Olivia menatap Lasagna di tangan Samael dan tanpa sadar dia meneguk air liurnya.
Tidak mungkin bagi Olivia menahan godaan dari harum masakan ini!
"Mau mencobanya?" tanya Samael sambil tersenyum nakal pada Olivia.
Olivia menggertakkan giginya, mengambil garpu dan sendok, memotong sedikit Lasagna, lalu memakannya!
"Umm !!!!!!!!!" Tubuh Olivia bergetar dan Samael yang melihat ini sudah menyiapkan Ponsel sakral miliknya.
Yah, sakral....
"Enak!" Olivia menutup matanya dan merasakan semua rasa dalam Lasagna itu.
Meskipun bukan ahli pencicip masakan, sebagai seseorang yang suka memasak, Olivia masih bisa dikatakan agak terlatih dalam mencicipi.
'Rasa saus dalam. keduanya saling melengkapi satu sama lain! Tidak seperti Lasagna biasa yang bertabrakan dari kedua rasa sausnya, saus ini sangat enak!'
'Tapi apa ini? Kenapa rasa kulit Lasagna yang berlapis ini bisa sangat kaya?! Bukankah ini hanya dari Kulit Lasagna di Supermarket?!'
'Selain itu, rasa dagingnya tidak hambar dan tidak terlalu monoton! Pedas...gurih....dan...kaldu ayam?'
"Ada kaldu ayam?!" Olivia berteriak saat membuka matanya.
Tapi dia melihat sesuatu yang tidak termaafkan saat ini. Yaitu Samael yang selalu bergerak aneh sambil memegang ponselnya!
"Oh? Sudah sadar? Terlalu cepat! Sayang sekali~~" Samael tersenyum lebar sambil menatap Olivia dengan panas.
Olivia yang melihat ini mengikuti jejak arah mata Samael berada dan.....
"Monyet Estrus! Apa kau sudah puas ?!" Kata Olivia dengan dingin sambil menutupi kedua payudara besarnya dengan satu tangan.
Benar!
Sama seperti kejadian Queena, efek [Penghancur Pakaian] masih berpengaruh pada Olivia!
Sebab itulah, Samael bergerak aneh sambil memegang ponselnya tadi!
"Yah~~Ini harta yang hebat. Karena itu, aku menyimpannya di ponsel saklar milikku!" Kata Samael dengan serius.
Tapi yang aneh, Olivia meskipun memerah, tidak terlalu berlebihan ekspresi terkejutnya.
Dia hanya menutupi kedua payudaranya yang terhalang Bra dengan satu tangannya, adapun bagian bawah yang juga robek, sayangnya terhalang oleh meja. Jadi hanya bagian belakang yang bisa dilihat oleh Samael.
Jika itu Tivana atau Olivia, mereka akan segera mengutuk Samael dan pergi langsung ke kamar mereka untuk berganti pakaian!
"Jadi, apa ada masalah dengan kaldu ayam?" Samael mengalihkan topik.
Olivia hanya mendengus kesal dan berkata: "Kenapa aku merasakan kaldu ayam dalam Lasagna ini?"
"No Comment." Samael hanya menjawab itu.
Bagaimanapun, Samael hanya berimprovisasi sedikiy dalam memasak tadi.
Dengan lidahnya yang sensitive, dia merasa bahwa dengan digambah kaldu ayam pada perendaman daging cincang, rasanya akan lebih enak.
Karena Samael tidak bisa menjelaskan alasan masuk akal selain [Percobaan] pada Olivia, jadilah jawaban "No Comment" tadi.
"Tapi rasanya enak?" Samael bertanya, yang mana Okivia hanya diam dan tidak menjawab.
"Enak, atau tidak enak?" Samael mengambil piring didepan Olivia yang menbuatnya segera bereaksi untuk mengambilnya.
Sayangnya, kecepatan Samael lebih cepat...
"Enak, atau tidak? ~~" Olivia menggigit bibirnya dan menatap Samael dengan marah.
Pemandangan ini diabadikan di ponsel saktalnya lagi.
Tidak mungkin, keindahan gunung es yang marah sambil memerah itu langka!
"E....nak...."
"Eh? Apa? Aku tidak mendengarnya~" Samael menggodanya.
"Aku bilang, enak! Karena itu berikan padaku !!!" Mendengar ini, Samael memberikan piring itu dan membiarkan Olivia memuaskan rasa laparnya.
Meskipun kecepatan makannya cepat, seperti yang pepatah bilang "Apapun yang dilakukan orang cantik akan tetap cantik. Sebaliknya, apapun yang dilakukan oleh orang jelek akan tetap jelek."
Arti dalam pepatah ini ada dua macam. Yang pertama mengacu pada kecantikan serta ketampanan. Sedangkan yang kedua mengacu pada Kebaikan dan Kejahatan.
Tentu saja, Samael saat ini mengacu pada yang pertama dalam kesannya melihat Olivia~~
"Makan perlahan, aku akan pergi mengambil minuman." Samael pergi ke dapur menuju kulkas dan mengambil dua botol Diet Cola.
Saat kembali ke ruang makan, Samael yang sedang minum Diet Cola langsung terheran melihat satu piring kosong di meja.
"Mana bagianku?"
"..."
"Kau tidak memakan....semuanya bukan?"
"....Kucingku memakan bagian milikmu." kata Olivia dengan tenang sambil menatap mata Samael dengan ringan.
Mulut Samael berkedut mendengar ini: 'Hantu sekali lagi akan percaya dengan kata-katamu?!'
'Selain itu, aku tidak melihat satu kucingpun di rumah ini! Dipastikan kucing juga akan sial jika ada di rumah ini !!!!'
"Apa? Kau tidak puas?" Olivia berkata dengan dingin.
'Aku lagi yang disalahkan?!' Samael sekali lagi mengerti keegoisan wanita.
"Lupakan, aku akan memakan masakanmu. Juga, pakailah pakaian yang baru, meskipun itu pemandangan bagiku, aku yakin kau tidak suka jika aku melihatnya terus."
"Tentu saja, tubuh anggun dan sexy ini bisa dilihat oleh monyet estrus sepertimu, kau harus berterima kasih." Olivia bangkit dan segera berjalan menuju kamarnya.
Mengamati bagian belakang Olivia yang bergelombang, Samael harus mengakui bahwa sosok Tivana kalah dengan Olivia.
Menggelengkan kepalanya, Samael mulai memakan makanan milik Olivia.
Tapi beberapa menit kemudian, ponsel di meja berbunyi yang membuat Samael penasaran, siapa itu.
Saat membuka layar pembuka di ponsel, pemberitahuan disana membuat Samael tersenyum sangat lebar!
[Tuan Rumah telah mendapatkan pesanan, apakah akan menerimanya?]