Borgol di pergelangan tangannya terlalu ketat untuk dilepaskan, dan pria di belakangnya mungkin bisa jadi prospek, tapi dia jelas tahu apa yang dia lakukan.
Pintu terbuka, dan Eli kembali ke lorong yang penuh dengan kamar yang hanya berisi kasur. Dengan pikirannya yang kacau, dia melihat dua wanita yang sedang bermesraan di salah satu dinding. Tetapi ketika calon pelanggan itu meraih bahunya dan memaksa Eli untuk berjalan melewati pasangan itu, perasaan malapetaka perlahan tapi pasti menetap di perut Eli.
Alih-alih kembali ke aula konser, calon pelanggan itu malah menendang pintu koridor yang terang benderang dengan poster di dinding. Dia membawa Eli ke sebuah ruangan di ujung di mana musik dikombinasikan dengan tawa dan percakapan yang hidup. Namun terlepas dari suasana gembira, setiap langkah ke arah itu membuat lutut Eli lebih lembut.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com