"Tuan Duke, dia adalah..."
"Adalah...."
"Mmm, bagaimana mengatakannya secara halus, Ahh, benar, dia pria yang bodoh." jawab Freya dengan nada polos.
"Huh?" Sophie menatap Freya di depannya dengan tidak percaya.
Bodoh? Tuan Duke, bodoh?!
Lalu bagaimana rencana itu bisa terlaksana !!
Freya yang melihat wajah aneh Sophie tiba-tiba berkata, "Bodoh disini adalah dia merupakan sosok yang akan melakukan apapun demi keluarganya."
"My Lady, pertanyaan Anda sebenarnya terlalu berat untuk saya katakan lagi. Jika Anda ingin tahu lebih banyak, maka amati saja Tuan Duke secara mandiri?"
"Lagipula, saya hanyalah seorang pelayan yang bahkan tidak terlalu tahu tentang Tuanku Duke."
Bohong! Kau pasti bohong!
Apakah ada seorang pelayan yang akan berani mengatakan Majikannya dengan kata-kata bodoh di hadapan "pasangannya" meskipun dalam nama!
Jelas kau bukan pelayan biasa!
"Itu, maaf, tapi Freya, aku sejujurnya penasaran..." Sophie menarik nafas dan berkata, "Jika aku tidak salah, Tuan Duke sebenarnya menghilang sejak lama..."
"My Lady, itu tidak benar."
Freya menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tuan Duke sebenarnya pernah kesini beberapa kali. Meskipun pada saat itu dia hanyalah seorang anak laki-laki berusia 9 tahun."
"Waktu itu, saya hanyalah seorang pelayan langsung dibawah Kakek dan Nenek Tuan Duke, jadi saya tahu masalah ini."
Sophie kebingungan, "Bukankah ada kekosongan pemerintahan di wilayah Duodere selama itu?"
"Karena My Lady akan menjadi keluarga kami, saya tidak keberatan mengatakan ini."
"Kakek Tuan Duke belum meninggal Dunia, dan dia selalu menjabat sebagai Kepala Keluarga kami sebelum akhirnya Tuan Samael mengambil alih. Selama waktu ini, dialah yang menjaga keluarga ini."
"Kakek? Lalu dimana Ayah Tuan Duke?"
Freya masih tidak tergesa-gesa dalam kebohongan halusnya ini, "Ayah Tuan Duke meninggal tidak lama setelah keluarga utama keluar dari Inggris. Sekarang akhirnya Tuan Samael sudah kembali."
"Apa?! Keluar dari Inggris? Ahh, benar, waktu itu Inggris tidak terlalu ketat dalam hal ini. Tapi sekarang, satu langkah ingin keluar maka mati..."
Sophie benar-benar tidak senang dengan acara perebutan tahta bodoh ini, karena para pengeran ini benar-benar seenaknya sendiri!
Bahkan bagi orang-orang Inggris asli, itu benar-benar tertekan!
Freya mengangguk, dan di mata Sophie, dia melihat bahwa wajah dingin dan acuh tak acuh Freya sedikit meleleh saat mengatakan kalimat berikutnya...
"Tuan Duke di mataku adalah orang yang bodoh, sama seperti Kakek Tuan Duke dan Ayah Tuan Duke."
"Keluarga kami...maksud saya Keluarga Tuan Duke memiliki ikatan kekeluargaan yang sangat kuat."
"Tapi My Lady, Tuan Duke yang sekarang adalah orang yang sangat cakap dan Anda harus mempercayai fakta ini. Dia baik hati, pengertian, dan yang pasti Anda sangat beruntung bisa menjadi pendampingnya."
Sophie tertawa kosong tapi dalam hatinya dia merasa sedih.
Jika dia benar-benar pendamping Tuan Duke, itu bagus. Tapi aslinya, dia dan Samael hanya memiliki hubungan yang mungkin saling menguntungkan?
"Aku, hanya berharap bahwa Tuan Duke adalah orang yang menjunjung tinggi kemanusiaan, keadilan, dan yang pasti, dia tidak bisa menyakiti warganya sendiri."
"Kau tahu Freya, aku, aku sangat mengangumi cerita ksatria...dan aku sangat ingin Inggris...terbebas seperti dulu!"
"Lagipula, aku adalah orang yang bahkan tidak tahu siapa ayahku. Darahku, mungkin bisa kau sebut, kotor?"
"Ibuku adalah seorang pelacur...Tapi aku masih berharap bahwa Inggris tidak akan hancur karena kebodohan orang-orang di Istana."
Dengan mata mengenang, Sophie tersenyum indah: "Jika, Tuan Duke memang seperti yang kau katakan...kuharap dia bisa mewujudkan apa yang kuinginkan!"
