webnovel

Seseorang Yang Begitu Peduli

Jaehyuk melirik jam di tangan kirinya. Dia bernapas lega sebab tidak terlambat untuk pergi ke kafe. Karena semalam dia lembur untuk menyusun skripsi kuliahnya. Sebenarnya dia sedikit tidak enak badan pagi ini, tapi karena mengingat selama ini kafe selalu ramai apalagi berkat dirinya, ia menjadi tidak enak untuk absen bekerja.

Ia memandang jalanan dari jendela bus di sebelah kirinya, lalu saat bus berhenti untuk menaikkan penumpang dia melihat sosok orang yang dikenalnya yaitu Mila sedang naik ke dalam bus.

"Noo-- na," panggilannya melemah saat ia juga melihat Bara naik di belakang Mila.

Jaehyuk kembali duduk di kursinya dan mengurungkan niatnya untuk menyapa Mila. Entah kenapa ia sangat kesal melihat mereka seperti itu. Dia benar benar tidak menyukai sebuah penghiatan seperti yang mereka lakukan saat ini.

Tanpa disadari hatinya seperti teriris jika mengingat kejadian yang ia lihat beberapa hari silam antara Mila dan Bara. Bukan karena apa, melainkan dia bisa merasakan bagaimana perasaan suami Mila saat ini.

Ingatannya kembali melayang beberapa tahun silam. Saat ia belum lama kuliah di Indonesia. Dia pernah menyukai seorang gadis yang nampak sederhana tapi begitu manis hingga membuat Jaehyuk jatuh hati padanya.

Mereka sempat menjalin hubungan beberapa bulan, sampai saat suatu hari gadis itu mengatakan jika dirinya hamil karena lelaki lain.

Bagai disambar petir di siang hari, rasanya ia tidak ingin mempercayai hal tersebut. Bagaimana mungkin gadis yang ia anggap begitu manis dan polos melakukan hal itu di belakangnya?

Apa salahnya? Apa kekurangannya? Jaehyuk tidak mampu mencerna kejadian yang menimpanya saat itu. Hingga sampai sekarang dia masih enggan untuk berhubungan dengan wanita lagi. Rasanya sulit bagi dirinya untuk percaya lagi terhadap wanita.

Mengenai gadis itu? Dia tidak pernah melihatnya lagi di kampus setelah ia mengungkapkan hal itu padanya. Itulah sebabnya dia sangat membenci sebuah penghianatan.

Jaehyuk kembali mengamati Mila dan Bara yang asyik bercanda. Mereka tentu tidak melihat kehadirannya yang duduk jauh di belakang karena merasa dunia hanya milik mereka berdua.

Sampai saat bus berhenti dan Mila turun bersama dengan Bara. Membuat Jaehyuk menjadi malas bekerja hari ini. Dia melewatkan pemberhentiannya dan tetap di dalam bus tanpa tujuan yang pasti.

Sebelumnya dia sempat mengirimkan pesan kepada Sinta jika dirinya tidak bisa masuk kerja hari ini karena sakit mata. Matanya memang benar benar sakit setelah melihat Mila yang semakin dekat dengan Bara hari ini.

Dia memilih untuk kembali ke kamar kosnya untuk istirahat.

"Kok udah pulang?" tanya ibu kos yang saat itu baru saja selesai memasak.

"Iya saya tidak enak badan bu, hmmm, baunya sangat enak," puji Jaehyuk pada masakan ibu kosnya tersebut.

"Kalau begitu makanlah dulu lalu setelah itu kamu bisa istirahat."

"Nanti aja bu, saya mau langsung tidur."

"Baiklah, semoga cepat sembuh ya,"

Jaehyuk lalu masuk ke dalam kamarnya. Meninggalkan ibu kos yang sudah seperti ibunya sendiri. Karena beliau selalu bersikap baik terhadapnya membuat dirinya merasa betah tinggal di sana.

Namun baru beberapa menit Jaehyuk memejamkan mata, tapi suara ketukan dari luar pintu kamarnya terpaksa membuatnya terbangun.

Ia berjalan malas menuju pintu dan membukanya.

"Ada perempuan cari kamu. Pacarmu ya?" goda ibu kos pada Jaehyuk.

"Ah yang benar aja, saya kan gak punya pacar," kekeh Jaehyuk lalu keluar menuju teras untuk menemui tamunya.

