Bian masih ingat bagaimana tatapan para lelaki saat melihat Zalina memamerkan tubuhnya di atas panggung tadi. Beberapa dari mereka menelan ludahnya, beberapa lain melongo tanpa sanggup berkedip dan sisanya terus memandangi setiap inci dari pergerakan tubuh Zalina.
Bian sudah merasa sangat terganggu selama Zalina menjadi model di acara tadi. Sekarang Bian lebih terganggu lagi karena seorang pria dengan berani mendekati Zalina dan menawarkan untuk mengantarnya pulang.
"Makasih, mas. Saya bisa pulang naik taksi, kok," kata Zalina menolak.
"Eh, jangan. Nanti diculik sama sopir taksinya, loh!" kata si ketua panitia yang bernama Steve itu terus memaksa.
"Ya gak lah, Mas..."jawab Zalina seadanya. Sejujurnya ia sudah malas menanggapi.
"Kenapa nggak. Bisa aja, loh. Kan sopir taksi juga manusia," kata Steve terus memaksa.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com