Sheren menggigiti pensilnya sambil menatap halaman buku gambarnya yang masih kosong. Shaka menurunkan tangan adiknya dari mulut sang adik, kemudian Shaka menatap halaman buku gambar Sheren yang masih putih bersih. "Gambar aja sebisamu. Enggak apa-apa kok, gak harus bagus banget," ucap Shaka.
Saran dari Shaka justru membuat Sheren semakin kesal. "Kamu gila apa ya! Kalau aku harus menggambar sebisaku, aku akan menggambar dua buah gunung yang ditengahnya ada matahari separuh dengan garis-garis mirip buah rambutan. Terus, ada jalan menuju gunung itu. Di kanan jalan ada sawah yang kugambar dengan kotak-kotak berisi huruf v, terus di kiri jalan ada rumah," kata Sheren kesal. Karena bagi Sheren, saran Shaka barusan sangat menyesatkannya.
Shawn yang telah selesai menggambar kemudian mencolek pundak Sheren dengan penggarisnya. Hal itu membuat Sheren kesal. Gadis itu lalu berbalik arah, menatap Shawn dengan tatapan tajam. "Apaan sih Shawn!"
"Mau kubantu?" tawar Shawn.
"Hah?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com