"Selamat siang, Bu Raisa," Lagi-lagi Rasty menebarkan senyuman manis dan suara ramahnya kepada Raisa. Meskipun itu semua hanya terpaksa.
Dan Raisa pun segera menyambut sapaan Rasty.
"Selamat siang, Bu Rasty," sahut Raisa.
Lalu Rasty pun kembali menebarkan senyumannya, seolah tidak terjadi apa pun.
Tapi entah mengapa Raisa merasa ada yang aneh dengan Rasty.
Dia memandangi Rasty yang terus berjalan menuju kelas itu.
"Masa iya, dia pelakuanya? Lalu untuk apa dia membongkar makam adikku?" gumam Raisa yang masih bertanya-tanya.
Dengan perasaan penasaranya Raisa duduk di atas bangku kerjanya.
"Aku masih bingung, kalau pun dia sengaja menggali makam adikku lalu untuk apa dia melakukannya? Gak masuk akal!"
Raisa kembali meraih mouse komputernya lalu mengotak-atik komputernya, dan dalam sekejap dia teringat dengan suatu hal.
Yaitu tentang Rasty yang tidak lagi risau dengan teror dari hantu Eliza.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com