Dulu pada tahun 1940, Dinda adalah seorang gadis Desa Henggar berlokasi di dataran tinggi kota kembang. Waktu itu, dia baru menginjak usia tujuh belas tahun. Setiap bangun pagi, dia selalu membantu orang tuanya menimba air di sumur. Selesai menimba sumur, dia duduk pada sebuah kursi panjang terbuat dari bambu. Kedua orang tuanya, bekerja di perkebunan teh milik Voldi Van Holland, tak jauh dari perkampungannya.
"Sudah selesai menimba air nak?" Tanya Surti, ibunya Dinda.
"Sudah bu," jawabnya dengan santai.
Sinar mentari baru terbangun dari tidurnya, angin pagi mulai berhembus, suhu dingin khas pegunungan mulai dia rasakan. Gadis itu menikmati suasana di pagi hari, sembari memakan singkong rebus tepat di sampingnya. Ingin rasanya, dia bisa menikmati makanan enak layaknya para orang Belanda itu, namun apa dayanya pribumi seperti dirinya. Boro-boro makan enak, menikmati singkong pun sudah bersyukur.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com