webnovel

Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed

Sinopsis Sebagai pria bangsawan dengan gelar ksatria pedang agung yang cukup disegani pada banyak medan pertempuran, Lorant sering menjadi bahan pembicaraan gadis-gadis bangsawan. Wajahnya yang memiliki tulang rahang tegas, dengan hidung bagaikan terpahat sempurna yang memisahkan kedua mata coklat setajam elang berbingkai alis berbentuk golok tebal, membuatnya sangat berkharisma. Tubuh atletisnya yang dipenuhi guratan luka akibat perang, justru semakin membuatnya terlihat gagah. Bahkan para gadis sering membual bahwa dia tahu berapa jumlah bekas luka yang ada di tubuh Lorant, untuk menimbulkan asumsi bahwa dirinya cukup intim dengan Lorant. Tetapi Lorant justru mencintai Benca, gadis biasa yang tinggal terisolir di tepi hutan selama delapanbelas tahun. Hubungan cinta mereka menghasilkan dua orang anak kembar, Lovisa dan Edvin. Lorant tidak menyangka kisah cintanya bersama Benca merupakan awal perjuangan panjang dan pertarungan mental yang kerap membuatnya frustasi. Selain harus menghadapi kecemburuan Ivett, wanita bangsawan yang telah dijodohkan dengannya dan berusaha mati-matian untuk melenyapkan Benca dengan cara apapun, Lorant juga harus menerima kenyataan, bahwa Benca adalah putri kandung dari bibinya sendiri, seorang wanita bangsawan kelas atas penganut satanisme yang sering melakukan ritual berupa mandi darah perawan, dan telah menculik Lovisa, untuk dijadikan korban ritual. Dengan segala kemampuannya, Lorant berusaha melindungi dua wanita yang paling dicintai dalam hidupnya dari cengkraman bibi sekaligus ibu mertuanya yang haus darah.

Risa Bluesaphier · ย้อนยุค
Not enough ratings
119 Chs

23. Ritual Rahasia di Bulan Purnama, 15 Oktober 1591

Tepat dini hari pukul 00, semua telah hadir di ruangan bawah tanah dengan penerangan terbatas yang sangat temaram. Di sudut ruangan terdapat sebuah bak mandi dengan tiang pancang di ujungnya. Disamping bak mandi, terdapat sebuah meja besar, dimana seorang gadis muda dengan mulut terikat kain serta luka sayat di tangan dan kakinya, tergeletak lemah tak berdaya.

Ujvari mulai mengangkat gadis itu, mengikatnya di tiang, di atas bak mandi. Setelahnya Dorka membacakan mantra pada gadis itu. Masing-masing yang hadir mulai melucuti pakaian mereka, dan saling menyentuh satu sama lain, sesaat kemudian suasana semakin memanas. Suasana senyap hanya ditingkahi dengan suara Dorka yang terus saja membaca mantera perlahan, sementara gadis yang tergantung terbelalak ketakutan sambil menahan sakit di tubuhnya yang polos penuh sayatan.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com