Karina masih memutar otak untuk mencari cara menyingkirkan Yuni.
Karna baginya Yuni semakin mempersulit hari-harinya.
Yuni sudah membuat dia tidak leluasa untuk menghabisi Mentari.
"Apa aku menyuruh preman saja ya, untuk mencelakai dia?"
Lalu dari luar kamarnya, terdengar seseorang mengetuk pintu.
Tok tok tok!
Ceklek!
"Ada apa, Sandra?"
"Ma, aku bosan di kamar, ayo kita keluar," ringik Sandra.
"Tapi apa kamu sudah mendingan?" tanya Karina.
"Sudah, Ma. Aku sudah baik-baik saja,"
"Yasudah kalau begitu, kamu siap-siap saja, nanti biar Mama antarkan kamu pergi,"
"Beneran, Ma?"
"Iya, beneran dong, lagian Mama juga pusing berada di rumah, Mama ingin cari angin,"
"Ok, kalau gitu tungguin ya, Ma!"
"Iya, Sandra!"
Sandra pun tampak sangat bahagia dia mulai memilih-milih pakaian yang akan dia kenakan.
Dan dia melihat sebuah dress warna merah jambu, yang selama ini menjadi baju kesayangannya.
Lalu Sandra meraihnya, dan hendak memakainya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com