke sana ya…" tegur Mas pom bensin itu, tentu dengan maksud yang baik.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com