--> Tidak hanya abah dan emak saja, terlihat ibu Veronica-- yang sedang duduk di kursi berbeda, juga dibuat bengong karenanya. Wanita itu tidak menyangka, Aden berani senekat itu. Namun hal itu juga membuat ia jadi merasa seperti Pandu, menjadi serba salah. Ia seperti kehilangan muka di hadapan kedua orang tua Aden.
Setelah ini, entah apa yang akan dipikirkan oleh dua orang tua yang masih menganggap tabu dengan hubungan semacam itu. Mungkin, ia akan dianggap gagal dalam mendidik anak.
"Aden... kamu teh ngomong apa?" Ibu Acih-- wanita yang dipanggil emak oleh Aden, membuka suaranya. "Kamu teh laki- laki, enggak boleh atuh suka sama laki-laki juga." Wanita paru baya itu menoleh ke arah pria beruban di sebelahnya. "Abah, ini teh kumaha? Kenapa Aden jadi kaya gini. Kalo lalaki suka sama lalaki, itu kan namanya bencong. Emak nggak mau anak emak jadi bencong."
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com