"Apakah Anda ingin memanfaatkan Tuan Duke?" kalimat Freya sedikit lebih tajam.
Sophie hanya terdiam, dan Freya juga terdiam.
Sophie benar-benar merasa bahwa dia mungkin memanfaatkan Samael, ini faktanya bukan?
Adapun Freya, dia terdiam karena dia sedang berpikir, mungkin ini alasan keduanya bersama?
Dia juga masih bertanya-tanya, apa sih hubungan kedua orang ini? Kapan mereka bertemu? Dan kenapa itu semua terjadi secara tiba-tiba?
Freya bahkan masih ingat percakapan dengan Samael tadi di mobil, mengenai Samael yang benar-benar ingin membebaskan Inggris dan bahkan menjadi seorang Raja!
Mungkinkah, ini ada kaitannya dengan kebersamaan dalam ideologi?
Jika ini benar, maka...
"My Lady..."
"Ya?"
Freya berdiri dan air segera melonjak keluar dari kolam dibawah gerakan sensual tidak sengaja ini.
Mata merah Freya yang acuh tak acuh terlihat sedikit menakutkan bagi Sophie, tapi dia masih menahan diri dan terus menatapnya.
"Saya tidak akan terlalu mempengaruhi urusan antara Anda dan Tuan Duke. Karena saya tidak memiliki hak disini."
"Intrik, aku sudah lama melihatnya. Jika Anda dan Tuan Duke memang memiliki sedikit kesepakatan, saya tidak akan melawan atau bahkan menghalangi."
"Tapi jika apa yang Anda inginkan membahayakan dirinya dan bahkan keluarga ini, perhatikan konsekuensinya!"
Setelah mengatakan itu, Freya pergi dari kolam, dan setelah membungkuk sedikit pada Sophie dia pergi sembari membawa pakaian maidnya.
"Silahkan nikmati momen sendiri Anda, My Lady."
Itulah kata-kata terakhir dari Freya....
Di ruangan itu, hanya tersisa Sophie sendiri yang menghela nafas panjang sembari berbaring malas ke dinding kolam.
"Pelayan? Apakah kau benar-benar pelayan? Jangan bodoh, aku sendiri adalah pelayan, dan aku bahkan tidak tahu urusan Baron."
"Freya, hanya Freya? Bahkan aku sendiri memiliki nama keluarga, budak juga punya...Lalu kenapa kau tidak?"
"Apa yang kau sembunyikan?"
Sophie mengerutkan keningnya dan mengenggam erat kedua tangannya, "Aku mungkin salah karena melakukan ini, tapi pasti akan ada pengorbanan untuk memenuhi hasil yang pasti!"
"Aku memanfaatkan Tuan Duke, dan mungkin...mungkin..." Membelai kedua dada besarnya, Sophie berbisik: "Mungkin, hanya tubuh ini bayarannya?"
"Tapi yang pasti Freya, bahkan jika itu kau, aku tidak akan menyerah dalam kesempatan yang diberikan oleh Peri Danau!"
"Apakah kau musuh atau tidak, tapi aku tidak akan kalah dalam masalah ini!"
Disaat Sophie bersemangat, dia tiba-tiba teringat: "Tapi, Ughh....Bagaimana, aku bisa pergi dari tempat ini?"
"Uuuu...Pakaianku diambil oleh pelayan-pelayan tadi !!! Halooo...Apakah ada orang?!"
"Uuuuuuu...."
....
Di sisi Samael, entah berapa lama waktu berlalu, dia tiba-tiba mengangkat kepalanya dan mengambil kacamata yang terpasang di matanya.
"Freya, apakah ada masalah?" Samael mengatakan ini sembari memijat pahanya.
Melihat Freya yang membungkuk setelah menutup pintu, dia berkata: "Tuan Duke, waktunya makan malam."
"Ugh, Ahhh..." Melihat tumpukan buku disampingnya, Samael berbisik: "Ternyata menjadi kutu buku itu lumayan..."
"Tuan Duke."
"Ohh, aku tahu." Samael menghela nafas, berdiri dan meregangkan tubuhnya sebelum akhirnya pergi.
Setelah membuka pintu, dua sosok ini pergi menuju Ruang Makan. Samael di depan dan Freya ada disamping belakang.
Hanya saja...
"Freya, kenapa aku merasa kau selalu melihatku?"
"Hanya imajinasi Anda Tuanku."
"Lalu kenapa aku merasa jalanmu sedikit lebih dekat denganku?"
"Apakah begitu? Saya rasa tidak."
"..." Samael berhenti dan menatap Freya, "Katakan, apa yang terjadi?"
Freya mengangkat kepalanya menatao mata biru indah itu, dan bertanya: "Apakah perlu bagi Anda untuk mencari tahu masalah saya?"
"Saya hanya pelayan."