webnovel

Perjalanan Dimulai

Keberangkatan anggota The Heal nanti besok pagi. Tapi, Naraya dan timnya sudah harus pergi lebih dulu ke lokasi tour pertama untuk melakukan meeting dengan panitia di lapangan. Naraya harus mempelajari dulu rangkaian acara yang ada dan kemudian akan disesuaikan dengan naskahnya nanti.

Pukul 10 malam, dengan menggunakan mobil kantor, Naraya dan dua anggota timnya akhirnya berangkat ke Bandung. Perjalanan itu sedikit menguras tenaga Naraya dan timnya hari ini karena mereka harus mengejar waktu keberangkatan. Seharusnya Naraya sudah ada di Bandung kemarin, tapi karena surat dinas Anggun dan Rizky belum keluar, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi hari ini saja.

Perjalanan yang lumayan panjang itu akhirnya berakhir. Mobil Naraya akhirnya tiba di hotel tempat mereka menginap saat jarum jam di tangan Naraya hampir menunjukkan pukul 4 subuh. Rizky dan Anggun mulai mengeluarkan peralatan syuting mereka. Sementara Naraya mengurus bagian check-in.

Sesuai dengan instruksi dari panitia pelaksana konser, mereka akan melakukan meeting pada pukul 7 pagi nanti sebelum gladi dimulai. Itu artinya Naraya dan dua rekannya hanya punya waktu istirahat dua jam saja.

"Istirahatnya dua jam doang, ya. Jam 6 udah harus siap-siap dan berangkat ke lokasi," ujar Naraya kepada Rizky saat menyerahkan kunci kamar hotelnya.

Naraya dan Anggun masuk ke kamar mereka setelah membantu Rizky meletakkan peralatan syuting mereka di kamar Rizky. Naraya yang berniat tidak ingin tidur lagi pun langsung menyeduh kopi yang tersedia di kamar mereka.

"Kak Naraya nggak mau tidur lagi?" tanya Anggun saat dia sudah bersiap naik ke kasur.

Naraya menggeleng dan membawa kopinya ke meja yang dijadikan tempat kerjanya. "Nggak. Lo tidur aja, nanti gue bangunin kalo udah pagi."

Anggun hanya mengangguk sekilas dan langsung masuk ke dalam selimutnya. Sementara Naraya sudah menyalakan laptopnya. Segelas kopi terpaksa jadi temannya pagi ini agar dirinya tidak mengantuk lagi.

Dua jam untuk tidur sangat tidak ingin dilakukan Naraya. Dia takut akan kebablasan karena dia tahu tubuhnya saat ini sangat lelah dan gampang tidur panjang. Lebih baik dia mengkonsumsi minuman berkafein itu untuk menyelamatkan hari pertama syuting tour mereka. Ya … walaupun dia ragu tubuhnya akan baik-baik saja saat kembali mengkonsumsi kopi.

Fokus dengan pekerjaan yang ada di depannya saat ini benar-benar membuat Naraya lupa akan waktu yang terus berjalan. Langit di luar jendela sudah terang. Matahari baru saja keluar dari peraduannya. Cahaya matahari pagi yang menembus sela-sela gorden hotel itu akhirnya yang menjadi alarm bagi Naraya untuk bangkit dari duduknya dan mulai bersiap-siap.

Setelah selesai dengan aktivitas menyegarkan diri, Naraya beralih untuk membangunkam Anggun dan memesan sarapan. Dia juga sudah menelpon Rizky di kamar sebelah untuk siap-siap dan sarapan bersama di kamar mereka.

Setengah jam mereka habiskan untuk sarapan sembari membahas hal-hal yang harus mereka lakukan hari ini. Juga, Naraya memberikan gambaran besar mengenai jalannya syuting mereka nanti, juga pentingnya berkoordinasi dengan panitia agar tidak terjadi miss komunikasi nantinya.

Sarapan telah selesai. Persiapan alat-alat pun sudah beres. Panitia pun sudah menghubungi Naraya agar bisa segera ke tempat konser untuk melakukan meeting bersama sebelum persiapan panggung dan set kamera dilakukan.

Rizky yang sekaligus bertugas sebagai sopir mereka sudah mengatur kamera mereka di bagasi. Setelah dirasa siap, mobil itu pun langsung meluncur ke lokasi konser. Tidak perlu waktu lama untuk mereka sampai di sana.

"Dari tim dokumenter The Heal?" tanya seorang wanita yang mengenakan tanda pengenal yang bertuliskan staff.

Naraya mengangguk sebagai jawaban dan mereka pun diberi tanda pengenal yang sama seperti yang digunakan staff tersebut. Setelah itu, Naraya dan dua rekannya langsung diarahkan ke ruang meeting.

***

Selepas meeting, Naraya mulai menelusuri area konser untuk bisa mengatur pengambilan gambarnya nanti. Dia memang berencana untuk menyelesaikan semua persiapan syutingnya sebelum anggota The Heal sampai.

Tepat pukul 1 siang, Naraya mendapat telepon dari Bang Arnan bahwa mereka baru saja sampai di hotel dan akan segera menuju lokasi konser untuk melakukan gladi nantinya.