"Noona, kenapa apa di sini?" tanya Jaehyuk setelah melihat Mila yang sedang duduk di teras rumah kosnya. Ia menghampiri wanita itu dan duduk di kursi sebelahnya.

"Aku denger kamu sakit, jadi aku mau jeguk kamu," jawab Mila.

"Bukan buat memastikan aku bohong atau enggak?"

"Tentu aja enggak! Kenapa kamu berpikiran kayak gitu?"

"Aku cuma mengira ngira aja."

"Hmm tapi kamu bilang, kamu sakit mata. Tapi aku rasa mata kamu gak kenapa-kenapa," guman Mila sambil memperhatikan mata Jaehyuk dengan saksama membuat yang ditatap menjadi salah tingkah.

"A-- aku gak bohong kok. Ini memang bener sakit. Cuma gak bisa dilihat dengan mata telanjang," sangkal Jaehyuk.

"Terus mesti pakai apa? Mata batin?" sahut Mila.

"Bukan begitu juga," jawab Jaehyuk lalu berdiri dari tempat duduknya.

"Kalau gak ada yang perlu noona bicarain lagi, aku mau kembali istirahat," ucap Jaehyuk tanpa memandang ke arah Mila.

"Jadi kamu ngusir aku?!"

"Maaf, tapi iya."

Mila lalu mendengus kesal karena ia sudah jauh-jauh ke sana. Namun Jaehyuk malah mengusirnya. Dia semakin merasa jika lelaki itu sudah banyak berubah padanya.

"Baiklah kalau begitu, aku bakalan pergi. Kamu istirahat aja. Dan aku harap besok kamu udah masuk kerja ya," tutur Mila lalu mengambil tas nya dan berniat pergi dari rumah kos itu.

Namun baru sampai depan pagar, langkahnya terhenti ketika Jaehyuk memanggilnya.

"Noona tunggu!"

Mila membalikkan tubuhnya dan sudah melihat Jaehyuk di depan wajahnya.

"Apa bisa noona berhenti buat deket sama Bara?"

Mila memiringkan kepalanya mendengar pertanyaan dari Jaehyuk. Sekarang ia tahu penyebab kenapa lelaki itu berubah dan terkesan menjauhi dirinya.

"Jaehyuk denger aku. Ini semua gak kayak yang kamu pikir," sangkal Mila. Dia tidak ingin orang lain mengetahui perasaan terlarangnya terhadap Bara.

"Aku dan Bara cuma.."

"Aku lihat apa yang noona lakuin di toilet sama Bara," potong Jaehyuk membuat lidah Mila kelu dan tidak mampu meneruskan kata katanya.

"Kamu serius?" tanya Mila memastikan hal tersebut. Dan Jaehyuk hanya mengangguk membuat Mila gugup dan malu berhadapan dengannya.

"Sebelum semuanya terlambat aku harap noona segera mengakhiri hubungan noona sama Bara."

"Mengakhiri? Aku bahkan belum memulai hubungan apa apa sama dia," batin Mila.

"Kamu gak tahu apa apa tentang apa yang aku rasain Jaehyuk," ungkap Mila lemah.

"Aku emang gak tahu gimana perasaan noona, tapi ini jelas sesuatu yang gak bener. Aku gak mau-- nantinya noona bakalan terluka dan menyesal."

Mata Mila terasa basah saat mendengar perkataan dari Jaehyuk. Dia tahu lelaki ini begitu peduli padanya. Tapi ia sendiri tidak mengerti kenapa dia tidak bisa menjauh dari Bara.

Jika Mila mau, sudah sejak kejadian di rumah sakit dulu Mila marah dengannya. Tapi kenyataannya ia sendirilah yang membawa dirinya semakin dalam terperangkap dalam perasaannya terhadap lelaki itu.

"Maafin aku Jaehyuk," lirih Mila.

"Buat apa noona minta maaf? Jangan bilang kalau noona--"

"Bener, aku gak bisa memenuhi permintaan kamu buat menjauh dari Bara. Aku masih menikmati perasaan ini."

Jaehyuk tak bisa berkata apa apa lagi. Setidaknya dia sudah berusaha menyadarkan Mila meskipun hal itu sia sia. Memang tidak ada orang yang bisa mencegah saat seseorang sedang jatuh cinta.

"Aku bakalan memerima semua konsekuensinya nanti," ucap Mila lalu pergi meninggalkan Jaehyuk yang masih berdiri mematung di depan pintu halaman.