"The Heal bakal sampai sini bentar lagi. Udah pada tahu kan tugasnya masing-masing di mana?" tanya Naraya lagi kepada Anggun dan Rizky untuk mengecek kesiapan mereka sekali lagi.

"Kak, kalau pengunjung udah masuk ke venue berarti udah masuk ke wilayah syuting Rizky, terus gue ngapain dong habis itu?" tanya Anggun.

"Rizky ngambil gambar untuk keseluruhan venue. Nanti kalau tugas lo di depan udah selesai, kalian bagi tugas aja. Nanti koordinir sama Rizky. Kalau Rizky udah dapat instruksi dari Anggun, kalian bagi tugas. Rizky sebelah selatan, Anggun sebelah utara," papar Naraya.

Rizky dan Anggun pun manggut-manggut tanda mengerti. Penjelasan Naraya dirasa sudah cukup jelas untuk saat ini. Nantinya toh akan kembali saling berkoordinasi jika hal-hal dalam perundingan mereka ternyata menemui kendala di lapangan nanti.

"Eh, The Heal udah ada di depan. Anggun langsung ke ruang tunggu mereka, Rizky langsung ke backstage dan gue bakal stand by di depan panggung," pungkas Naraya setelah dirinya mendapat pesan bahwa The Heal sudah tiba di lokasi konser.

***

Konser The Heal sudah berlangsung sekitar satu jam. Sekarang mereka sedang istirahat untuk perform selanjutnya.

Setelah melihat penampilan megah band yang sangat dia kagumi, Naraya sedikit bersyukur diberi tugas ini. Ya, hanya sedikit.

Kalau saja hubungannya dengan Aksa baik-baik saja. Mungkin Naraya akan sangat menikmati pekerjaan ini. Siapa coba yang tidak suka dengan pekerjaan yang bisa mendekatkan dirinya dengan sang idola?

Rasa syukur Naraya yang tersisa tinggal sedikit itu setidaknya disebabkan karena dirinya bisa menyaksikan lagu-lagu kesukaannya dengan jarak yang sangat dekat, bahkan tanpa berdesak-desakan dengan penonton yang lain.

Selama dua tahun begitu mengidolakan The Heal, Naraya hanya sekali diberi kesempatan untuk merasakan euphoria konser The Heal. Itu pun berkat ajakan Mas Tirta. Dan sekarang, dia kembali menyaksikan konser The Heal, tapi bukan sebagai penonton, melainkan seseorang yang sedang bekerja untuk mengabadikan setiap momen konser ini.

Lamunan Naraya terpaksa buyar dengan seruan MC di atas panggung yang mengatakan bahwa penampilan selanjutnya akan dimulai. Naraya pun kembali ke backstage untuk pengambilan gambar di sana lagi. Meskipun cukup melelahkan, tapi Naraya tetap menikmatinya.

***

"Argh!!!" pekik Aksa begitu dirinya bangun dari tidurnya.

"Ngapain lo berdua di kamar gue?!" sentak Aksa kepada dua gadis yang tengah mengatur posisi kamera di kamarnya.

Naraya hanya melempar pandang malas ke arah laki-laki yang topless di atas ranjang itu. Sementara Anggun hanya terkekeh kecil melihat reaksi Aksa saat mendapati mereka sudah masuk ke kamar hotelnya.

"Heh! Lo berdua punya mulut, kan? Kenapa nggak jawab pertanyaan gue? Ngapain lo berdua di kamar gue sepagi ini?!" seru Aksa lagi dengan nada bicara yang tidak santai.

Naraya mendengus dan langsung melempar kaos hitam yang tergeletak di lantai dekat kakinya. Aksa menggeram kesal karena lemparan Naraya itu tepat mengenai wajahnya.

"Lo buta? Gue mau ambil gambar, bego! Mending lo siap-siap, deh, biar hasil gambar gue bisa lebih bermanfaat daripada hanya menyoroti orang yang ngorok doang," balas Naraya sembari menyandarkan tubuhnya di nakas panjang yang tidak jauh dari kasur.

"Lo kok ngatur-ngatur gue mau ngapain, sih? Lagian lo berdua kok nggak sopan banget main masuk-masuk ke kamar orang lain?" ketus Aksa tidak mau kalah.

Naraya mengibaskan tangannya di udara. Dia kembali menegakkan tubuhnya.

"Terserah lo, deh, mau ngapain. Kameranya bakal gue tinggal di sini. Awal aja lo mau buat mesum di depan kamera gue," ancam Naraya sebelum dirinya mengajak Anggun keluar.

Naraya kembali menghentikan langkahnya sebelum dirinya benar-benar keluar dari kamar itu. Dia berbalik dan kembali masuk.

"Lo," tunjuk Naraya. "Pake baju yang benar kalo mau muncul di depan kamera. Mata gue sama Anggun masih suci buat ngedit video lo yang mungkin …." Naraya menjeda ucapannya sembari memandangi tubuh Aksa dengan ekspresi aneh. "Pokoknya jangan pake underwear doang kalo ada di depan kamera. Ingat, ini film dokumenter, bukan blue film," lanjut Naraya dan langsung beranjak keluar dari kamar tersebut.